Uskup Hilarion Pimpin Misa Requiem untuk Misionaris Belanda yang Mengabdi 50 Tahun Lebih di Tanah Papua - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Uskup Hilarion Pimpin Misa Requiem untuk Misionaris Belanda yang Mengabdi 50 Tahun Lebih di Tanah Papua

Almarhum Pastor Anton Bartolomeus Maria Tromp, OSA. Foto: Istimewa

Loading

MANOKWARI, ODIYAIWUU.com — Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong Mgr Hilarion Datus Lega, Rabu (10/5) mulai pukul 10.00 WIT mempersembahkan Misa Requiem berpulangnya Pastor Anton Bartolomeus Maria Tromp, OSA di Aula Navis SMA Katolik Vilanova, Susweni, Manokwari, Papua Barat.

Ribuan umat Katolik tumpah ruah mengikuti Misa Requiem sebelum dimakamkan di tempat pemakaman Ordo OSA di kompleks Maripi yang sudah disiapkan sebelumnya. Di salah satu rumah di kompleks Mripi, Pastor Tromp menghabiskan masa tua hingga ajal menjemputnya.

Tangis umat dan pelayat pecah mengenang Pastor Tromp, OSA mengenang jasa dan pengorbanan misionaris asal Belanda yang menghabiskan setengah abad lebih waktunya bagi umat Katolik Manokwari Sorong dan warga masyarakat melalui aneka karya dan pelayanan.

Uskup Hilarion dalam Misa mengenang Almarhum Pastor Tromp, sebagai sosok imam Tuhan yang memiliki dedikasi dan loyalitas selama menunaikan tugas perutusannya sebagai misionaris Allah di tanah Papua. Semasa hidup dan berkarya di bumi Cenderawasih, di mata Uskup Hilarion, Almarhum adalah imam yang memiliki dedikasi luar biasa besar.

Almarhum juga sosok motivator umat dan warga yang dijumpai dalam keseharian. Dedikasi yang melampaui seorang Pastor Tromp, OSA diakui Mgr Datus, sangat dirasakan di bidang pendidikan dan keagamaan.

“Ketika saya ditunjuk sebagai Uskup Manokwari-Sorong, saya belum tahu apa-apa. Saya ketemu Pastor Anton Tromp yang saya pandang sebagai ensiklopedia, kamus hidup. Beliau tahu banyak hal,” kata Uskup Hilarion.

Karena itu, ujar Uskup Hilarion, semangat dan dedikasi Almarhum Pastor Tromp harus melekat dalam hidup dalam hati umat Katolik. Umat Katolik harus memiliki mutu kehidupan rohani yang baik. Wawasan dan kesungguhan diri dalam melayani Pastor Tromp sama sekali tidak terbatas namun luas.

“Wawasan saya dibentuk oleh Pater Anton Trom OSA. Pastor Tromp meninggalkan jejak kerohanian bagi kita untuk hidup lebih bermartabat,” lanjut Mgr Hilarion. Karena itu, Uskup mengajak umat Katolik mengenang dan memaknai deddikasi dan semangat hidup Alm Tromp.

Selama setengah abad lebih Almarhum Tromp menunaikan tugas perutusan sebagai misionaris di tanah Papua.  Rentang waktu yang panjang itu tentu bukan sekadar kenangan biasa namun kenangan tentang nilai rohani yang luhur.

“Pastor Anton Tromp OSA adalah imam dan orangtua keluarga kami yang paling baik, terutama suami saya, Almarhum Romanus Ogiara de Ona,” ujar Maria Ogiara de Ona, isteri Almarhum Romanus de Ona dan umat Katolik Manowari.

Misa Requiem dan prosesi pelepasan jenazah hingga pemakaman Pastor Tromp, OSA tidak hanya dibanjiri ribuat umat Katolik. Hadir juga sejumlah pejabat seperti Kapolda Papua Barat dan Wakapolda Papua Barat, dan Ketua PGGP Papua Barat.

Selain itu, hadir juga Bupati Teluk Bintuni Ir Petrus Kasihiw bersama isteri, Asisten 1 Setda Kabupaten Manokwari Wanto, dan anggota DPRD Manokwari serta kerabat dan para sahabat Almarhum. Misa pemakaman dipimpin Pastor Paul Trorba, OSA.

Pastor Tromp, OSA lahir di Haarlem, Sparrenstraat, 20 Maret 1945. Terlahir dari pasangan suami-isteri (pasutri) Bartolomeus Geradus Tromp dan Dina Cornelia Koks. Ia anak pertama dari sembilan bersaudara. 6 di antaranya laki-laki dan 3 perempuan.

Ayahnya, Geradus, adalah seorang pedagang yang punya toko. Sedang sang bunda, Dina, seorang ibu rumah tangga seperti kebanyakan ibu rumah tangga lainnya dengan rutinitas tugas memasak, mencuci atau mengurus suami dan anak-anak.

Pastor Tromp mengenyam pendidikan mulai TK di Santa Liduina Haarlem tahun 1950. Pada 1957 ia menyelesaikan pendidikan dasar di Santo Petrus Canisus, Timorstraat lalu SMP Pius X di Reviusstr. Pada tahun 1962 ia lulus SLTA di Mendelcollege (HBS-A), Haarlem. Sesudah menyelesaikan SLTA, ia mengikuti kursus bahasa Latin dan Yunani di Triniteitslyceum Haarlam tahun 1962-1963, Nuffic di TU Eindhoven tahun 1962-1963.

Setelah menyelesaikan kursus bahasa Latin dan Yunani di Haarlam, pada 31 Agustus 1963 Anton Tromp masuk Novisiat Augustin di Witmarsum.  Pada 31 Agustus 1963, ia menerima kaul pertama. Kemudian pada 29 Oktober 1967, menerima Kaul Kekal untuk hidup total sebagai seorang biarawan Augustin (OSA) di Nijmegen. Tahbisan imam berlangsung pada 7 Desember 1969.

Setelah ditahbiskan sebagai imam, Pastor Anton Tromp mengikuti kursus Bahasa Indonesia di Roterdam dan Tropenkursus di Tropen Institut Amsterdam tahun 1969. Selama mengikuti kursus Bahasa Indonesia, ia rupanya sudah dipersiapkan menjadi misionaris di Asia Tenggara, tepanya di tanah Papua, Indonesia.

Tepat 20 Januari 1970, kapal yang ditumpanginya menyentuh bibir Pelabuhan Batavia (Jakarta). Pastor Tromp muda melanjutkan perjalanan misi menuju Papua. Tiba di Manokwari, wilayah kepala burung ia ditugaskan menjadi Pastor Pembantu Santo Yohanes Bintuni, Keuskupan Manokwari-Sorong tahun 1970-1973.

Selang tiga tahun sebagai misionaris di Paroki Bintuni, ia lalu dikirim ke Filipina guna mendalami studi Pastoral Sosiologi selama dua tahun. Setelah merampungkan studi di negeri yang pernah dipimpin Presiden Ferdinan Marcos itu, tahun 1975, ia kembali ke tanah Papua.

Berbagai tugas dari pimpinan menjemputnya. Pastor Anton Tromp lalu didapuk mengemban tugas di Delegatus Sosial (Delsos) Keuskupan Manokwari Sorong sekaligus Ketua Yayasan Sosial Augustinus periode 1975-1987. Tak lama setelah tarik nafas, ia kemudian menjadi Pembina SMU YPPK Augustinus-Sorong tahun 1975-1995.

Setelah itu, ia menjadi Kepala Kantor Keuskupan Manokwari Sorong periode 1987-1995, Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Manokwari-Sorong tahun 1987-1995. Tak lama, ia dipercayakan lagi sebagai Administrator Dioses Manokwari-Sorong tahun 1988.

Pastor Tromo pernah ditugaskan sebagai Pejabat Sementara Pastor Paroki Kristus Raja Sorong tahun 1994-1995 serta berbagai tugas tambahan baik dalam lingkungan keuskupan maupun dalam Regio Ordo Santo Augustinus.

Ia menghembuskan nafas terakhir pada Senin (8/5) di Vogelkoop (Kepala Burung), Manokwari. Bahagia di Surga, Pater. Terima kasih jasamu bagi umat Katolik serta masyarakat di tanah Papua dan Indonesia. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :