NABIRE, ODIYAIWUU.com — Jumlah penduduk orang asli Papua dari waktu ke waktu semakin menurun. Angka kematian dan rendahnya angka kelahiran tersaji dalam data-data resmi. Salah satu pemicu menurunnya jumlah penduduk asli Papua adalah angka kematian akibat mengkonsumsi minuman keras,
“Dari sekian banyak penyebab kian menurunnya jumlah penduduk orang asli Papua, salah satunya minuman keras,” ujar bakal calon Gubernur Provinsi Papua Tengah 2024 Yakobus Dumupa, S.IP, M.I.P kepada Odiyaiwuu.com dari Nabire, kota Provinsi Papua Tengah, Jumat (5/7).
Yakobus, mahasiswa Program Doktor Antropologi Universitas Cenderawasih, Jayapura, menambahkan, sejak dulu hingga saat ini pihaknya konsisten mengatakan bahwa minuman keras merupakah salah satu senjata pemusnah masal orang asli Papua.
“Saya amati banyak orang asli Papua belum sadar bahwa jumlah penduduk orang asli Papua dari waktu ke waktu semakin menurun. Realitas ini disebabkan oleh tingginya angka kematian dan rendahnya angka kelahiran,” kata Yakobus, Bupati Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah periode 2017-2022.
Menurut Yakobus, anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) periode 2011-2016, minuman keras yang menjadi ‘senjata pemusnah masal’ harus dimusnahkan atau steril dari kehidupan keseharian orang asli Papua. Cara memusnahkan paling efektif, ujarnya, adalah menjadikan minuman keras sebagai musuh bersama, common enemy dan tidak minum (boikot) minuman keras.
“Bagi orang asli Papua yang sudah terlanjur ‘rakus’ minum minuman keras agar berhenti mengkonsumsi minuman keras dan menjadikan minuman keras sebagai musuh bersama yang harus dimusnahkan,” kata Yakobus, putra asli Papua lulusan Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “APMD” Yogyakarta.
Menurut Yakobus, tokoh muda Papua dan penulis belasan buku aneka tema, dengan menjadikan minuman keras sebagai common enemy orang asli Papua dan memboikot minuman keras itulah pintu masuk paling efektif menyelamatkan orang asli Papua dari kepunahan.
“Saatnya seluruh orang asli Papua menjadikan minuman keras sebagai musuh bersama. Minuman keras itu tidak menyehatkan tubuh dan pembunuh paling efektif yang berpotensi melenyapkan nyawa orang asli Papua. Kalau kita semua, orang asli Papua masih mencintai keberlangsungan manusia dan generasi Papua tak ada pilihan lain kecuali menghindari minuman keras,” ujar Yakobus. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)