JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini, Kamis (14/12) tiba di Jayapura, kota Provinsi Papua. Dalam kunjungan kerja di provinsi paling timur Indonesia itu, Risma yang didampingi Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Brigjen Pol Petrus Patrige Rudolf Renwarin, SH, M.Si menyambangi Rumah Sakit Bhayangkara guna kegiatan bakti sosial operasi katarak.
Bakti sosial digelar dalam rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) dan Hari Kesetiakawanan Nasional (HKSN) 2023 bekerja sama dengan Kementerian Sosial melalui Sentra Wirajaya Makassar, BBPPKS Jayapura, Ferdami Cabang Papua, BNI, YPP, SCTV, Indosiar, dan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua yang dikoordinasi Perwakilan Kemensos RI Wilayah Papua Sulham Mahmud.
“Bapak ibu sekalian, kalau sudah dioperasi hindarilah air selama tiga hari. Pasien yang kedua matanya katarak sebaiknya dioperasi bersamaan. Setelah operasi hari ini, besok bisa kembali ke aktivitas biasa. Namun, tetap memperhatikan kondisi fisik agar tetap sehat,” ujar Risma melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Jumat (15/12).
Dalam kunjungan itu, selain Renwarin, Risma didampingi pula Kepala Biro Umum Wiwiek Widyanti, Staf Kkhusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano Sigit Prakoeswa, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemenkes Beni Sujanto, dan Staf Khusus Menteri Bidang Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dan Potensi Sumber Kessos Luhur Budijarso Lulu.
Menteri Sosial Tri Rismaharini beserta rombongan tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua dan langsung mengunjungi pasien yang akan menjalani operasi katarak. Dalam pertemuan tersebut, ia memberikan saran kepada pasien terkait persiapan menjelang dan pasca operasi katarak.
Pada kesempatan tersebut Mensos Risma juga memberikan piagam penghargaan kepada Brigjen Pol Petrus Renwarin dan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Kompol dr Andhika NS Arifin, Sp, OT.
“Terima kasih kepada Polda Papua yang telah menyediakan fasilitas rumah sakit untuk kegiatan operasi katarak ini. Hari ini, ada kurang lebih 100 peserta yang akan menjalani operasi, yang diperoleh melalui screening dari 200 pendaftar. Kami akan memantau perkembangan dan jika memungkinkan, besok akan dilakukan operasi tambahan. Kalau tidak, kita akan merencanakannya untuk bulan depan,” kata Risma.
Risma mengingatkan, operasi katarak bukanlah hal yang mudah karena melibatkan alat khusus yang mahal. Ia juga menegaskan, Kementerian Sosial tidak hanya fokus pada operasi katarak. Kementerian Sosial juga melaksanakan kegiatan bakti sosial untuk disabilitas di seluruh Indonesia.
“Kami akan memberikan piagam kepada pihak-pihak yang telah membantu. Ini bukan hanya operasi katarak, tetapi juga kegiatan bakti sosial disabilitas lainnya di seluruh Indonesia. Namun, mungkin karena operasi katarak serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia, itulah yang lebih banyak diekspos,” ujar Risma.
Dalam kesempatan tersebut, Risma mengatakan, Indonesia memiliki tingkat kejadian katarak tinggi. Ini terkait dengan posisi geografis Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa. Ia menyarankan masyarakat menggunakan kacamata hitam untuk mengurangi dampak dari paparan sinar matahari. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)