JAKARTA, ODIYAIWUU.com – Pengurus Koordinatorat Nasional (Koornas) Tunggal Hati Seminari-Tungal Hati Maria (THS-THM), Jumat (4/6) bertemu Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Kementerian Agama Republik Indonesia Yohanes Bayu Samodro di kantor Kementerian Agama, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.
Keterangan tertulis yang diperoleh Odiyaiwuu.com Jumat (4/6) menyebutkan, informasi audensi pengurus THS-THM ke Kementerian Agama ini dipimpin langsung Koordinator Nasional THS-THM Eugenius Kau Suni dan Sekretaris Koornas Vincentius Ganang Prasetyono bersama sejumlah senior dan pengurus THS-THM di Jakarta. Kehadiran Koornas THS-THM disambut langsung Dirjen Bimas Katolik Yohanes Bayu Samodro bersama Kepala Subdit Pemberdayaan Umat Benediktur Haro dan jajarannya.
Dalam pertemuan itu, Koornas THS-THM mengusulkan agar pendidikan karakter orang muda Katolik khususnya di sekolah-sekolah Katolik dapat dikembangkan dengan sarana pencak silat pendidikan THS-THM.
“Pencak silat pendidikan THS-THM menggunakan budaya pencak silat sebagai sarana pendidikan orang muda Katolik, terlebih kaderisasi. Urusannya bukan hanya pencak silat di sana, tetapi ada spiritualitas iman Katolik, barulah bela diri pencak silat. Dalam formatio THS-THM kami menyebutnya satu landasan tiga pilar. Landasannya adalah spiritualitas Katolik, dan pilarnya adalah bela dari pencak silat, organisasi, dan rekreasi aktif. Kami sudah ada di Paroki-Paroki untuk melatih OMK, kami ingin di sekolah-sekolah Katolik juga dikembangkan,” ujar Koordinator Nasional THS-THM Indonesia Eugenius Kau Suni usai bertemuan Dirjen Bimas Katolik Bayu Samodro.
Menanggapi usulan tersebut, Bayu Samodro menyatakan membuka ruang bagi THS-THM untuk ikut mengembangkan pendidikan karakter di sekolah-sekolah Katolik dengan pendekatan pencak silat budaya Indonesia.
“Ini menarik sekali perlu dirumuskan kurikulum latihannya untuk sekolah-sekolah Katolik. Ada 40 sekolah Katolik di bawah naungan Ditjen Bimas Katolik, THS-THM bisa masuk ke sana. Tinggal tolong dipersiapkan pelatihnya dan juga nanti kita bahas bersama seperti apa kurikulum yang tepat,” ujar Bayu Samodro menanggapi permintaan Koornas THS-THM.
Pengurus THS-THM juga menyatakan prihatin dengan berbagai persoalan intoleransi agama dan radikalisme serta terorisme yang masih menjadi tantangan bangsa dan negara Indonesia. Koornas THS-THM Indonesia menyatakan mendukung penuh segala upaya yang dilakukan pemerintah untuk memastikan keselamatan dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
“Terorisme masih menjadi tantangan kita bersama, segala upaya yang dilakukan pemerintah, ada TNI Polri di sana, kita dukung penuh. Teror bom dan lainnya tidak boleh terus ada di negeri ini. Kami siap terlibat secara aktif dalam kapasitas yang terbatas sesuai arahan Gereja Katolik dan arahan pemerintah,” kata Egi sapaan akrab Eugenius Kau Suni.
Bayu Samodro merencanakan suatu latihan mitigas bencana dan mengharapkan keterlibatan THS-THM untuk ikut terlibat sehingga semakin terlatih menghadapi dan mengantisipasi adanya bencana termasuk di dalamnya terkait materi bela negara dan anti teror. Program mitigasi bencana ini juga berkaitan dengan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
“Tolong Koornas THS-THM juga mempersiapkan utusan agar dapat mengikuti pelatihan mitigasi bencana yang termasuk di dalamnya pelatihan bela negara dan latihan antisipasi ancaman terorisme. Teknisnya nanti kita bicarakan kembali,” kata Bayu yang juga pernah menjabat sebagai Koornas THS-THM.
Kunjungan dan perkenalan THS-THM kepada pemerintah melalui Ditjen Bimas Katolik RI ini merupakan yang kedua kalinya, dimana sebelumnya di tahun 1986 kehadiran THS-THM ke kementerian agama dipimpin langsung oleh Dewan Pendiri THS-THM Romo Martinus Hadiwijoyo dan diterima oleh Dirjen Bimas Katolik RI Brigjen TNI (Purn) Imam KusenoMiharjo. Selanjutnya Imam Kuseno sendiri kemudian ikut menjadi Dewan Pendiri THS-THM dalam usaha mewujudkan terbentuknya kader muda Katolik Indonesia yang sejati. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)