Insiden Alama yang Merenggut Nyawa Glen Malcolm Conning Cederai Upaya Perdamaian di Papua - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Insiden Alama yang Merenggut Nyawa Glen Malcolm Conning Cederai Upaya Perdamaian di Papua

Pilot PT Intan Angkasa Air Service asal Selandia Baru Glen Malcolm Conning di dalam pesawat sesaat setelah mendarat di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Senin (5/8). Apesnya ia tewas lalu anggota TPNPB OPM yang dituding berada di balik insiden kematian tersebut.

Loading

TIMIKA, ODIYAIWUU.com Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) disebut belum jera melancarkan aksinya mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban (kamtibmas) di wilayah Papua. 

Kelompok TPNPB OPM, Senin (5/8) sekitar pukul 10:00 WIT melakukan serangan terhadap Glen Malcolm Conning di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. 

Insiden tersebut berujung Glen, pilot helikopter milik perusahaan penerbangan PT Intan Angkasa Air Service asal Selandia Baru meregang nyawa. Glen meninggal dunia akibat serangan senjata api dan senjata tajam kelompok Organisasi Papua Merdeka.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Inf Winaryo mengatakan, serangan yang mengakibatkan Glen meninggal merupakan tindakan tidak terpuji yang mencederai upaya mewujudkan perdamaian di Papua. 

“Serangan itu juga mengganggu keamanan dan menghambat upaya percepatan pembangunan. Selama ini, wilayah Alama relatif aman meski belum ada satupun Satuan Komando Kewilayahan TNI maupun Polri seperti Koramil atau Polsek. Namun, pasca insiden meninggalnya Glen stabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat terganggu,” ujar Winaryo kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Jumat (9/8).

Menurut Winaryo, upaya mewujudkan perdamaian di Papua akan terganggu bila terjadi serangan bersenjata oleh Organisasi Papua Merdeka yang menyebabkan warga sipil meninggal dunia.

Winaryo menambahkan, berdasarkan berita di The Associated Press berjudul “Gunmen kill New Zealand helicopter pilot in another attack in Indonesia’s restive Papua region” edisi Rabu (7/8), Juru Bicara Komnas TPNPB OPM Sebby Sambom tampaknya tidak merasa bersalah ataupun berdosa atas insiden serangan Glen yang berujung maut.

Sebby Sambom, kata Winaryo, justru menyalahkan korban karena telah memasuki area yang diklaimnya sebagai wilayah terlarang. “Jika itu terjadi maka itu adalah kesalahannya sendiri karena memasuki wilayah terlarang kami. Kami telah mengeluarkan peringatan beberapa kali bahwa wilayah itu masuk zona terlarang kami, wilayah konflik bersenjata yang dilarang untuk didarati pesawat sipil mana pun,” kata Sebby kepada The Associated Press. 

Winaryo menegaskan, wilayah Alama secara je jure dan de facto merupakan jelas bagian dari kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang memberikan kesempatan bagi penerbangan sipil manapun selama mematuhi aturan dan hukum yang berlaku. 

Helikopter milik PT Intan Angkasa dengan nomor penerbangan PK-IWN Type MD-500 yang dikemudikan Glen merupakan penerbangan resmi yang telah terdaftar dalam jadwal penerbangan sipil pada Senin (5/8). Helikopter yang disewa Dinas Kesehatan Mimika tersebut berangkat dari Timika pukul 09.30 WIT dan direncanakan tiba di Alama pukul 10.25 WIT.

“Namun, nahas menimpa Glen akibat ulah kelompok OPM yang menganggap penerbangan tersebut sebagai penerbangan terlarang di wilayah Alama. Tindakan OPM itu melanggar HAM karena menghilangkan nyawa warga sipil biasa dan tidak berdosa namun dianggap hal biasa oleh OPM,” kata Winaryo.

Pelanggaran HAM seperti ini, sebut Winaryo bukan sekali terjadi namun sering dilakukan oleh OPM selama ini. Oleh karena itu, kata Winaryo, menjadi tugas dan tanggung jawab aparat keamanan baik TNI maupun Polri menegakkan hukum dan keadilan demi stabilitas keamanan dan perdamaian di wilayah Papua.

Sebby Sambon sebelumnya menepis informasi yang menyebut bahwa pilot Glen Malcolm Conning dibakar bersama helikopter saat insiden kelam itu terjadi di Distrik Alama, Senin (5/8).

“Katanya mayat Glen dibakar dengan helikopter, tapi dalam foto mayat dan helikopter masih utuh. Berarti TNI dan Polri telah dan sedang melakukan pembohongan publik yang masif. Kami curiga pembunuhan pilot asal Selandia Baru sudah diskenariokan oleh militer dan polisi Indonesia sendiri,” ujar Sebby melalui keterangan tertulis yang diperoleh Odiyaiwuu.com di Jakarta, Rabu (7/8). 

Sebby menyebut, pihaknya punya pengalaman dari kasus penembakan karyawan PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana tahun 2020. Dalam peristiwa itu, warga asal Selandia Baru itu juga ditembak mati. Belakangan kami tahu peristiwa itu sudah diskenariokan sebelumnya. 

Menurut Sebby, dalam kasus Kuala Kencana, aparat keamanan Indonesia bekerja sama dengan TPNPB binaannya untuk menyerang karyawan Freeport Indonesia di Kuala Kencana pada 30 Maret 2020. 

Anggota TPNPB binaan itu kemudian dihabisi TNI di Timika, kota Kabupaten Mimika karena khawatir anggota TPNPB binaan  itu menjadi saksi dan pelaku scenario itu. Tiga tahun setelah kasus Kuala Kencana, pihak TPNPB baru melaporkan kepada manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB.

“Dari pengalaman ini, kami curiga pembunuhan Glen adalah bagian dari skenario militer dan polisi Indonesia. Karena hal ini terjadi setelah pihak manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB mengumumkan pembebasan pilot Susi Air asal Selandia Baru Mark Philip Mehrtens yang masih ditahan TPNPB Kodap III Ndugama pimpinan Brigjen Egianus Kogoya,” kata Sebby. 

Oleh karena itu, ujar Sebby, perlu investigasi independen karena pihaknya curiga hal tersebut merupakan bagian dari skenario untuk menghalangi misi pembebasan pilot asal Selandia Baru dengan tujuan menggagalkan niat baik Panglima TPNPB Kodap III Ndugama Darakma Egianus Kogoya dan pasukannya. 

Dalam kasus Glen, Sebby juga mengkritisi media mainstream di Indonesia yang lebih banyak wartakan berita bohong (hoaks). Mengapa, karena hampir semua media di Indonesia mewartakan pilot disandera, kemudian dibunuh dan dibakar bersama helikopter. Namun, ternyata setelah melihat foto menunjukkan mayat pilot masih utuh dan helikopter juga tidak dibakar. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :