JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri menegaskan, pihak Polda dan tim segera menangkap pelaku penyanderaan terhadap pelaku penculikan dan penyanderaan pilot pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY Kapten Philips Mark Mehterns.
Mark disandera anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah pesawat Susi Air mendarat di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Selasa (7/2) lalu.
Fakhiri mengatakan, upaya penangkapan akan berkolaborasi atau bekerjasma dengan aparat Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz dan prajurit TNI untuk membantu upaya penangkapan terhadap pelaku penculikan dan penyanderaan guna menyelamatkan Mark, pilot asal Christchurch berkebangsaan Selandia Baru.
“Kita sudah mengambil langkah mulai dari tahap awal sampai dengan terakhir. Saya juga sudah bertemu dengan semua pihak maupun tokoh agama dan masyarakat untuk dapat bernegosiasi dengan kelompok Egianus Kogoya. Tim memusatkan penelusuran di sekitar wilayah Nduga,” kata Fakhiri melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Sabtu (17/6).
Menurut Fakhiri yang juga Kapolda putra asli Papua, terkait tenggat yang di-share oleh kelompok Egianus, ia mengatakan hal tersebut akan menjadi sebuah pertimbangan secara cermat pihaknya melihat proses tersebut secara hati-hati dalam mengambil langkah penegakan hukum.
“Kami tidak mau nanti dampak yang kita lakukan itu bisa berakibat fatal pada pilot tersebut. Kami tentu sudah memetakan bagaimana posisi yang ada pada pilot serta akan membuat rapat khusus mengambil langkah-langkah cepat dalam sisa waktu yang ada ini untuk bisa betul-betul baik langkah negosiasi dan penegakan hukum akan kita lakukan,” ujar Fakhiri lebih jauh.
Selain itu, kata Fakhiri, pihaknya selalu bahkan menyiapkan ruang negosiasi dan siapapun yang merasa mampu berkomunikasi dengan aparat keamanan namun juga dengan durasi tertentu.
“Saya tidak bisa memberikan waktu cukup lama karena kami kan selalu ditanya sudah berapa lama dan kapan. Tentu kecermatan dan ketelitian selalu dihitung dengan baik dan diperhatikan,” kata Fakhiri.
Fakhiri menegaskan, jika ada unsur masyarakat dan pemerintah yang terlibat aktif dalam membantu kelompok Egianus Kogoya akan berhadapan dengan proses hukum.
“Saya tidak akan main-main lagi. Saya sudah warning tapi mereka selalu main-main dengan itu. Jika ada yang memberikan uang kepada KKB dan memenuhi unsur yang saya katakan, periksa,” ujar Fakhiri tegas.
Mehrtens pernah buka suara melalui video yang beredar pada Jumat (10/3) saat disandera pasukan TPNPB OPM. Pernyataan tersebut merupakan yang kedua kali sejak awal-awal ia disandera pada 7 Februari. Dalam rekaman video yang beredar, Mehrtens membeberkan sejumlah pernyataan terkait permintaan OPM.
“Saya diinstruksikan memberikan pernyataan ini. Tidak boleh ada pilot asing yang diizinkan bekerja dan terbang di Papua sampai Papua merdeka. OPM meminta PBB memediasi antara Papua dan Indonesia bekerja sama untuk kemerdekaan orang-orang Papua,” ujar Mehrtens kala itu.
Mehrtens juga mengatakan syarat OPM bakal membebaskannya. “OPM akan membebaskan saya setelah Papua merdeka,” lanjut Mehrtens.
Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom sebelumnya membagikan sejumlah foto dan video soal kondisi Mehrtens yang masih disandera OPM lebih dari sebulan.
“Selamat pagi semuanya. Ini update kondisi pilot Selandia Baru di Markas Besar TPNPB di Ndugama Derakma. Dia baik-baik saja, aman, dan dalam kondisi sehat,” ujar Sebby Sambom. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)