JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Umat Kristiani di Papua segera memiliki Monumen Kerahiman Ilahi Papua. Monumen itu terletak di Rumah Doa Pusat Spiritual Santo Yohanes Paulus II, Kampung Dosay, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura. Prosesi peresmian monumen tersebut dilakukan drg Aloysius Giyai, M.Kes, seorang tokoh Katolik di Papua, Minggu (24/4).
Proses peresmian ditandai penandatangan prasasti usai perayaan ekaristi di Kapel Kerahiman Ilahi dipimpin imam Diosesan Keuskupan Jayapura sekaligus Direktur Pusat Spiritual Santo Yohanes Paulus II Kampung Dosay Pastor John Bunay, Pr. Usai Misa Pastor John memberkati monumen setinggi sembilan meter tersebut disaksikan seratus lebih umat yang hadir.
“Saya sangat bangga dan memberi apresiasi yang tinggi kepada Pastor John Bunay yang menginisiasi lahirnya tempat doa ini. Situasi perkembangan dunia yang kiat pesat membutuhkan tempat seperti ini buat umat Kristen untuk berdoa, meditasi dan merefleksikan iman,” kata Alo Giyai melalui keterangan yang diterima Odiyaiwuu.com di Jakarta, Minggu (24/4).
Alo yang saat ini menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang, sudah beberapa kali berkunjung ke taman doa ini. Oleh karena itu, ia membantu Pastor John untuk membangun monumen ini agar semakin banyak umat Kristen di Keuskupan Jayapura maupun keuskupan-keuskupan lain bisa datang berdoa dan menemukan kedamaian di tempat itu. “Karena sehebat-hebatnya kita manusia, kita tetap kembali kepada Tuhan, kepada sang Khalik, dan bertemu dalam doa,” kata Alo.
Pastor John Bunai mengatakan, monumen Kerahiman Ilahi Papua setinggi 9 meter, di mana terdapat Patung Tuhan Yesus setinggi 3 meter. “Saya berterima kasih kepada Bapak Aloysius Giyai karena sudah membantu secara finansial menghadirkan monumen ini,” kata John Bunai kepada Odiyaiwuu.com, Minggu (24/4).
Imam putra asli Papua ini menjelaskan, pemberkatan dan peresmian Monumen Kerahiman Ilahi bertepatan dengan perayaan Minggu Kerahiman Ilahi bagi umat Katolik sedunia, sebagaimana pesan Yesus kepada Suster Faustina.
“Monumen Kerahiman Ilahi ini terinspirasi dari Komunitas Doa Kerahiman Ilahi, sebuah kekayaan Gereja Katolik yang sudah mendunia. Di Papua, kelompok doa ini dihidupkan di Paroki Kristus Terang Dunia Waena, di mana saya sebagai pembimbing rohani mereka,” kisah Pastor John.
Tempat doa ekumenis
Menurut Pastor John, Pusat Spritual Santo Yohanes Paulus II Dosay dibangun di atas lahan seluas tiga hektar di Sentani Barat. Untuk mencapai tempat ini, umat Kristen bisa menempuh satu jam menuju taman doa dengan kendaraan bermotor dari kota Sentani atau dua jam dari kota Jayapura.
“Saya mulai bangun pondasi tahun 2015 lalu mulai bangun rumah-rumah tahun 2018. Di sini ada fasilitas rohani seperti Gua Maria, Jalan Salib, rumah retret dengan penginapan 2 unit, ada aula, kapel, ruang makan, dan dapur,” kata Pastor John
Uniknya, rumah doa yang dibangun pastor asal suku Mee ini, tidak hanya untuk kalangan umat Katolik di Papua. Di sini terdapat juga sarana doa, meditasi dan wahana ziarah rohani bagi seluruh denominasi gereja di Papua.
“Pusat spritual yang saya bangun ini untuk seluruh denominasi Gereja, baik Katolik maupun Protestan. Misalnya untuk umat Protestan, kami siapkan ada kolam untuk baptis, sementara di Kapel Kerahiman Ilahi tidak terlalu tampak sarana Katolik yang menonjol. Beberapa waktu lalu ada dokter-dokter dari Protestan yang pakai buat kegiatan di sini. Jadi sifatnya ekumenis,” kisahnya.
Pastor John berharap, dengan berdirinya monumen Kerahiman Ilahi Papua, semua orang Kristiani di Papua menyadari diri sebagai satu rahim yaitu rahim Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus.
“Sehingga ketika kita menyebut Papua berarti menyebut Injil, dan menyebut Injil berarti menyebut Papua. Saya mengajak semua orang Katolik dan Protestan, kita semua membangun keintiman dalam Kerahiman Ilahi Papua, semakin akrab satu sama lain untuk mewartakan Injil Kristus sehingga hadir damai dan sejahtera di tanah Papua,” ujarnya. (Ansel Deri, Gusty Masan Raya/Odiyaiwuu.com)