Wakil Mendagri John Wetipo Tuding Dosen Uncen Keluarkan Statemen Mengadu Domba Pemimpin Papua - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Wakil Mendagri John Wetipo Tuding Dosen Uncen Keluarkan Statemen Mengadu Domba Pemimpin Papua

Wakil Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia John Wempi Wetipo, SH, MH. Foto: Istimewa

Loading

JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Wakil Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia John Wempi Wetipo, SH, MH menuding akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Marinus Mesak Yaung mengeluarkan statemen sangat tendensius.

Bahkan statemen Yaung, dosen Hubungan Internasional Uncen dinilai Wetipo ngawur, menyesatkan publik, dan berpotensi mengadu domba para pemimpin Papua. Statemen Yaung muncul terkait tidak dilantiknya sejumlah anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua.

“Saya ingin mengklarifikasi bahwa pernyataan Marinus Yaung sangat menyesatkan. Dia (Yaung) telah menggiring opini sesat bahwa terkait tidak dilantiknya beberapa anggota MRP Provinsi Papua adalah seolah-olah karena saya lakukan balas dendam politik kepada Lukas Enembe. Saya punya kuasa apa untuk mengubah? Ini keputusan sesuai Peraturan Gubernur yang menyeleksi semua, kok,” ujar John Wetipo di Jayapura, Rabu (8/11).

Wetipo juga menepis, dirinya tidak pernah diajarkan orang tua dan guru politiknya untuk balas dendam dalam berpolitik. Tapi kalau konstruksi berpikir itu lahir dari seorang dosen, ini sangat disesalkan. Karena pendalamannya sangat dangkal dan sangat menyesatkan banyak orang.

Wetipo, mantan Bupati Jayawijaya, mengatakan, sebelum berbicara di publik Yaung seharusnya membaca terlebih dahulu isi Perdasi Nomor 5 Tahun 2023 Pasal 5 ayat 1, 2, dan 3. Di sana, ujarnya, sudah jelas tertuang kriteria seorang calon MRP.

“Sehingga calon anggota MRP Papua yang tidak dilantik seperti Benny Sweny, Orpa Nari, mereka ini kan kelompok yang menolak otsus. Mereka juga ikut mengajukan judicial review otsus di Mahkamah Konstitusi. Nah MRP ini kan bagian dari produknya otsus. Jadi, kalau hari ini mereka tidak dilantik, ya itu karena perbuatan mereka sendiri,” ujar Wetipo tegas.

Pihaknya juga menjelaskan, proses seleksi MRP Provinsi Papua dilakukan berjenjang dan sudah berjalan sesuai mekanisme yang berlaku. Prosesnya juga dimulai dari bawah, yaitu penjaringan timsel dari tingkat kabupaten/kota, baik untuk Pokja Agama, Adat maupun Perempuan.

“Jadi logikanya tidak masuk akal kalau Marinus Yaung bilang ada calon yang dicoret karena balas dendam. Ini dia mau adu domba saya dengan kaka Lukas (Enembe). Saya dengan kaka Lukas kita hubungan baik-baik saja. Semua calon diproses sesuai SK Gubernur,” kata Wetipo.

Malah Wetipo menilai, Marinus Yaung memiliki kepentingan politik di balik pelantikan MRP Provinsi Papua. Sebab dia berbicara mengatasnamakan orang-orang yang merasa dirugikan.

“Karena yang menyampaikan keberatan di media ini kan bukan Benny Sweny, Orpa Nari atau yang lainnya yang merasa dirugikan. Marinus Yaung bukan pihak yang dirugikan. Saya mau tegaskan, saya selaku Wamendagri tidak punya kepentingan apapun dalam proses pemilihan dan pelantikan MRP ini,” ujarnya.

Wetipo menambahkan, pernyataan sesat dari akademisi seperti ini harus dihentikan. Jika tidak, ia siap menempuh jalur hukum karena arahnya sudah ke pencemaran nama baik.

“Apalagi ini tahun politik. Analisa yang sangat dangkal itu harus dihentikan. Saya laksanakan tugas tegak lurus sesuai aturan,” katanya.

Wetipo menjelaskan, ia juga menyesalkan pernyataan Marinus Yaung yang meminta MRP dibubarkan. Sebab dengan membubarkan MRP, sama dengan tidak mengakui Undang-Undang No 21 Tahun 2001 juncto Undang-Undang No 2 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus Papua.

“Pernyataan seorang dosen seperti ini sangat berbahaya dan bagaimana bisa dia mengajarkan kepada anak didiknya pikiran-pikiran sesat seperti ini,” kata Wetipo.

Marinus Yaung sebelumnya dalam sejumlah media lokal di Papua mengatakan, tidak dilantiknya beberapa calon anggota MRP karena dendam politik Wetipo kepada Enembe. Ada sejumlah calon anggota MRP dianggap menolak otsus sehingga tak diloloskan dan dilantik oleh Wetipo selaku Wamendagri.

Sejumlah calon anggota MRP yang dianggap menolak otsus tersebut yaitu Orpa Nari, Benny Sweny, dan Robert Wanggai dan. Bahkan, kata Marinus Yaung, ketiga orang itu disebut sebagai kader dari Lukas Enembe.

Menurut bacaan politik Yaung, narasi menolak otsus yang dimunculkan Wempi Wetipo adalah bagian dari dendam politik lama Wetipo terhadap Enembe yang mengalahkan dirinya dalam Pilgub tahun 2018. (Ansel Deri, Gusty Masan Raya/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :