YOGYAKARTA, ODIYAIWUU.com — Para mahasiswa dan pelajar asal Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua yang tengah belajar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Kota Solo menyoroti sejumlah persoalan yang tengah terjadi di wilayah Dogiyai, tanah kelahirannya.
Berbagai persoalan yang disoroti mahasiswa dan pelajar asal Dogiyai, kabupaten di wilayah adat Meepago tersebut termasuk peristiwa kebakaran yang terjadi di wilayah itu Ahad (22/5) dan rencana Polri mendirikan Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Dogiyai.
“Pemerintah Kabupaten Dogiyai, aparat Polsek Mapiha dan Polsek Kamu segera mengungkap pelaku kebakaran dan memroses secara hukum pelaku kebakaran. Kami juga meminta Kapolda Papua segera membatalkan rencana pembangunan Mapolres dan Markas Kodim di Dogiyai,” ujar Koordinator Umum Pelajar dan Mahasiswa asal Dogiyai Kota Studi Yogyakarta dan Solo, Saverius melalui keterangan tertulis kepada Odiyawuu.com dari Yogyakarta, Selasa (31/5).
Para pelajar dan mahasiswa juga meminta aparat keamanan menghentikan kriminalisasi terhadap aktivis KNPB Dogiyai dan mahasiswa Papua serta mengungkan pelaku di balik peristiwa kebakaran sejumlah rumah dan kios warga Dogiyai, Ahad (22/5) malam.
Para pelajar dan mahasiwa juga meminta pucuk pimpinan apparat keamanan baik Polri maupun TNI menghentikan pengiriman personil ke Dogiyai. Juga meminta menarik sebagian besar personil keamanan dari Papua.
Mereka juga menyatakan menolak tegas rencana pembentukan daerah otonomi baru (DOB) di seluruh tanah wilayah Papua. Kemudian mendesak pemerintah pusat mencabut Undang-Undang Otsus Jilid II. “Cabut otonomi khusus dan hentikan rencana pembentukan daerah otonomi baru. Stop melakukan kriminalisasi terhadap rakyat Dogiyai,” kata Saverius.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah KNPI Kabupaten Dogiyai Bernardo Boma mengatakan, penolakan masyarakat Dogiyai terkait rencana pembentukan Mapolres dan Kodim di Dogiyai maupun dan DOB di Papua merupakan aspirasi masyarakat yang lahir dari kesadaran masyarakat. Sedangkan kasus kebakaran yang melanda Dogiyai dinilai berpotensi dimanfaatkan pihak-pihak tertentu demi kepentingan kelompoknya.
“Dalam situasi seperti ini pasti banyak pihak manfaat untuk menyelamatkan kepentingan kelompoknya. Ada pihak yang dipakai dalam situasi ini untuk mengiring Dogiyai ke daerah konflik. Para pelaku melakukan pembakaran kios, rumah warga, dan sekretariat KNPB untuk kepentingan kelompok tertentu agar kamtibmas Dogiyai tidak kondusif. Ada pihak yang memprovokasi situasi untuk kepentingan Pilkada 2024,” kata Bernardo Boma kepada Odiyaiwuu.com dari Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai, Senin (30/5).
Boma mengingatkan agar semua pihak tak menggiring atau memanfaatkan aspirasi penolakan masyarakat terkait rencana pembentukan daerah otonom baru, pembangunan Mapolres dan Makodim Dogiyai untuk kepentingan kelompok tertentu. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)