NABIRE, ODIYAIWUU.com — Tim visitasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XIV Papua dan Papua Barat melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) di gedung perkuliahaan sementara Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Harapan Nabire di SMK Petra Nabire, Papua Senin (20/6).
“Senin (20/6) kemarin tim visitasi LLDikti Wilayah XIV Papua dan Papua Barat melakukan monitoring dan evaluasi di SMK Petra Nabire. Tujuannya melihat dan mengecek sejauhmana persiapan dan kesiapan gedung SMK ini yang akan digunakan sebagai kampus sementara STIE Pelita Harapan Nabire,” ujar Pendiri STIE Pelita Harapan Nabire Deki Degei, SE, MM kepada Odiyaiwuu.com di Nabire, kota Kabupaten Nabire, Papua Selasa (21/6).
Menurut Deki, kehadiran tim visitasi sekaligus melihat langsung kesiapan pihak pengelola STIE Pelita Harapan Nabire menggunakan sementara gedung SMK tersebut untuk kegiatan perkuliahan. Visitasi ini penting agar tim melihat langsung sejaumana persiapan yayasan selaku pengelola kampus sebelum kegiatan akademik berlangsung.
“Kami juga sudah menjelaskan apa saja hambatan yang terjadi. Luar biasa sekali karena kami dituntun untuk bagimana cara mengatasi masalah atau kekurangan kami,” kata Deki lebih jauh.
Deki menambahkan, lahan yang telah disiapkan untuk mendirikan sekolah tinggi tersebut sementara dalam proses persiapan guna mendapat keabsahan sesuai peraturan yang berlaku untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi swasta. Pihaknya menargetkan gedung perkuliahan dirampungkan tahun 2022.
“Progresnya sudah mencapai 80 persen dan dalam target kami akan rampung tahun ini. Tahun 2023, kegiatan akademik akan dimulai dengan membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa baru,” katanya.
Pada bagian lain Deki menambahkan, STIE Pelita Harapan hadir untuk memudahkan putra-putri Papua lulusan SMA maupun SMK yang berniat melanjutkan kuliah di bidang ekonomi. Lembaga pendidikan formal ini juga menampung para siswa lulusan SLTA terutama dari keluarga kurang mampu dari wilayah adat Meepago dan Saireri.
“Kami meyakini kehadiran STIE Pelita Harapan Nabire sebagai solusi bagi semua yang ingin memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan tinggi di bidang ekonomi. Apalagi di sini belum ada jurusan ekonomi kalaupun ada banyak perguruan tinggi,” ujarnya.
Ketua Yayasan STIE Pelita Harapan Yoram Degei, S.AP mengatakan, setelah dirinya diangkat sebagai ketua yayasan, pihaknya sudah berniat mengemban tugas dan tanggung jawab yang dipercaya demi memajukan generasi muda Papua melalui jalur pendidikan formal.
“Setelah diberi mandat pendiri maka yayasan akan segera menandatangani nota kesepahaman kerja sama (Memorandum of Understanding/MoU) dengan pihak yayasang selaku pengelola SMK Petra Nabire menggunakan sementara gedung SMK untuk kegiatan perkuliahan. Yayasan juga tengah menyiapkan pelepasan tanah, persiapan tenaga edukatif, administrasi, dan lain-lain,” ujar Yoram.
Yoram menambahkan, selama menyiapkan berbagai persyaratan pihaknya bersinergi dengan pendiri dan stakeholder yang peduli terhadap dunia pendidikan. Sinergi ini perlu keseluruhan proses persiapan hingga pelaksanaan lembaga pendidikan tinggi ini berjalan normal ditopang doa dan berserah kepada rencana Tuhan.
“Niat mulia pendiri menghadirkan STIE Pelita Harapan Nabire luar biasa. Bermodal niat baik kami melangkah dengan mengandalkan Tuhan sebagai juru mudi kami. Tuhan selalu baik selamanya sehingga selalu ada jalan keluar saat kami mengalami kesulitan,” kata Yoram.
Pihak yayasan juga bertekad bekerja sama dengan berbagai pihak hingga memperoleh legalitas dari kementerian atau lembaga terkait. Namun demikian, pihaknya mengharapkan dukungan pemerintah di wilayah Meepago dan Saireri serta masyarakat agar STIE Pelita Harapan Nabire kampus menjadi kampus kebanggaan yang lahir dari tangan putra asli Papua.
“Doa dan dukungan dari semua pihak sangat kami butuhkan terutama dukungan finansial pemerintah di wilayah adat Meepago dan Saireri,” kata Yoram. (Emanuel You/Odiyaiwuu.com)