JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Bupati Kabupaten Mimika Johannes Rettob, S.Sos, MM, Senin (12/8) menghadiri acara puncak peringatan Hari UMKM Nasional 2024 yang dirangkai dengan simposium nasional bertajuk UMKM Maju Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan di Auditorium Kantor Kementerian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Puncak Hari UMKM Nasional 2024 yang dirangkai dengan Simposium Hari UMKM dan MSME Solution Expo: UMKM Kuat Bangsa Berdaulat, diselenggarakan oleh Asosiasi Layanan Pengembangan Bisnis Indonesia atau Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) diharapkan memberikan semangat bagi Indonesia menjadi Republik UMKM.
UMKM Maju adalah program yang mendorong UMKM Indonesia maju dengan target Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto (PDB) dan pendapatan pasar yang diharapkan meningkat hingga 30.300 pada 2045. Program UMKM Maju ini adalah escaping the micro trade.
Bupati John Rettob pada kesempatan tersebut memberikan sambutan sekaligus memperkenalkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Mimika yang kini telah berkembang pesat dengan pola penjualan memanfaatkan kemudahan teknologi digital, digital technology.
“Kami memiliki komitmen kuat dalam upaya memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah, UMKM di Mimika. Dengan jumlah UMKM aktif mencapai 18.000, Mimika memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Data ini menjadi dasar bagi Pemerintah Kabupaten Mimika merancang kebijakan yang tepat sasar dan memahami kebutuhan spesifik para pelaku UMKM dan memberikan dukungan yang sesuai,” ujar John Rettob kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Senin (12/8).
Menurut John Rettob, salah satu upaya konkrit yang dilakukan Pemda Mimika adalah memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM bagaimana cara memasarkan produk melalui marketplace. Pelatihan ini bertujuan membekali para pelaku UMKM keterampilan digital yang dibutuhkan untuk bersaing di era digital.
“Selain pelatihan, pemerintah daerah juga memberikan insentif berupa pulsa gratis. Fasilitas ini diharapkan dapat memudahkan UMKM dalam berkomunikasi dan mengakses platform digital untuk memasarkan produk mereka,” ujar John Rettob lebih lanjut.
Dalam kesempatan tersebut, John Rettob juga memberikan cinderamata kepada Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Dr Yulius MA. Yulius mengapresiasi peran pemerintah daerah bekerja keras dengan dinas dan badan terkait serta stakeholder meningkatkan kualitas UMKM agar dapat berperan dalam perekonomian dan PDB Indonesia.
“Kita akan meningkatkan peran UMKM ini dalam perekonomian, dalam PDB dan juga kualitas tenaga kerja yang 90 persen ini kita dorong lebih jauh,” ujar Yulius.
Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkenalkan produk khas Mimika ke pasar yang lebih luas, John Rettob bersama tim programming berhasil menciptakan sebuah inovasi yang patut diapresiasi yaitu aplikasi e-commerce lokal bernama ‘UKM Mimika’ yang resmi diluncurkan tahun 2023 lalu dan kini telah tersedia di Google Play Store App.
“Aplikasi ini hadir sebagai sebuah marketplace khusus yang menjajakan berbagai produk khas Mimika. Dengan fokus pada produk lokal, aplikasi ‘UKM Mimika’ bertujuan mengurangi persaingan dengan platform e-commerce besar dan memberikan ruang bagi UMKM di Mimika untuk berkembang,” kata John Rettob.
Menurut John Rettob, yang menarik adalah seluruh proses pengembangan aplikasi ini dilakukan oleh tim programming yang berasal dari Mimika sendiri dan menunjukkan potensi besar sumber daya manusia lokal di Kabupaten Mimika.
“Kami bekerja sama dengan berbagai stakeholder untuk mengembangkan UMKM, termasuk meluncurkan aplikasi UMKM Mimika. Jadi kami punya aplikasi sendiri yang bapak ibu bisa lihat di playstore, dapat diunduh ratusan UMKM Mimika yang kini aktif berjualan di platform tersebut,” kata John Rettob.
Sejak diluncurkan tahun 2023, aplikasi ‘UKM Mimika’ telah mencatatkan transaksi mencapai puluhan juta rupiah. Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan penuh Pemerintah Daerah Mimika yang memfasilitasi interaksi langsung antara pembeli dan penjual melalui aplikasi tersebut.
Salah satu programmer, Ardi mengatakan transaksi pembelian dan transfer pembayaran dapat dilakukan secara langsung tanpa melibatkan pihak ketiga, sehingga tidak memerlukan biaya admin dan tentunya lebih menguntungkan bagi pelaku UMKM.
Selain membuat aplikasi e-commerce sendiri, John Rettob mencanangkan langkah strategis dengan membangun rumah produksi UMKM yang ditargetkan rampung tahun 2025. Rumah produksi ini nantinya menjadi pusat produksi berskala besar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern.
Para pelaku UMKM dari berbagai sektor, lanjut John Rettob, dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk mereka. Pembangunan rumah produksi ini diharapkan pula dapat meningkatkan produk unggulan yang bisa dipasarkan hingga ke luar daerah.
“Bagi saya sebagai Bupati Mimika, pertama ingin sekali membawa UMKM Mimika mempunyai pasar, sehingga kami mendorong bantuan dari semua pihak terutama pemerintah pusat dan swasta agar UMKM berkualitas bisa didistribusikan antar daerah hingga kancah internasiona. Dengan rumah produksi ini diharapkan dapat menciptakan produk-produk unggulan yang mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional,” katanya.
Dalam mewadahi segala kebutuhan pelaku UMKM, John Rettob secara resmi membentuk Asosiasi UMKM Mimika. Asosiasi ini dibentuk untuk menyatukan aspirasi pelaku UMKM, meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk lokal serta memperluas jaringan pemasaran.
Pembentukan tersebut merupakan langkah strategis menjawab tantangan yang dihadapi UMKM di Mimika. Dengan adanya wadah bersama, para pelaku UMKM dapat saling berbagi pengalaman, pengetahuan serta informasi yang bermanfaat untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, asosiasi juga diharapkan dapat menjadi jembatan antara pelaku usaha dengan pemerintah, perbankan, dan pihak swasta.
Selain itu, John Rettob juga menginisiasi kerjasama yang kuat dengan sejumlah perusahaan logistik. Kerjasama tersebut bertujuan mempermudah distribusi produk UMKM Mimika ke berbagai wilayah di luar pulau sehingga dapat meningkatkan daya saing dan membuka peluang bisnis yang lebih luas bagi para pelaku usaha lokal.
“Salah satu upaya yang kita lakukan adalah menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan logistik untuk mempermudah distribusi produk UMKM kami ke luar pulau. Pemerintah Kabupaten Mimika juga memfasilitasi pelaku UMKM untuk ikut pameran-pameran di hampir seluruh Indonesia dan menjalin kerjasama dengan para investor,” katanya.
Meski telah berjalan cukup maksimal, UMKM Mimika mengalami beberapa tantangan dan hambatan. Letak geografis Mimika yang jauh dari pusat produksi membuat harga bahan baku menjadi mahal. Hal ini tentu saja memberatkan para pelaku UMKM, terutama yang memproduksi barang-barang dengan nilai tambah.
Pemerintah Kabupaten Mimika pun aktif menyelenggarakan pelatihan dan workshop yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku UMKM, baik dalam hal manajemen usaha, digital marketing maupun peningkatan kualitas produksi.
“Kami juga menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga keuangan untuk memberikan akses permodalan bagi UMKM. Kami berharap lembaga keuangan dapat membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya,” ujar John Rettob.
Pihaknya juga mendorong pemerintah pusat ikut memperhatikan UMKM lokal untuk menekan harga bahan baku produksi atau memberikan insentif kepada produsen bahan baku lokal. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)