OKSIBIL, ODIYAIWUU.com — KAMIS, 1 Juni 2023, boleh jadi merupakan hari membahagiakan penuh syukur kepada Tuhan bagi seorang pemimpin dan awam Katolik Spei Yan Bidana, ST, M.Si, jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan masyarakat Pegunungan Bintang, teristimewa umat Paroki Santu Petrus Oklip dan umat Dekanat Pegunungan Bintang, Keuskupan Jayapura, Papua.
Udara pegunungan seolah merayap menyentuh sumsum. Bunyi dentang lonceng menggema dari atas bukit. Sejak pagi hari, satu persatu umat mulai berdatangan memenuhi halaman gereja kecil berdinding kayu itu.
Mereka berjalan kaki menuruni lembah, menyeberangi kali, dan menapaki bukit di tengah kepungan alam mempesona. Hujan baru saja reda. Kabut berpelan menyibakkan wajah perbukitan di sekeliling Kampung Oktem yang tampak menjulang tinggi. Seperti biasa, udara sangat dingin.
Di seberang Bandara Oklip, asap api telah mengepul tinggi. Sebagian ibu dan pemuda sejak subuh telah bergerak cepat menyiapkan barapen (bakar batu) merayakan pesta kunjungan perdana Uskup Dioses Jayapura Mgr Dr Yanuarius Theofilus Matopai You.
Hari itu, Kamis, 1 Juni 2023. Sesuai jadwal, Mgr Matopai, Uskup pertama orang asli Papua, menggelar Misa perdana bersama umat. Uskup Matopai tiba sejak Rabu (31/5) di paroki itu. Didampingi Dekan Pegunungan Bintang, RD Imanuel James Kossay, Pr, Uskup Matopai tiba dengan menggunakan pesawat Associated Mission Aviation (AMA) PK-RKE dari Paroki Iwur sekitar Pkl 10.30.
Sejam sebelumnya, Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana didampingi Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Pegunungan Bintang Gerard Octaviaen Bidana, S.Pd, MPA dan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pegunungan Bintang Yohanis Pigay, SIP sudah tiba menggunakan pesawat yang sama dari Jayapura.
“Selamat datang di kampung kami, tanah kelahiran kami, Bapa Uskup,” ujar Bupati Bidana saat menyambut Uskup Matopai yang turun dari tangga pesawat.
Harus hargai misionaris
Uskup Matopai You saat Misa perdana mengajak umat Paroki Santo Petrus Oklip setia menghargai karya para misionaris. Sebab iman mereka telah tumbuh lama lewat peran dan jasa para misionaris perintis yang membuka sekolah, layanan kesehatan, ekonomi dan transportasi.
“Sebelum misionaris masuk, kita masih dalam keadaan gelap dan buta. Kita belum mendengar Firman Tuhan. Tetapi lewat misionaris, kita bisa diajari bagaimana bisa berdoa, bisa percaya, dan bisa hidup dari Firman Tuhan. Dari yang awal hanya sedikit orang, kini orang yang percaya semakin berkembang hingga menjadi satu paroki seperti sekarang ini,” ujar Uskup Matopai dalam homilinya di Gereja Stasi Oklip, Kamis (1/6).
Menurut Uskup Matopai, lahirnya tokoh-tokoh Gereja Katolik dari Paroki Oklip seperti Spei Yan Bidana yang kini menjadi Bupati Pegunungan Bintang adalah semata karena berkat kasih Tuhan melalui karya para misionaris. Oleh karena itu, ia meminta seluruh umat harus melanjutkan karya misionaris agar menjadi gara dan terang bagi sesama seperti sosok Bartimeus dalam Injil yang dibacakan hari itu.
“Kegelapan dari pendidikan, ketertinggalan dan keterbelakangan sudah dilenyapkan oleh para misionaris. Tugas kita adalah melanjutkan karya para misionaris, tetap percaya kepada Tuhan Yesus sekalipun hidup kita sederhana dan masih tertinggal,” kata Uskup Matopai.
Pastor Paroki Oklip RD Aloysius Dabi Pr menyampaikan terima kasih atas kunjungan Uskup Dioses Jayapura Mgr Matopai untuk bertemu umatnya. Ia juga berterima kasih kepada tokoh umat Bupati Spei Bidana dan Pastor Dekan yang selalu setia mendampingi Uskup.
“Juga kepada umat atas partisipasinya untuk hadir sejak kemarin menjemput Bapa Uskup. Semoga iman kira makin terus bertumbuh,” kata Pastor Alo.
Menurut Pastor Alo, saat ini jumlah umat di Paroki Oklip kurang lebih dua ribu jiwa. Paroki ini memiliki enam stasi yakni Stasi Oklip, Asua, Auhibi, Hubipkop, Apom, Tinibil, dan Batom. “Saya baru satu bulan lebih bertugas di sini jadi stasi yang jauh belum saya kunjungi,” ujarnya.
Sementara itu Pastor Dekan Dekanat Pegunungan Bintang RD Imanuel James Kossay, Pr mengatakan, umat tak perlu kecewa lagi dan harus angkat muka sambut Bapa Uskup Jayapura yang sudah ada di tengah-tengah mereka.
“Kami memahami bapa ibu kecewa karena sudah siap tanggal 21 Mei 2023 jemput Bapa Uskup tapi karena beliau sakit tiba-tiba jadi acaranya batal. Ini kami sudah datang, angkat muka dan terima berkat dari kami,” ujar Pastor James yang pernah menjabat Pastor Paroki Oklip tahun 2013-2016.
Hasilkan kader handal
Ketua Dewan Pusat Pastoral Paroki Oklip Moses Uropmabin menjelaskan, Oklip adalah paroki paling bungsu di Dekanat Pegunungan Bintang. Paroki ini resmi berdiri tahun 1983 yang dirintis oleh Pastor Hubertus Zwartjees, OFM, salah seorang imam Fransiskan asal Belanda.
“Tetapi pada tahun 1985 baru dibuat pembaptisan perdana. Waktu itu kami masih sangat kecil. Ada sekitar 500 umat yang dibaptis pertama dan masuk Gereja Katolik, tepatnya pada misa malam Natal tanggal 24 Desember 1985. Tetapi iman Katolik sudah diterima umat ini dibawa oleh Katekis Herman Besebo asal Waris, Keerom,” kata Moses.
Moses menambahkan, gereja Paroki Oklip sebenarnya berada di Pelepkon, Kampung Oktumi. Sementara tempat perayaan Misa perdana bersama Uskup digelar di Stasi Auhibi, Kampung Oktem mengingat letaknya hanya 200-an meter dari Bandara Oklip.
“Kalau dibuat di pusat paroki, harus jalan kaki satu jam lagi lewati kali Oktak dan naik bukit. Kondisi Bapa Uskup tidak bisa jalan jauh,” katanya.
Menurut Moses, awal mula dibangunnya Gereja Stasi Oklip ini karena persoalan kondisi fisik Uskup Jayapura sebelumnya, Mgr Leo Laba Ladjar, OFM yang sudah tua. Beberapa kali, Mgr Leo, Uskup asal Kampung Bauraja, Paroki Lerek, Dekanat Lembata, Keuskupan Larantuka, Nusa Tenggara Timur, harus digendong oleh umat sejak turun dari Bandara Oklip menuju pusat paroki.
Kendati berusia paling muda, namun sepanjang hampir 40 tahun iman Katolik di paroki ini bertumbuh pesat menghasilkan sejumlah kader gereja yang handal. Puluhan umat kini menjadi pemimpin di pemerintahan dan politik. Salah satunya adalah Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana.
Selain itu, ada tiga suadara kandung Spei yang kini duduk menjadi Kepala OPD Pegunungan Bintang yakni Decky Bidana, Elex Bidana, dan Gerald Bidana. Juga ada ponakan Milka Mabel, Paul Mabel, dan Yohanis Pigai.
“Dulu saya kecil SD di sebelah bukit sana. Setelah itu baru SMP di Oksibil,” kata Bupati Spei di halaman gereja stasi sambil menunjuk ke arah perbukitan.
Spei terkenang di masa kecilnya. Ia dan teman-teman selalu berjalan kaki ke gereja setiap hari Minggu untuk mengikuti Misa. Sebab kedua orang tuanya terkenal sebagai tokoh umat Katolik yang taat.
“Dari Gereja Katolik inilah kami tumbuh menjadi hari ini. Sebagai ucapan terima kasih, sepanjang kunjungan Bapa Uskup di seluruh Dekanat Pegunungan Bintang, saya selalu mendampingi,” kata Spei Bidana.
Selain itu, tutur Spei, dirinya mendukung penuh pembangunan Gereja Katolik Oklip secara permanen. Pada Misa perdana dalam kunjungannya itu, Mgr Matopai mengukuhkan seluruh Panitia Pelaksana Pembangunan Gereja Katolik Paroki Oklip di Pelepkon, Kampung Oktumi. Bupati Spei Bidana dan Kepala BRIDA Pegubin Gerald Bidana ada dalam kepengurusan itu.
“Tahun 2026 baru kita bangun permanen. Kita dorong umat wujudkan visi misi Keuskupan Jayapura yaitu Gereja yang Mandiri dan Misioner. Jadi saya minta panitia memulai dulu. Nanti, secara pribadi akan bantu awal Rp 100 juta. Nanti di APBD Perubahan kita bantu juga Rp 1 miliar untuk paroki ini. Tapi umat yang harus mulai dulu,” kata Bupati Spei lebih lanjut.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Pembangunan Gereja Oklip Zakarias Taplo, SIP mengaku, kondisi fisik gereja lama di pusat paroki sudah lapuk. Dengan pengukuhan panitia oleh Uskup Matopai, ia berharap semua pihak bergerak untuk mengumpulkan dana guna merampungkan fisik bangunan.
“Kami berterima kasih kepada Bapa Bupati dan Pemda Pegunungan Bintang yang sudah siap membantu kami. Sesuai arahan, kami akan mulai swadaya dulu. Kami akan kumpul dana dan material berupa batu, pasir dan kayu,” kata Zakarias.
Usai Misa perdana, Uskup Matopai didampingi Bupati Spei Bidana, Pastor RD James Kossay, Pastor Aloysius Dabi, bersama seluruh umat menggelar acara barapen.
Sesuai jadwal, sesudah kunjungan ke Paroki Oklip, Uskup Matopai dan rombongan akan berkunjung ke Paroki Bintang Timur Abmisibil, Jumat (2/6). (Ansel Deri, Gusty Masan Raya/Odiyaiwuu.com)