Lewotobi, Sebuah Elegi
(Buat semua warga lereng gunung Lewotobi)
(1)
Dari benua nan jauh tak terjangkau pandang
Aku telah datang menatapmu dekat
Baharui cinta ulangi setiaku padamu
Sungguh, kau tetap mengisi hati,
pikiran dan seluruh adaku
Bagiku, kaulah gunung pujaanku
sejak aku baru belajar mengangkat kepala membidik masa depan meraih hari esok
kendati basah di pipi keraguan di dada
Sejak saat itu kaulah yang membesarkan aku dengan air susu dan madu, berlimpah
Kebun dan ladang kami berdandankan padi dan jagung
bermahkotakan ubi dan pisang
Kelapa, kopi dan kakao pun kini lebat berbuah.
Di telapak tanganmu ada sorga.
Di bibirmu telah kami temukan Tanah Terjanji
Kebun kopi Misi Hokeng sedari dulu
limpah karyawan mencari upah
mengumpul rupiah biayai sekolah,
tenangkan tangis dan lapar anak
Tapi, siapa yang mau ke kebun Anggur-Nya?
(2)
Dari benua nun jauh tak tergapai tangan
Untuk sekian kalinya aku datang menjenguk
Merayakan Kurban-Nya Agung,
mengucap syukur perganda “terima kasih”.
Terima kasih karena setiap kali engkau geram,
asap dan abumu tidak kau biarkan melahap
dan membumi-hanguskan anak-anakmu sendiri
Melainkan agar bertambah suburlah cinta kita
walau jiwaku kadang berteriak cemas
memikirkan mereka-mereka yang panik lari
mengungsi menghindar amarahmu
(3)
Di tengah kemewahan hidup dan gemerlapnya dunia ini, sungguh mati!
Tak sedetikpun aku lupa akan dirimu.
Di masa mudaku, kaulah yang memacu aku untuk maju tabah pantang mundur,
terus mendaki hingga puncakmu menjulang
Meski kadang rasanya kuberjalan
hanya dengan sebelah kaki
Dari rahimmu itulah aku telah terlahir
sebagai imam Tuhan dan duta gereja
Di lereng dan lembahmu aku telah mencari ilmu,
perdalam pengetahuan dan kebijaksanaan
Hingga kini sejak hampir 21 tahun yang lalu aku telah menginjakkan kaki
di bagian ujung paling selatan Amerika.
Melintas benua melanggar lautan
Menyanyi lantang pantun para leluhur
dendang merdu kidung Sabda-Nya, menghidupkan
(4)
Lewotobi, dikau yang laki-laki dan perempuan
Seperti engkau tiada lagi yang lain
Tiada dwi-tunggal lainnya yang mampu
menandingi senimu bercinta
Pelukanmu berdua erat mesra satu padu
di depan cakrawala di hadapan laut dan pulau, mengajar aku untuk merangkul kuat kesucian
menggenggam semakin erat
kesetiaanku atas pilihan-Nya.
Meski untuk itu aku harus bekerja keras
lebih dari dua puluh empat jam sehari
di tengah pilihan lainnya yang juga menarik
(5)
Di benua yang jauh ini aku telah tiba kembali
Seandainya diperbolehkan menoleh ke belakang sambil membajak, maka hari ini juga ke sana aku ingin kembali lagi
Buat menabur dan menuai bagai dulu
Bersama mereka yang berlindung di telapak kakimu;
mereka yang dari antaranya
Aku telah dipilih-Nya, supaya mereka yang di sini pun bersatu.
Sesungguhnya aku belum puas
bersama dan di samping mereka:
Di atas bis dan motor laut. Di bawah pohon kemiri dan kakao
Di ladang padi dan di padang ilalang
Di sekeliling altar Tuhan setiap Hari Minggu. Di meja makan dan di rumah.
Di pantai dan di bawah terang rembulan
Di jalan setapak dan di terik matahari
Biar akupun semakin bersatu dengan mereka
(6)
Di benua yang terlampau jauh ini
Walau tanganku tak sampai,
Kau kupeluk setiap saat dalam doa dan rinduku
Meski sayap aku tak punya
Kau kugapai setiap hari dalam hati dan ingatanku.
Maka………………
Janganlah kiranya engkau geram lagi
terhadap mereka yang di sana,
yang juga sangat kucintai dan kurindukan
Bersama asapmu naik melangit
membubung ke sorga yang tinggi;
Atas nama mereka: lewotana dan para leluhur,
kaum keluarga dan para penghuni lerengmu
Kulambungkan syukur dan pujian
seantero jagat bagi Sang Pencipta.
Dia yang telah membentukmu sedemikian indah,
agung dan mempesona.
(7)
Lewotobi…….
Dikaulah gunungku
Simbol perjuangan cinta dan hidupku
Kepadamu aku sangat berhutang-budi
Kiranya kekal cintamu,
agar setiaku abadi!
Chile, 1 September 2011
Pastor Lamberto Lalung Namang, SVD lahir di Atawolo, Kecamatan Atadei, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur. Ia ditahbiskan sebagai imam di Hokeng, Flores Timur pada 15 Juni 1990. Ia tiba di Chile pada 12 Januari 1991 sebagai misionaris. Sejak di Chile, ia pertama kali menjadi Pastor Parroquia San José Obrero Chile, Oktober 2004–Februari 2005.
Pastor Lamberto kemudian bertugas di selatan Chile sejak Februari 1995–April 1988. Ia juga menjadi Animator Misi SVD Chile di Santiago sejak April 1998–Februari 2002, Pastor Pembantu di Chile sejak Februari 2002–akhir 2003 lalu Pastor Parroquia San José Obrero Chile sejak Januari 2004–sekarang.
Selama di Chile, ia juga mengemban tugas sampingan gereja lokal sebagai Direktur Karya Kepausan dan sekaligus Ketua Komisi Misi tingkat Keuskupan sejak 2005 hingga saat ini. Pastor Lamberto kemudian diangkat oleh Uskup menjadi Pastor Pembimbing Marriage Encounter tingkat keuskupan sejak pertengahan 2006 hingga saat ini. Ia juga menjadi Pastor Pembimbing Legio Mariae tingkat keuskupan sejak 2004.
Selain itu, ia juga mengemban tugas sampingan di tingkat SVD sebagai Anggota Dewan Provinsi SVD Chile sejak 2005 hingga akhir 2007 dan Rektor Wilayah SVD Provinsi Chile sejak 2005 hingga akhir 2007. Kini, tinggal di Parroquia San José Obrero, Manuel Rodriguez, Población Granja, Chile.