SUGAPA, ODIYAIWUU.com – Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Intan Jaya AKBP Sandi Sultan mengatakan, black box atau kotak hitam pesawat Rimbun Air yang jatuh pada Rabu (15/9) sekitar pukul 07.37 WIT di Intan Jaya, sudah ditemukan tim gabungan, Kamis (16/9) sekitar pukul 04:50 WIT.
Tim gabungan TNI-Polri bersama pemuda gereja telah berhasil melakukan evakuasi tiga crew pesawat naas itu. Ketiganya adalah pilot Hj Mirza, copilot Fajar, dan mekanik Iswahyudi.
“Rencananya, Kamis (16/9) pagi ketiga jenazah akan diterbangkan ke Timika, kota Kabupaten Mimika dari Sugapa, Intan Jaya untuk selanjutnya diterbangkan ke kampung halamannya masing-masing,” ujar Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan melalui keterangan pers yang diperoleh Odiyaiwuu.com dari Sugapa, kota Kabupaten Intan Jaya, Kamis (16/9).
Hj Mirza rencananya dibawa ke kampungnya di Bogor, Jawa Barat. Sedangkan copilot Fajar juga diterbangkan ke Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Kemudian mekanik Iswahyudi diberangkatkan ke kampung halamannya di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Menurut Sandi Sultan, Rabu (15/9) sekitar pukul 23:50 WIT tiga kantong jenazah tiba di Sugapa yang merupakan base camp atau posko pencaharian awak pesawat naas yang mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk itu.
Medan jatuhnya pesawat yang sangat sulit mengakibatkan proses evakuasi jenazah dilakukan dengan berjalan kaki. Aparat gabungan TNI-Polri bersama para pemuda gereja ikut membantu jalannya proses evakuasi.
Sultan menambahkan, proses evakuasi dilaksanakan hingga Rabu malam hari. “Tiga kru ditemukan namun dalam kondisi tak bernyawa. Semuanya meninggal di tempat,” ujarnya.
Proses evakuasi dilaksanakan sejak Rabu (15/9) pagi hari mulai pukul 08:00 WIT setelah menerima laporan dari bandara terkait pesawat yang hilang kontak dengan tujuan Nabire menuju Intan Jaya, pukul 07.37 WIT.
“Sampai dengan pukul 04:16:20 saya bersama Danyon Yonif 501 Letkol Inf Arfayudha dan Wadanyon Yonif 521/BY Mayor Inf Edi Dipramono untuk pengendalian operasi langsung. Saya sebagai penanggung jawab dan Letkol Arfa sebagai penanggung jawab operasi didampingi wakilnya, Mayor Edi untuk melakukan evakuasi didukung masyarakat Intan Jaya beserta rekan-rekan dari Basarnas dan Pak Bupati Intan Jaya,” urainya.
Sementara itu di tempat yang sama Romo Yance Yogi Pr, seorang imam Katolik dari Paroki Titigi yang ikut membantu proses evakuasi menegaskan jatuhnya pesawat adalah murni karena kecelakaan akibat cuaca buruk.
“Kami mengharapkan agar pihak-pihak yang tidak berkepentingan tak menebarkan informasi tidak akurat terkait jatuhnya pesawat naas itu. Kami pihak gereja mengimbau tidak boleh menebarkan berita hoaks sebab daerah Intan Jaya saat ini situasinya aman dan kondusif,” tegas Romo Yance.
Pasca jatuhnya pesawat Rimbun Air, pihak gereja baik tim pastor dan panitia pentahbisan imam baru (pastor-red) serta aparat gabungan dari TNI-Polri juga terjun langsung ke lokasi kejadian dan menemukan lalu mengevakuasi korban.
“Saat kami masuk ke lokasi jatuhnya pesawat kondisi lokasi aman dan juga kita pulang suasana kondusif. Maka itu kami mengharapkan media tidak menyebarkan berita-berita yang memunculkan image negatif yang berpotensi mengacaukan situasi di Intan Jaya,” katanya. (Emanuel You/Odiyaiwuu.com)