JAKARTA, ODIYAIWUU.com – Gubernur Papua Lukas Enembe mencopot Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura drg Aloysius Giyai dan Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah, Christian Sohilait ST, M.Si dari jabatannya. Padahal, dua pejabat itu dinilai berkinerja baik.
Pengamat politik Papua Frans Maniagasi mengaku kaget memperoleh informasi pencopotan Giyai dan Sohilait. Pencoptan dua pejabat itu, kata Maniagasi, merupakan otoritas Gubernur Enembe namun Gubernur perlu juga mendengar dan memperoleh masukan yang komperhensif sebelum memutuskan untuk mengganti pejabat yang bersangkutan.
“Lebih elegan mungkin Pak Gubernur Lukas Enembe perlu memanggil kepala OPD atau staf yang bersangkutan, menegur dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki kinerjanya,” ujar Frans Maniagasi kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Minggu (22/8).
Sementara Juru Bicara Gubernur Papua Muhammad Rifai Darus menyebut, pencopotan jabatan itu sebagai warning atau peringatan bagi kepala OPD yang tak maksimal menjalankan tugas. Gubernur Enembe, ujar Darus, menyatakan kekecewaan yang mendalam lewat tangisan, menyikapi lemahnya pelayanan publik di tiga institusi yang mendapat rotasi jabatan itu.
“Pergantian (pejabat) ini sebagai warning bagi yang lain, karena sejak kembali berobat dari Singapura, beliau ikuti secara seksama kinerja semua kepala organisasi perangkat daerah. Bahkan beliau bertanya kepada seluruh staf khusus lalu tenaga ahli yang ada. Ini evaluasi gelombang pertama, sehingga akan ada gelombang berikutnya lagi supaya semua pejabat berbenah. Artinya Kepala OPD yang raport-nya (merah) akan dievaluasi total,” kata Darus sebagaimana dilansir merdeka.com, Sabtu (21/8).
Untuk RSUD Jayapura, Rifai mengungkapkan, Gubernur Lukas menyoroti lemahnya pelayanan rumah sakit terhadap pasien saat beberapa kali melakukan inspeksi mendadak (sidak). Selain mencopot Dirut RSUD Jayapura, Lukas mengganti Kepala Dinas Pendidikan Christian Sohilait, dan Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Yorem Wanimbo.
Menurut Maniagasi, bila Gubernur Enembe hanya memperoleh masukan dari satu sisi, terutama orang-orang dekat rasanya kurang indah. Apalagi kedua pejabat yang diganti ini selama ini cukup berprestasi, terlepas dari kekurangan dan kelemahan mereka.
“Perlu ada kearifan sebagai pemimpin. Hari ini setiap orang memiliki kebijakan tapi kearifan sangat jarang. Saya berharap agar ke depan Gubernur dan siapapun pemimpin baik di aras daerah maupun nasional agar sebelum mengambil keputusan perlu dipertimbangkan dari berbagai aspek,” kata Maniagasi.
Drg Giyai merupakan pejabat senior di Papua yang pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua hampir 10 tahun. Giyai dikenal banyak melakukan terobosan di bidang kesehatan untuk membangun kesehatan di seluruh pelosok Papua dengan Program Satgas Kaki Telanjang.
Giyai membantah statemen yang menyebutkan Gubernur Enembe pernah melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke RSUD Dok II Jayapura. Informasi terkait tanggal dan hari sidak Gubernur Enembe ke rumah sakit yang dipimpin Giyai adalah isapan jempol.
“Kenyataan menunjukkan justru Gubernur setelah kembali dari perawatan di Singapore dan Jakarta tidak pernah melakukan kunjungan atau sidak ke RSUD Jayapura. Jubir Gubernur jangan melakukan pembohongan publik,” kata Giyai
“Masalah pergantian pejabat dalam ‘kabinet’ adalah mutlak hak Gubernur Papua dan siapapun tidak bisa intervensi,” kata Rifai Darus kepada Odiyaiwuu.com melalui pesan singkat short message service (SMS), Senin (23/8). (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)