Kisah Pastor Ibrani Gwijangge, Pr: Semarak Natal di Paroki Damabagata, Pedalaman Papua (Bagian pertama) - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Kisah Pastor Ibrani Gwijangge, Pr: Semarak Natal di Paroki Damabagata, Pedalaman Papua (Bagian pertama)

Pastor Paroki Kristus Kebangkitan Kita Damabagata Romo Ibrani Gwijangge, Pr bersama umat berfoto bersama pada perayaan Natal 2021 di Paroki Damabagata, Dekanat Tigi, Keuskupan Timika, Papua. Foto: Dok. Romo Ibrani Gwijangge Pr

Loading

WAGHETE, ODIYAIWUU.com – Pastor Paroki Kristus Kebangkitan Kita Damabagata Romo Ibrani Gwijangge, Pr mengemukakan, umat Katolik di Paroki Damabagata, Dekanat Tigi, Keuskupan Timika, pedalaman Papua merayakan Natal dalam suasana gembira dan sederhana di tengah balutan pesona alam tanah Papua.

“Natal kali ini kita semua umat paroko dikunjungi Tuhan Allah secara istimewa. Tuhan melihat kondisi kecemasan dan duka kita. Tuhan Allah melihat keadaan kita yang sesungguhnya, di mana kita yang sedang bergumul karena wabah Covid-19, kecelakaan, bencana alam, pertikaian, pelarian, pengungsian, dan berbagai kecemasan yang dialami,” ujar Romo Ibrani Gwijangge, Pr kepada Odiyaiwuu.com dari Waghete, Dekanat Tigi, Keuskupan Timika, Papua, Minggu (26/12).

Paroki Kristus Kebangkitan Kita Damabagata memiliki tujuh stasi dan sembilan belas komunitas basis atau kombas). Umat berkisar 2.500 jiwa yang berada di wilayah adat Apogo, Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai, Papua Kehadiran Deiyai sebagai sebuah kabupaten baru, membuka berbagai isolasi fisik yang selama ini terpenjara hutan, sungai, gunung, dan lembah.

Namun, seiring waktu Deiyai sebagai sebuah kabupaten baru, berbagai dusun, kampung atau distrik yang terisolir satu sama lain akhirnya terbuka. Antara satu stasi dengan stasi lainnya di wilayah pelayanan Grejani, saling terhubung satu dengan yang lain. Saat ini apa yang didambahkan umat yaitu jaringan 4G terpasang hampir setiap tempat. Belakangan jalan antara Kabupaten Mimika dengan Kabupaten Paniai, Deiyai dan Dogiyai di wilayah adat Meepago akan melewati di areal Paroki Damabagata.

“Uskup Keuskupan Timika, Almahrum Mgr Jhon Saklil, Pr pernah pernah berpesan bahwa bila di kemudian hari Paroki K3 Damabagata akan menjadi pusat pendidikan dan perjumpaan manusia dari berbagai kabupaten. Umat yang ada selalu bersiap siaga menerima berbagai perubahan mental, pola pikir, dan status sosial. Selama beberapa tahun berjalan, yang menjadi perhatian umat yaitu pendidikan dan kesehatan,” ujar Romo Ibrani Gwijangge Pr, imam Katolik pertama orang asli Papua asal Kabupaten Nduga.

Menurutnya, harapan dan kecemasan atas pendidikan pun menjadi perhatian. Banyak anak anak usia pendidikan terabaikan. Di sektor kesehatan pun, tidak menentu. Umat selalu dihantui ancaman sakit penyakit, kecelakaan lalu lintas berujung kematian. Dinamika hidup keluarga antara kecemasan dan harapan atas kondisi real pendidikan dan kesehatan di wilayah ini, katanya, menjadi cerita harian yang tak pernah habis dibahas.

“Di tengah itu Natal harus dirayakan dengan penuh suka cita. Kita harus bersukacita bersama bayi Natal yang terbungkus kain putih di kandang penuh kotoran,” kata Romo Ibrani Gwijangge. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com, bersambung)

Tinggalkan Komentar Anda :