Demo di Kantor Gubernur, Mama-mama Pedagang Asli Papua: Belum Ada Pasar Khusus Sejak Otsus - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Demo di Kantor Gubernur, Mama-mama Pedagang Asli Papua: Belum Ada Pasar Khusus Sejak Otsus

Ratusan mama-mama pedagang asli Papua saat menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Provinsi Papua Barat, Jumat (25/4). Mereka mengeluh, sejak kebijakan otsus Papua jilid pertama 20 tahun hingga kini belum ada satu pasar yang dikhususkan bagi mama-mama asli Papua. Foto: Istimewa

Loading

SORONG, ODIYAIWUU.com — Ratusan mama-mama pedagang asli Papua, Jumat (25/4) menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Provinsi Papua Barat. Pengunjuk rasa mengeluh, sejak kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) Papua jilid pertama 20 tahun lalu dan kini memasuki periode kedua pelaksanaan otsus belum ada satu pasar yang dikhususkan bagi mama-mama asli Papua.

“Narasi utama pemerintah mulai Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo beserta jajaran menteri hingga pemerintah provinsi dan kabupaten serta kota melalui kebijakan otsus Papua, termasuk pemekaran Provinsi Papua Barat Daya adalah membangun rakyat Papua demi kesejahteraan,” ujar Ketua dan Sekretaris Pedagang Pasar Mama-Mama Papua Kota Sorong (P2MPKS) Levina Duwit dan Yeremias Imbir melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com dari Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (25/4).

Duwit dan Imbiri juga mengatakan, sejak era pemerintahan Presiden Jokowi hingga pemerintahan Prabowo narasi Papua memiliki kebijakan khusus untuk membangun rakyat agar sejahtera dan maju sama seperti wilayah lainnya di Indonesia selalu mengemuka. Kebijakan khusus tersebut disusul gelontoran dana otsus triliunan rupiah kepada seluruh pemerintahan di tanah Papua, termasuk Papua Barat Daya.

“Kenyataannya tidak seperti yang dijanjikan, tidak pula seperti dinyatakan oleh presiden dan para menteri selama ini. Otsus Papua sudah berjalan lebih dari 20 tahun. Pemekaran provinsi hingga Papua Barat memekar jadi Papua Barat Daya tapi belum ada pembangunan kekhususan bagi kami pedangan Papua. Hingga kini belum ada satupun pasar khusus pedangan Papua dan pembinaan khusus yang baik bagi kami pedangan Papua di Kota Sorong,” katanya.

Malah sebaliknya, sejumlah pasar modern seperti Pasar Rufei, Pasar Remu, Pasar Jembatan Puri, dan pasar-pasar kompleks lainnya berdiri. Bukan pasar khusus sebagaimana mandat otsus. Hingga kini, tidak ada juga program khusus pembinaan pedagang Papua yang dilakukan secara khusus dengan metode tepat. 

“Malah, yang terjadi adalah kami dipaksakan bersaing dengan pedagang migran yang memiliki modal besar. Kami juga dipaksakan tersingkir dari pasar-pasar modern tersebut. Di mana otsus dan pemekaran yang dijanjikan bagi kami rakyat Papua? Di mana pembangunan khusus yang dijanjikan? Di mana pasar khusus yang dibangun pemerintah bagi kami pedangan Papua? Di mana pembinaan dan fasilitas khusus bagi kami?” ujar Duwit dan Imbiri retoris.

Menurutnya, di hadapan Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, mama-mama pedagang asli Papua mengeluh mereka tidak buta melihat pembangunan yang telah dilakukan pemerintah. Namun, telinga mereka tidak tuli dan sudah mendengar jelas setiap narasi, janji, dan pernyataan presiden, menteri hingga janji para pemimpin saat pencalonan yang berkomitmen mau membangun Papua dan rakyatnya.

“Bapak Gubernur, Anda telah berjanji kepada kami rakyat Papua Barat Daya. Negara telah menugaskan Anda untuk membangun kami orang asli Papua di Papua Barat Daya. Bapak Gubernur, dana otsus triliunan rupiah itu milik kami rakyat Papua. Provinsi ini milik kami. Kami adalah subjek utama semua kebijakan pembangunan di provinsi ini,” kata Duwit dan Imbiri.  

Dalam kesempatan tersebut, mama-mama Papua menyampaikan aspirasi agar gubernur beserta jajarannya segera memangun pasar khusus pedangan Papua kota Sorong di lokasi bekas Pasar Boswesen. Pengunjuk rasa juga meminta segera dilakukan pembinaan usaha pedagang Papua, memberikan modal usaha, peningkatan kapasitas usaha dan pendampingan yang dilakukan secara merata dan berkelanjutan. 

“Kami juga meminta agar pembinaan mama-mama pedagang asli Papua dilakukan melalui koperasi yang dikelola bersama dengan pemerintah. Kami juga meminta disediakan fasilitas kendaraan untuk transportasi pedangan, meja, kursi, lemari, dan tenda jualan,” katanya.

Duwit dan Imbiri juga menyampaikan kepada Gubernur bahwa dana otsus bernilai triliunan rupiah yang digelontorkan pemerintah pusat kepada pemerintah Papua Barat Daya sangat cukup untuk membiayai kebutuhan pedangan Papua. Mama-mama Papua akan mengawal hingga menagih aspirasi tersebut.

Sedangkan advokat pendamping mama-mama pedagang asli Papua Yohanis Mambrasar, SH mengatakan, pengunjuk rasa berasal dari berbagai tempat mulai dari Kota dan Kabupaten Sorong, Kabupaten Raja Ampat, Maybrat, Tambrauw, dan Sorong Selatan. 

“Mama-mama yang menggelar aksi demo ini merupakan pedagang utama maupun pedagang harian di pasar utama pemerintah seperti Pasar Sentral Remu, Pasar Boswesen Rufei, Pasar Ikan Jembatan Puri, dan pasar kompleks serta para pedagang eceran,” kata John Mambrasar kepada Odiyaiwuu.com dari Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (25/4).

John menambahkan, mama-mama pedagang Papua menyambangi kantor gubernur sejak Jumat (25/4) pukul 08.00 WIT. Setiba di kantor gubernur, mereka berkumpul dan kemudian menanti kehadiran Gubernur Elisa Kambu. Sekitar pukul 12.27 WIT Gubernur Elisa Kambu menemui mereka di depan pintu utama kantor.

Gubernur menyalami mama-mama pedagang asli Papua dan menyampaikan terima kasih karena mereka datang menemuinya secara baik untuk menyampaikan aspirasi. Bapak juga menerima aspirasi dan berjanji menindaklanjutinya. 

“Bapak gubernur juga meminta stafnya berkoordinasi dengan pemerintah kota maupun kabupaten untuk sama-sama menindaklanjuti aspirasi kami. Bapak gubernur akan membahas dan melaksanakannya melalui program jangka pendek dan jangka panjang,” ujar John Mambrasar. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :