JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Kepala Kepolisian Resor (Polres) Jayapura Kota Kombes Pol Dr Victor Dean Mackbon, SH, SIK, MH, M.Si mengatakan, tugas kepolisian adalah menciptakan keamanan, ketertiban, memberi perlindungan kepada masyarakat, pengayoman, pelayanan dan juga penegakan hukum. Tugas tersebut diimplementasikan mulai dari tingkat Mabes hingga Polsek di seluruh wilayah Indonesia.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri sehingga kami berharap juga dari tokoh adat, masyarakat, wanita dan agama di Papua. Kami minta dukungannya agar bersinergi untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” ujar Victor saat berlangsung dialog interaktif bertema Jalin Kerukunan Wujudkan Papua Damai dan Sejahtera bertempat di Stasiun LPP TVRI Papua, Rabu (27/7).
Dialog dalam rangka menjaga kerukunan demi mewujudkan Papua damai dan sejahtera tersebut menghadirkan juga dua narasumber lain yaitu Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBH NU) Papua Laode M Rusliadi Suhi, SH, MH, dan Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua Pendeta Dr James Wambrauw, M.Th.
Menurut Victor Lanjut, jika berbicara berukun dan bertoleransi hal tersebut menjadi kewajiban semua pihak. Di balik kewajiban itu anggota kepolisian mempunyai peran sebagai dinamisator. Pengalaman kepolisian membuktikan, terkadang bebagai isu termasuk isu agama mudah diangkat untuk menciptakan sesuatu ketidakharmonisan.
“Peran Polri sangat penting dan semua dalam melaksanakannya kita bekerja sama dengan seluruh mitra yang ada dengan langkah-langkah pencegahan yang tentunya dibangun atas dasar sinergitas,” lanjut Victor.
Sedangkan Laode mengatakan, dalam konteks Islam persaudaraan itu mewujud dalam ukhuwah watuniyah (persaudaraan kebangsaan), ukhuwwah insaniah (persaudaraan sesama kemanusiaan), dan ukhuwah imaniyah (persaudaraan seiman).
“Kami sudah menjalin kerja sama yang kuat dalam menebar persaudaraan dan toleransi. Kami tetap menjaga komunikasi dan kerukunan yang baik lintas agama di tanah Papua,” kata Laode.
Laode menambahkan, untuk menjaga komunikasi dan kerukunan lintas agama di tanah Papua juga sudah berjalan. Misalnya, saat perayaan hari-hari besar keagamaan seperti Natal di Papua, pihak NU melalui Anshor dan Banser terlibat ambil bagian dalam mengamankan jalannya kelancaran kemeriahan hari raya tersebut.
“Kami mewakili dari umat Islam di Kota Jayapura menyampaikan untuk sama-sama kita meningkatkan ketertiban, meningkatkan kedamaian, dan hidup berdampingan dengan damai,” ujarnya.
Pendeta Wambrauw topik diskusi terkait kerukunan mewujudkan Papua damai dan sejahtera sangat penting dan hal teresebut menjadi pekerjaan rumah yang tidak bisa selesai dengan satu pihak tetapi semua pihak. FKUB merupakan forum kerukunan umat beragama. Dalam forum itu semua pemimpin agama berpikir bersama bagaimana persoalan yang terjadi di Papua menjadi tanggungjawab bersama.
“Topik ini sangatlah penting untuk dibahas karena ini merupakan pekerjaan rumah yang tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Saya berharap semua menjaga kerukunan dan kebersamaan guna menjaga damai tetap hadir di tengah masyarakat,” kata Pendeta Wambrauw. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)