Pengurus YPMAK Kunjungan Monitoring dan Berdialog Bersama Kepala Kampung dan Tokoh Masyarakat Potowaiburu - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Pengurus YPMAK Kunjungan Monitoring dan Berdialog Bersama Kepala Kampung dan Tokoh Masyarakat Potowaiburu

Ketua Pengurus YPMAK Dr Leonardus Tumuka bersama para pengurus saat kunjungan kerja monitoring dan berdialog dengan Kepala Kampung Potowaiburu Isidorus Tenama beserta aparatur kampung, tokoh masyarakat, perempuan, pemuda, dan masyarakat di Potowaiburu, Distrik Mimika Barat Jauh, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Rabu (19/3). Foto: Stenly MB Rahaded/Odiyaiwuu.com

Loading

POTOWAIBURU, ODIYAIWUU.com — Ketua Pengurus Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) Dr Leonardus Tumuka bersama para pengurus, Rabu (19/3) melakukan kunjungan kerja monitoring dan berdialog dengan Kepala Kampung Potowaiburu Isidorus Tenama beserta aparatur kampung, tokoh masyarakat, perempuan, pemuda, dan masyarakat di Potowaiburu, Distrik Mimika Barat Jauh, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

“Dalam kunjungan kerja monitoring ini kami pengurus YPMAK berdialog dengan kepala kampung bersama aparatnya, tokoh masyarakat, dan elemen-elemen lain sekaligus melihat kondisi riil seperti masalah pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan sektor-sektor lain penunjang kebutuhan masyarakat sehingga nantinya akan dikolaborasi dengan agenda pemerintah daerah,” ujar Leo Tumuka kepada wartawan di Potowaiburu, Mimika Barat Jauh, Mimika, Papua Tengah, Rabu (19/3).

Potowaiburu merupakan kampung pertama yang disambangi dalam agenda bertajuk Kunjungan Kerja Monitoring Pengurus YPMAK dan Press Tour di Distrik Mimika Barat Jauh dan Distrik Teluk Etna, yang akan berlangsung Sabtu-Minggu (19-23/3). YPMAK adalah yayasan pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI).

Potowaiburu diakui Leo, putra asli Mimika kelahiran Timika 20 Juli 1984 dan doktor (S2) lulusan University of The Philippine, Los Baños, Laguna, Filipina, merupakan kampung pertama yang dikunjunginya sejak dipercaya sebagai Ketua Pengurus YPMAK.

“Sejak pelantikan sebagai Ketua Pengurus YPMAK, Potowaiburu merupakan kampung pertama yang saya kunjungi sebelum mengunjungi kampung-kampung lain. Pertama kali saya tiba di Potowaiburu tahun 2022,” kata Leo, lulusan Program Pascasarjana (S2) bidang Manajemen Program Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah tahun 2011.

Menurut Leo, kunjungan kerja monitoring yang melibatkan para pekerja media juga bertujuan penting untuk melihat kondisi riil Pokja seperti masalah pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lain-lain di tengah masyarakat. Dengan demikian, pihak YPMAK melalui Kelompok Kerja yayasan akan ambil bagian atau intervensi melalui berbagai program sesuai kebutuhan masyarakat melalui koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah. 

Dalam kunjungan monitoring ini, selain Leo ada juga Kepala Divisi Perencanaan Program Ekonomi YPMAK Oktovianus Jangkup, Wakil Ketua Pengurus Bidang Monev Haotje Watori. Kepala Divisi Monev Program Rkonomi Monika Maramku, Kepala Divisi Humas Yeremias Imbiri serta tim Divisi Humas, sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh pemuda suku Kamoro serta 11 media mitra YPMAK.

Sedangkan Kepala Kampung Potowaiburu Isidorus Tenama saat berlangsung pertemuan dengan pengurus YPMAK mengaku, pihaknya bersama jajaran pemerintah kampung dan masyarakat giat mengembangkan potensi yang dimiliki terutama di bidang budidaya potensi perikanan. Namun, Isidorus mengaku, masih membutuhkan dampingan dan sentuhan insentif.

“Sebagai kepala kampung saya bersama aparat dan masyarakat sudah berusaha untuk mengembangkan usaha tetapi belum tahu hasilnya seperti apa. Potowayburu punya potensi ikan sangat besar tetapi belum ada penampungan sehingga keluhan ini kami harap bisa ditindaklanjuti,” ujar Isidorus. 

Menurut Ketua Pokja Potowaiburu Urbanus Kauti, saat ini kelompok yang dipimpinnya giat melakukan pembuatan jalan dalam kampung melalui program padat karya. Selain itu, mereka melakukan pembersihan kali atau sungai agar tetap menjaga kelestarian lingkungan. Namun, Urbanus mengaku, lambatnya pencairan dana dari Pokja YPMAK kerap menjadi ganjalan dalam pelaksanaan program di kampung.

“Kendala kami adalah lambatnya pencairan dana dari Pokja. Ketika usulan kami ajukan, kami menunggu 3-5 minggu baru pencairan. Kami berharap agar setelah kami usulkan paling lambat satu minggu dana sudah bisa dicairkan,” kata Urbanus.

Urbanus mengusulkan agar mengubah sistem pembayaran proposal. Di Potowaiburu, katanya, terdapat dua kelompok binaan sehingga pihaknya berharap agar proses pencairan dana dari Pokja dilakukan masing-masing agar rencana pekerjaan yang dibuat dapat berjalan dengan baik. 

“Saya juga berharap agar Pokja harus lebih giat dan lebih maju lagi dengan programnya sehingga berkesinambungan dan berdampak lebih untuk masyarakat Potowayburu,” ujar Leo.

Menurut Leo, dana Pokja harus saling menunjang dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat Potowaiburu. Selain itu, ia meminta warga membuat usaha logistik di Potowaiburu. 

“Salah satu program saya adalah mencetak 10 orang pengusaha Kamoro dan 10 orang pengusaha Amungme. Jika dari Kampung Potowaiburu ada calon atau kandidat berniat untuk dilatih saya berharap segera didaftarkan,” ujar Leo. 

Sedangkan Deputi Pokja YPMAK Frangky Wamang mengatakan, dana untuk Pokja kampung dan distrik masing-masing disediakan Rp 300 juta.

Otto Jangkup mengaku, para pemuda terlibat langsung dalam berbagai program pemberdayaan seperti kegiatan padat karya, pembuatan perahu atau pagar rumah.

“Pokja juga merintis usaha di kampung seperti Koperasi Serba Guna atau jual beli produk untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujar Otto Jangkup. (Stenly MB Rahaded/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :