AMBON, ODIYAIWUU.com — Uskup Keuskupan Amboina Mgr Inno Ngutra mengoleksi pengalaman menarik dan inspiratif terkait kehidupan masyarakat beragama selama kunjungan kanonik, Kamis hingga Rabu (1-7/12) di Kecamatan Aru Utara, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.
Uskup Inno Ngutra mengatakan, saat ia keluar dari gereja darurat Stasi Benjuring di Aru Utara, seorang katekis mendekati sang Uskup dan berbisik sambil menunjuk kepada satu keluarga berjilbab yang berdiri di samping kiri jalan yang dilewati Mgr Inno Ngutra.
“Saat itu katekis itu beritahu saya. ‘Bapa Uskup, keluarga Muslim itu minta didoakan dan diberkati’. Saya lalu bertanya, ‘Betulkah mereka minta sendiri?’ Katekis itu menjawab, ‘Silakan Bapa Uskup tanyakan sendiri kepada mereka bila masih ragu.’ Saya lalu mendekati beberapa perempuan berjilbab itu,” kata Uskup Inno Ngutra kepada Odiyaiwuu.com dari Ambon, kota Provinsi Maluku, Kamis (8/12).
Saat mendekati beberapa perempuan berjilbab itu, Uskup putra asli Maluku ini langsung menyodorkan pertanyaan, apa yang diinginkan perempuan berjilbab tersebut dari sang Uskup.
“Mereka menjawab, ‘Bapa Uskup, doakan dan berkatilah kami. Walaupun berbeda agama, tapi kami yakin Tuhan akan memberkati kami lewat doa dan penumpangan tanganmu, Bapa Uskup.’ Saya membalas mereka, ‘Bagaimana mungkin ibu-ibu bisa memintaku untuk mendoakan kalian karena kita berbeda agama?’ Jawaban mereka luar biasa,” lanjut Uskup Inno Ngutra.
Menurut Mgr Inno, ia tak pernah menyangka jawaban perempuan berjilbab membuatnya lama merenung. Sang Uskup mengaku tidak kuasa mengelak selain berdiam sambal merenungi perjumpaan kecil penuh berkat itu.
Uskup Inno mengangkat tangan mendoakan sekaligus memberkati para wanita berjilbab itu disertai doa dan harapan semoga apa yang mereka terima atau inginkan dari Tuhan terwujud yaitu menjadi Muslim yang taat dan setia.
“Mereka menyahut, ‘Benar, bapa Uskup. Tapi kami yakin Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kami lewat doa dan penumpangan bapa Uskup.’ Jawaban itu menyadarkan saya bahwa otak manusia terlalu kecil untuk memahami tuntas rahasia-rahasia Ilahi yang ada di sekitar kita, terutama dalam diri dan hati umat kecil dan terpinggirkan. Doa, salam, dan berkat saya untukmu dari Aru Utara,” katanya.
Sosok Inno Ngutra
Mgr Inno Ngutra, atau Mgr Seno di kalangan umat Katolik Keuskupan Amboina atau masyarakat Maluku adalah sosok gembala familiar. Pastor Inno Ngutra MSC ditahbiskan menjadi imam pada 6 Okotober 2001 bersama Pastor Agus Arbol, Pastor Kornelis Seralarat, dan Pastor Yanuaris Oratmangun.
Sebelum ditunjuk Sri Paus menjadi Uskup Keuskupan Amboina hingga prosesi tahbisan sebagai Uskup, Pastor Inno menjabat Sekretaris Keuskupan Amboina sekaligus Doses Hukum Gereja di Seminari Tinggi Santo Fransiskus Xaverius, Poka Rumah Tiga, Ambon.
Mgr Inno Ngutra lahir di Waur, Kei Besar, 7 November 1970. Ia menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di Waur lalu melanjutkan di Seminari Santo Yudas Thadeus Langgur. Setelah itu mengikuti studi di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Manado, Sulawesi Utara.
Setelah ditahbiskan menjadi imam, tahun 2001-2003 ia menjadi staf Pembina, khususnya ekonom di Seminari Yudas Thadeus Langgur. Setelah itu, ia menjadi ekonom Keuskupan Amboina sekaligus melayani beberapa paroki di Kota Ambon seperti Paroki Santo Yakobus Ahuru dan Direktur Misi Keuskupan periode 2003-2007.
Setelah mengikuti kursus Formasi Asia Religius di Institut Antipolo, Filipina tahun 2008-2009, ia lalu merampungkan kuliah Hukum Gereja di Universitas Santo Thomas Aquinas Manila, Filipina tahun 2009-2010. Periode 2014-2017, Mgr Inno ditunjuk menjadi Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Amboina dan Ketua Unio Keuskupan Amboina.
Duta Besar Vatikan untuk Indonesia (Nuncio Apostolik bagi Indonesia) Mgr Piero Pioppo menahbiskan Mgr Inno Ngutra sebagai Uskup Amboina di Katedral Santo Fransiskus Xaverius, Kota Ambon, Sabtu (23/4).
Mgr Inno adalah Uskup kedua dari Kepulaun Kei dan seorang imam yang menjabat sebagai Uskup Amboina. Mgr Joseph Tethool MSC adalah uskup pertama Keuskupan Amboina dari imam diosesan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)