WAGHETE, ODIYAIWUU.com — Naftali Yogi, S.Sos, Bupati Kabupaten Paniai periode 2007-2012 meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, kota Provinsi Papua Tengah, Rabu (23/11) pukul 02.00 WIT.
Berpulangnya mantan orang nomor satu Paniai itu tak sekadar meninggalkan duka bagi keluarga besar, pemerintah, dan masyarakat setempat tetapi juga tokoh Meepago dan para sahabat. Mereka mengenang Almarhum sebagai sosok pemimpin sederhana dan panutan.
“Selama menjabat Bupati Paniai bersama Wakil Bupati Derek Pakage memimpin Paniai, beliau berhasil menjadikan Intan Jaya dan Deiyai sebagai daerah otonom baru kabupaten di wilayah Papua Tengah,” ujar tokoh masyarakat Papua Tengah Natalis Edowai kepada Odiyaiwuu.com dari Waghete, kota Kabupaten Deiyai, Papua Tengah, Rabu (23/11).
Menurut Natalis, tokoh muda asal Deiyai yang juga Pelaksana Tugas Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Deiyai, Intan Jaya dan Deiyai merupakan dua kabupaten di wilayah Meepago (Papua Tengah) yang dimekarkan serentak era Bupati Naftali dan wakilnya Pakage. Kehadiran dua kabupaten itu adalah warisan, legasi Almarhum Naftali Yogi.
“Beliau sungguh seorang bupati bertangan dingin dan pemimpin sederhana di masanya. Beliau sosok panutan tak hanya bagi keluarga besar namun kami generasi muda. Di masa hidup, beliau selalu dan setia mendorong keluarga-keluarga agar memahami pendidikan sebagai kebutuhan sehingga anak-anak mereka harus sekolah dan kuliah, belajar rajin agar berilmu, rendah hati sehingga kelak menjadi pemimpin,” lanjut Natalis.
Selain itu, di mata Natalis, selama memimpin Paniai Almarhum Naftali dikenal sebagai bupati sederhana, pekerja keras, murah senyum sehingga selalu jadi panutan. Saat menjadi Bupati Paniai, beliau mampu meyakinkan Jakarta untuk memekarkan Intan Jaya dan Deiyai menjadi kabupaten baru dalam waktu bersamaan.
“Sesuatu yang tentu sulit tetapi beliau membuktikan dengan bekerja menyiapkan segala sesuatu dengan hitungan agar kedua wilayah itu mandiri dan membangun sesuai kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Jasa beliau bagi masyarakat dua daerah itu sungguh sulit kami lupa,” ujar Natalis.
Saat maju sebagai calon Bupati Paniai periode berikutnya, Naftali buka suara mengapa ia memilih Hanok Herison Pigai SE mendampinginya sebagai wakil bupati demi memajukan Paniai. Yermias Degei, seorang penulis lokal menulis alasan di balik keputusan Naftali mengajak Hanok Pigai maju dalam bursa Pilbup Paniai.
“Saya memilih Hanok Herison Pigai untuk mendampingi saya sebagai calon wakil Bupati Paniai untuk mendampingi bukan karena ia punya hubungan keluarga dengan saya. Bukan juga karena selama 3 tahunia pernah menjadi sekretaris pribadi saya pada masa kepemimpinan saya yang lalu,” kata Naftali.
Menurut Naftali, banyak putra terbaik Paniai datang kepadanya (Naftali) untuk meminta menjadi calon wakilnya. Tetapi ia menolak semua. Ia merasa tidak ada yang tepat untuk maju sebagai wakil dengannya. “Melalui sebuah pergumulan dan penilaian serta pertimbangan yang matang tentang masa depan Paniai, saya memilih Hanok untuk mendampingi saya,” katanya.
Kata Naftali, Hanok adalah orang LSM yang tahu masalah orang Paniai. Ia juga tahu akan ke mana orang Paniai ke depan. Selama ini, ia bekerja dengan orang Inggris, orang Selandia Baru. Kalau ia jadi wakil bupati banyak orang luar negeri akan membantu dia untuk membangun ekonomi orang Paniai melalui Program Gerakan Masyarakat Kampung Sejahtera (Gerak). (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)