KENYAM, ODIYAIWUU.com — Aparat Kepolisian Resor (Polres) Nduga didukung oleh personil TNI dan Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz 2024, Sabtu (13/4) menyita senjata tajam (sajam) dan alat-alat perang menyusul bentrok dua kelompok massa sekitar Kenyam, kota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Bentrok massa yang terjadi Jumat (12/4) sekitar pukul 16.40 WIT melibatkan kelompok Lenanus Wandikbo dan Tarni Wandikbo. Bentrok dipicu kesepakatan pembagian hak suara sistem noken pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Aparat gabungan mengambil langkah tegas sebagai salah satu upaya mencegah dan menangani konflik sosial meluas.
“Dalam operasi ini, personel Polres Nduga didukung oleh Satuan TNI dan Satgas Damai Cartenz 2024. Barang-barang yang disita termasuk 99 busur, 802 anak panah, 5 parang, 3 senapan angin, 1 pompa angin, 13 tameng rakitan, dan 1 kantong amunisi senapan angin,” ujar Kapolres Nduga AKBP VJ Parapaga, SIK kepada Odiyaiwuu.com dari Kenyam, Nduga, Papua Pegunungan, Minggu (14/4).
Parapaga menjelaskan, konflik antara kedua kelompok sebenarnya telah dianggap selesai pada 6 April. Konflik dianggap berakhir ditandai dengan penandatanganan surat pernyataan dan perjanjian damai. Namun, hingga saat ini, kelompok yang dipimpin oleh Tarni belum menandatangani perjanjian damai tersebut.
“Sementara itu, situasi keamanan di sekitar Kenyam dilaporkan aman terkendali, dengan tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Namun, proses pendalaman masih dilakukan untuk memastikan tidak adanya luka-luka dalam kejadian tersebut,” kata Parapaga.
Konflik sosial di Nduga merupakan salah satu tantangan serius bagi keamanan dan stabilitas di daerah tersebut. Penyitaan alat perang ini diharapkan dapat mengurangi potensi konflik dan memulihkan perdamaian di wilayah tersebut.
Media ini sebelumnya memberitakan, dua kelompok massa di Kenyam dikabarkan bentrok lagi pada Jumat (12/4) sekitar pukul 16.40 WIT. Bentrok dipicu kesepakatan pembagian hak suara sistem noken pada Pemilu 2024. Aparat kepolisian setempat kini tengah menangani kasus pertikaian lanjutan dua kelompok masyarakat tersebut.
“Pertikaian antara kedua kelompok tersebut diduga kuat berawal dari kelompok Lenanus Wandikbo dan Tarni Wandikbo yang melakukan penyerangan terhadap kelompok Ikabus Gwijangge,” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, SH, SIK, M.Kom kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Sabtu (13/4).
Bentrok kedua kelompok masyarakat tersebut sebelumnya diketahui melibatkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nduga Ikabus Gwijangge dengan Kepala Distrik Geselema Lenanus Wandikbo. Bentrok sebelumnya terjadi pada Kamis (15/2), Jumat (16/2), Senin (4/3), dan Sabtu (23/3).
“Bentrok tersebut kembali terjadi karena masalah pembagian suara yang belum terselesaikan dan ini merupakan kejadian ke enam kalinya,” kata Benny, Sabtu (12/4) malam.
Kapolres Parapaga mengatakan, pihaknya melakukan tindakan tegas terukur dengan menembakkan gas air mata ke arah dua kelompok tersebut dan menghimbau agar kedua kelompok segera membubarkan diri.
“Permasalahan kedua belah Kelompok sebenarnya telah dinyatakan selesai pada Sabtu (6/4) ditandai dengan penandatanganan surat pernyataan dan perjanjian damai sehingga kejadian yang baru saja terjadi adalah karena sikap adik Almarhum yang belum mau menerima,” ujar Parapaga.
Parapaga juga mengatakan, pasca terjadinya pertikaian personel gabungan terus melakukan patroli di sekitar lokasi kejadian guna mengantisipasi bentrok susulan. Pihak Kepolisian juga telah melakukan pendekatan kepada para tokoh di Nduga untuk membantu meredam kedua kelompok agar bentrok tidak meluas.
“Situasi saat ini terpantau aman dan kondusif. Hal ini tak lepas dari kerjasama dan sinergitas bersama untuk menjaga situasi tersebut tetap kondusif,” kata Parapaga lebih lanjut.
Parapaga berharap agar situasi yang sudah kondusif tersebut tetap terjaga dan stabil sehingga aktivitas masyarakat berjalan normal. Pihak keamanan akan terus berupaya menjalin komunikasi bersama kedua kubu yang bertikai.
“Kami juga terus memberikan himbauan agar kedepannya masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang ingin memecah perdamaian yang telah kami upayakan tersebut, mari berdamai demi kesejahteraan masyarakat kita semua,” kata Parapaga. “Tidak ada korban jiwa dalam konflik ini,” lanjut Parapaga. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)