ENAROTALI, ODIYAIWUU.com — Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 1703/Deiyai Letkol Inf I Wayan Deddy Suryanto, SE bersama Penjabat Bupati Kabupaten Paniai Dr Martha Pigome, SH, M.Hum, Sabtu (15/6) mengunjungi para pengungsi di Gereja Katolik Paroki Salib Suci Madi, Dekanat Paniai, Keuskupan Timika.
Dalam kunjungan yang diikuti pula Asisten III Setda Paniai Agnes Emiyati dan Kepala Distrik Bibida Yoriz Zonggonau, I Wayan bertemu ribuan pengungsi memadati Gereja Katolik sejak Jumat (14/6). Selain itu, I Wayan dan Penjabat Bupati Pigome bertemu Pastor Paroki Salib Suci Madi RD Herman Betu Pr.
Warga Bibida mengungsi di gereja tersebut menyusul konflik yang terjadi antara aparat TNI-Polri dan anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) beberapa hari belakangan.
“Kami sudah berkoordinasi dan mendengar masukan dari para tokoh, termasuk Pastor Paroki Salib Suci Romo Herman Betu Pr tentang kondisi dan penanganan pengungsi saat ini. Kami mendapat laporan dari Romo Herman, kondisi pengungsi relatif sehat dan baik,” ujar I Wayan kepada Odiyaiwuu.com dari Waghete, kota Kabupaten Deiyai, Papua Tengah, Minggu (16/6).
Menurut I Wayan, prajurit berdarah Bali, sejak awal jumlah pengungsi Bibida sebanyak 1265 orang bertahan di Gereja Paroki Salib Suci Madi. Jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah. Selain itu, ada yang pulang pergi kampung untuk menjaga kebun atau memberi makan ternaknya.
“Dalam waktu dekat kami berencana membuat MCK darurat dan posko kesehatan bersama Dinas Kesehatan Paniai dan Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Daerah setempat. Langkah membuat MCK ini kami sepakati setelah melakukan komunikasi dan koordinasi bersama lapangan,” ujar I Wayan.
I Wayan menambahkan, dalam kunjungan tersebut Penjabat Bupati Pigome memberi bantuan berupa bahan makanan (bama), alat masak, alas tidur, dan bantuan uang tunai Rp 100 juta untuk membantu para pengungsi.
Sedangkan Penjabat Bupati Pigome mengatakan telah dilakukan upaya perdamaian dengan melibatkan sejumlah pihak agar situasi di Bibida segera pulih.
“Memang langkah-langkah untuk perdamaian di Bibida sudah kami tempuh dengan menghadirkan kepala distrik, para kepala kampung, tokoh pemuda, perempuan, agama, dan tokoh masyarakat untuk berbicara (membahas) masalah yang ada di Bibida, bagaimana (cara) penanganan secara persuasif,” ujar Pigome mengutip jubi.id Sabtu (15/6).
Namun meski berbagai upaya telah dilakukan, situasi atau kondisi di Bibida belum kondusif. Sebagian masyarakat tetap memilih mengungsi. “Tetapi situasi sudah seperti ini (pengungsian), dan bantuan dari kami ini adalah tindakan dari Pemerintah Kabupaten Paniai, (agar) bagaimana kami (bisa) melindungi masyarakat yang ada di tempat ini,” ujarnya.
Pigome mengaku akan memerintahkan tiga instansi pemerintah agar konsisten membantu selama masyarakat berada di tempat pengungsian. Misalnya, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk membantu masyarakat selama di pengungsian.
“Dari sisi kesehatan akan memberikan obat gratis, dari bencana (BPBD) akan menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sambil kita menunggu situasi kondusif, dan itu tanggung jawab dari pemerintah daerah. Saya akan pastikan beberapa dinas menangani penuh masyarakat di sini,” kata Pigome.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didesak segera mengambil langkah solutif menyusul konflik yang terjadi antara aparat TNI-Polri dan TPNPB OPM di Distrik Bibida.
“Perang antara pasukan TNI-Polri dan tentara TPNPB OPM terjadi di Bibida telah mengorbankan ribuan warga masyarakat Bibida dan warga distrik di sekitarnya. Mereka meninggalkan kampungnya dan mengungsi ke tempat yang aman,” ujar Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah Papua Tengah Tino Mote kepada Odiyaiwuu.com dari Nabire, Papua Tengah, Sabtu (15/6).
Akibat perang antara pasukan TNI-Polri dan TPNPB OPM, ujar Tino Mote, kini ribuan warga Bibika dan sekitarnya meninggalkan kampung halamannya mencari tempat aman. Sebagian warga mengungsi di Gereja Katolik Santo Yusuf Enagotadi, Dekanat Paniai, Keuskupan Timika untuk mencari perlindungan.
“Pemuda Katolik Komda Papua Tengah mendesak Presiden selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia bersama Panglima TNI dan Kapolri agar segera mencari upaya damai untuk menyelesaikan konflik TNI-Polri dengan pasukan TPNPB OPM di Distrik Bibida,” kata Mote lebih lanjut.
Mote juga meminta kedua belah pihak, baik aparat TNI-Polri maupun pasukan TPNPB OPM menahan diri agar tidak larut dalam konflik berkepanjangan yang malah akan mengorbankan masyarakat sipil. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)