JAKARTA, ODIYAIWUU.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Puan Maharani mengatakan, kondisi menara gading dunia pendidikan Indonesia sudah tidak dapat lagi dipertahankan karena membuat para peserta didik tidak adaptif terhadap perkembangan zaman. Kampus hanya menjadi sebuah pabrik gelar-gelar akademis, dan menjadikan peserta didiknya minim kemampuan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.
“Menara gading adalah kondisi di mana pendidikan menjadi tempat seseorang belajar sambil terpisahkan dirinya dari masyarakat. Setelah selesai maka kembali ke masyarakat tanpa memahami cepatnya perubahan yang terjadi di luar kampus,” ujar Puan Maharani saat menjadi pembicara utama (keynote speech) pada Webinarseries Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia seri ke-3 bertajuk Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Bangsa dan Kemanusiaan yang ditayangkan melalui kanal Youtube UI dan UI Teve, Rabu (2/6).
Puan menyebutkan, salah satu gelombang perubahan zaman yang harus dihadapi generasi bangsa sekarang adalah perkembangan teknologi-informasi yang begitu cepat. Perkembangan robotik, kecerdasan buatan, blockchain, cryptocurrency, dan algoritma kesadaran adalah beberapa hal yang harus dipelajari generasi masa kini untuk menambah kemampuan masa depan mereka. Untuk itulah pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi menjadi sebuah keharusan.
Rektor Uinversitas Indonesia Ari Kuncoro sepakat, tantangan penguasaan atas teknologi informasi dan komunikasi yang dihadapi oleh generasi masa depan. Kegagalan untuk menguasai teknologi, kata Ari, menyebabkan bangsa kita menjadi rentan terhadap arus serbuan berita palsu atau hoaks.
“Selain itu, kegagapan teknologi juga berkorelasi terhadap lahirnya kemiskinan di bidang literasi informasi. Di sinilah, pendidikan jelas memikul tanggung jawab utama,” ujar Ari Kuncoro.
Menurut Puan, untuk mengembangkan pendidikan yang adaptif terhadap teknologi ini tentunya membutuhkan komitmen dan investasi dari semua pihak, termasuk dari DPR RI sebagai sebuah institusi legislatif pemegang fungsi pengawasan alokasi anggaran negara.
Alokasi anggaran dana pendidikan negara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dalam kurun waktu 2010-2020. Bahkan, sejak 2009 alokasi anggaran pendidikan telah memenuhi batas minimal 20 persen sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Ia berharap, alokasi anggaran yang begitu besar dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemerintah untuk pendidikan yang adil dan merata.
Ketua Majelis Wali Amanat UI Saleh Husin Webinar Series ke-3 bertajuk Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Bangsa dan Kemanusiaan, berusaha menjawab isu-isu krusial dunia pendidikan. “Seri ke-3 webinar Majelis Wali Amanat UI kali ini fokus terhadap pendidikan. Isu yang diangkat tidak hanya pada hal pembentukan kecerdasan, namun juga tentang hal yang perlu dilakukan agar institusi pendidikan dapat berbagi tugas mendidik manusia Indonesia dengan para pemangku kepentingan lainnya seperti industri, komunitas, ormas dan lembaga pemerintah atau swasta,” ujar Saleh Husin dalam keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Rabu (2/6).
Menurut mantan Menteri Perindustrian Republik Indonesia itu, selain mengundang Puan Maharani ada sejumlah narasumber lain yakni Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek Nadiem Makarim, anggota Majelis Wali Amanat UI dan CEO BlueBird Noni Purnomo, Managing Director Google Indonesi Randy Jusuf, dan Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UI Abdul Haris. Sesi kedua pada bagian keynotespeech dipandu oleh moderator Corina Riantoputra dan saat pemaparan panelis dipandu Don Bosco Selamun, Direktur Utama Metro TV. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)