JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Mathius Fakhiri merespon situasi yang terjadi di Kabupaten hingga Kota Jayapura saat prosesi penjemputan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura, Kamis (28/12).
Fakhiri mengatakan, ada sejumlah insiden terjadi selama proses pengantaran jenazah Enembe ke rumah duka di Koya Tengah. Kejadian tersebut terutama di beberapa wilayah seperti di depan (Sekolah Teologia Atas Injili (STAKIN) dan beberapa titik lainnya.
“Kami mencatat beberapa insiden selama pelaksanaan penyerahan jenazah kepada pihak keluarga. Terdapat 14 korban luka, termasuk Penjabat Gubernur Papua Pak Dr Muhammad Ridwan Rumasukun, 8 aparat keamanan, dan 5 warga masyarakat,” ujar Fakhiri melalui keterangan tertulis Kabid Humas Polda Ignatius Benny Ady Prabowo kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Kamis (28/12) malam.
Menurut Fakhiri, selain itu, ada 1 mobil yang dibakar, 5 kendaraan rusak berat, 3 bangunan dan sekitar 25 perumahan dirusak dan dibakar. Total kerugian hingga saat ini, masih dalam tahap penghitungan. Rumasukun yang terluka dinyatakan stabil dan segera dibawa ke Jakarta untuk menjalani pengobatan lebih lanjut.
Fakhiri menjelaskan, hingga saat ini massa penjemput masih melakukan perjalanan ke kediaman Almarhum Enembe yang terletak di Koya Tengah. Pihaknya terus melakukan pengawalan terhadap massa tersebut. Namun, ia mengaku kecewa terjadinya insiden tersebut.
“Momen ini seharusnya menunjukkan cinta kasih anak-anak kepada orangtuanya. Saya sangat menyayangkan insiden seperti ini yang seharusnya tidak terjadi,” tegas Fakhiri, Kapolda putra asli Papua.
Fakhiri berharap agar tidak ada lagi aksi selama pengantaran jenazah Enembe dan meminta agar masyarakat menunjukkan duka dengan cara yang benar. Cara tersebut sesuai budaya anak Papua tanpa merugikan atau mengganggu keamanan serta kenyamanan masyarakat lain.
“Kami memberikan toleransi selama pengantaran jenazah. Namun jika terjadi aksi lanjutan setelah pemakaman, kami tidak akan segan untuk melakukan tindakan tegas,” ujarnya.
Fakhiri juga mengingatkan masyarakat pendatang untuk menjaga kedamaian dan tidak mengambil langkah-langkah yang merusak suasana kerukunan di tanah Papua.
“Meskipun beberapa aparat keamanan menjadi korban, saya menegaskan bahwa kami tetap berkomitmen untuk melakukan pengamanan dan pengawalan hingga pemakaman selesai agar massa dapat kembali ke rumah masing-masing dengan aman,” kata Fakhiri.
Sedangkan Kapolresta Jayapura Kota Victor Mackbon sebelumnya mengatakan, sebanyak 1500 personil gabungan diturunkan mengamankan tahapan prosesi pemakaman mantan Gubernur Papua Lukas Enembe. Pihak Polresta Jayapura Kota juga disiapkan menyambut dan mengawal serta memberikan pengamanan terhadap jenazah Enembe.
“Hasil komunikasi kami terakhir, jenazah Almarhum akan tiba di Bandara Sentani pada Kamis (28/12) pukul 09.00 WIT. Jenazah akan disemayamkan di daerah Stakin Sentani dan dimakamkan di kediamannya, Koya Tengah, Distrik Muara Tami,” ujar Victor melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Rabu (27/12).
Victor menambahkan, dari Stakin jenazah akan dibawa ke Koya Tengah. Kami juga akan melakukan pengamanan agar prosesi dapat berjalan dengan khidmat, baik dan juga tertib.
Pengamanan prosesi pengantaran jenazah Enembe melibatkan kurang lebih 1500 personel gabungan. Personel gabungan ini, ujar Victor, akan memberikan pengawalan dan pengamanan route menuju ke Koya Tengah agar berjalan dengan baik.
Victor mengaku, pihaknya terus membangun komunikasi dengan instansi terkait, karena nanti sistem pengamanan akan berubah tergantung dari situasi kondisi rangkaian tahapan kegiatan prosesi pemakaman jenazah Enembe.
Selain itu, Victor juga meminta dukungan dan peran serta para tokoh di Papua baik tokoh agama, masyarakat, adat untuk menyampaikan kepada masyarakat dalam rangka menyampaikan bela sungkawa bisa berjalan dengan tertib dengan menghentikan segala aktivitas untuk menghormati jasa Almarhum.
“Tentunya ini menjadi rasa duka cita kita semua masyarakat Papua kepada Almarhum Bapa Lukas Enembe jadi pastinya akan banyak masyarakat yang akan menyambut Almarhum di Bandara Sentani hingga ke peristirahatan terakhir di kediaman almarhum di Koya Tengah,” katanya.
Victor berharap tidak ada penumpukan massa di sepanjang jalan dengan waktu yang cukup lama. Karena itu, ia mengimbau warga masyarakat agar aktivitas juga bisa dihentikan sementara guna memberikan penghormatan terakhir kepada Almarhum.
Petrus Bala Pattyona, anggota tim kuasa hukum Lukas Enembe mengatakan, kliennya meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (26/12) pukul 11.00 WIB. Enembe menghembuskan nafas terakhir dalam usia 56 tahun.
“Pak Lukas Enembe meninggal dunia Selasa (26/12) pukul 11.00 WIB. Saat ini saya dan tim kuasa hukum sedang berada di rumah duka. Kita doakan semoga almarhum bahagia di Surga dan keluarga beroleh penghiburan serta kekuatan,” ujar Bala Pattyona kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Selasa (26/12).
Enembe lahir di Tolikara, Papua, 27 Juli 1967. Enembe menjabat Gubernur Papua dua periode, 2013-2018 dan 2018-2023. Lukas, suami Ny Yulce W Enembe dikaruniai tiga anak, yaitu Astract Bona TM Enembe, Eldorado Gamael Enumbi, dan Dario Alvin Nells Isak Enembe. Sebelum menjabat Gubernur Papua, Enembe juga tercatat sebagai Bupati Puncak Jaya.
Enembe mengenyam pendidikan di SD YPPGI Mamit tahun 1983. Ia kemudian masuk SMPN 1 Jayapura dan lulus SMAN 3 Sentani tahun 1986. Lukas kemudian masuk Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Sam Ratulangi Manado dan lulus tahun 1995. Tahun 2001 Enembe belajar di The Christian Leadership & Secound Leanguestic, Cornerstone College, Australia.
Sepulang dari negeri Kanguru, ia mengawali karier sebagai CPNS hingga PNS di Kantor Sospol Kabupaten Merauke. Tahun 2001, ia terpilih menjadi Wakil Bupati Puncak Jaya, mendampingi Eliezer Renmaur. Kariernya menanjak setelah terpilih menjadi Bupati Puncak Jaya dalam usia 40 tahun.
Pada tahun 2013, Enembe maju menjadi calon Gubernur Papua berpasangan dengan Klemen Tinal dan rakyat memilih pasangan ini memimpin Papua periode 2013-2018. Pasangan ini kembali terpilih mempimpin Papua periode kedua setelah mendulang 1.939.539 suara atau 67,54 persen periode 2018-2023.
Enembe juga tercatat sebagai kader senior Demokrat Papua yang memimpin partai itu periode 2006-2011, 2012-2017, dan 2017-2022. Lalu pada periode 2022-2027, ia kembali terpilih pada periode keempat memimpin Partai Demokrat Provinsi Papua. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)