MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupaten Dogiyai Damiana Tekege, SH, MH mengemukakan, tantangan terbesar para kepala kampung di wilayah Dogiyai adalah mengubah cara pandang sebagian warga terkait gelontoran dana kampung di masing-masing kampung.
Menurut sarjana lulusan Program Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Diponegoro, Semarang itu, tantangan terbesar yang dihadapi kepala kampung adalah pemahaman masyarakat tentang dana kampung di wilayah Dogiyai.
Masih ada pemahaman sebagian warga kampung yang menganggap uang (dana) itu untuk dibagi bagi saja secara gratis. Bukan untuk membiayai berbagai program pembangunan yang sudah direncanakan dan diputuskan dalam musyawarah kampung.
“Cara pandang bahwa uang (dana kampung) itu dibagi kepada warga secara gratis atau cuma-cuma menjadi tantangan terbesar para kepala kampung merealisasikan dana tersebut,” ujar Kepala Dinas Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Dogiyai Damiana Tekege kepada Odiyaiwuu.com usai Rapat Evaluasi Realisasi Dana Desa Tahap Pertama yang dihadiri para kepala kampung di Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai, Rabu (29/9).
Cara pandang bahwa dana kampung diberikan secara gratis bukan hanya dialami segelintir warga. Namun, di sebagian kepala kampung, kadang mereka mengalami tantangan dari warganya sendiri terkait dana kampung di wilayahnya. Ada kepala kampung yang mengalami nasib buruk karena dana kampung dirampas warga yang nakal. Ada pula yang ngotot dana kampung dibagi gratis tanpa berpikir bahwa dana tersebut untuk membiayai berbagai program di kampung.
“Kami di kampung mengalami kesulitan menghadapi masyarakat. Ada warga yang merampas uang (dana) kampung. Ada yang ngotot harus dibagi bagi tanpa melakukan kegiatan. Ada yang tuntut bayar utang mantan pejabat kepala kampung. Ada yang palang kami di jalan mentuntut uang. Kami minta tolong pihak Dinas PMK turun ke kampung kampung agar memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penggunaan dana kampung,” ujar seorang kepala kampung dalam pertemuan tersebut.
Cara pandang sebagian warga atas dana kampung yang dibagi secara gratis selama ini memiliki konsekuensi negatif. Diakui Damiana, hal itu dapat dilihat di mana selama lima tahun dana kampung terus bergulir di masing-masing kampung di Dogiyai tetapi di nyaris semua kampung tergolong tertinggal.
“Kondisi ini seolah memperlihatkan bahwa kampung-kampung di Dogiyai tidak mendapat alokasi dana kampung untuk membiayai setiap program pembangunan yang sudah direncanakan bersama. Saatnya kita semua stakeholders, pemangku kepentingan perlu kerja keras mengubah cara berpikir, mindset untuk memahami esensi dan orientasi dana kampung atau dana desa untuk kemasalahatan,” ujar Damiana.
Pascapengambilan sumpah dan pelantikan 73 kepala kampung (kakam) baru serentak pada Rabu (28/7), sejak Selasa (31/8) 76 kepala kampung mulai mencairkan dana kampung untuk membiayai berbagai program di masing-masing kampung.
“Sejak (30/8) kemarin, kami mendampingi para kakam bersama bendahara masing-masing kampung. Mereka membawa serta seluruh dokumen yang disyaratkan agar proses pencairan dana kampung berjalan lancar,” ujar Kepala Distrik Sukikai Selatan, Kristianus Tagi kepada Odiyaiwuu.com di Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai, Selasa (31/8).
Menurut Tagi, pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (PMK) Dogiyai meminta agar dokumen seperti surat perintah membayar atau SPM dana desa, rencana anggaran belanja alokasi dana desa (RAB ADD) dibawa serta untuk memudahkan proses pencairan di Bank Papua Cabang Mowanemani.
Damiana Tekege mengatakan, salah satu langkah sigap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai adalah melakukan proses pencairan dana kampung agar para kepala kampung terlantik segera bekerja membangun dengan kemampuan keuangan masing-masing agar kampung lebih sejahtera, aman, dan damai.
“Pascapelantikan 73 kepala kampung, Pak Bupati dan Wakil Bupati Dogiyai sudah berkomitmen agar seluruh kampung segera dibenahi dengan sumber daya manusia dan sumber dana yang dimiliki demi melayani masyarakat. Sebagai dinas teknis, kami juga bekerja keras menjemput bola agar para kepala kampung bersama masyarakat segera membangun di berbagai aspek dengan dana yang tersedia. Kami sadar, upaya memajukan daerah tentu dimulai dari bagaimana kerja keras dinas teknis seperti PKM,” ujar Damiana kepada Odiyaiwuu.com saat dihubungi di Mowanemani, Kamis (27/8).
Tagi menambahkan, proses pencairan dana kampung pascapelantikan serentak kepala kampung tergolong cepat. Hanya berselang sebulan, para kepala mulai melakukan pencairan dana tersebut secara bergilir. Proses pencairan berjalan lancar berkat kesigapan jajaran Dinas PMK Dogiyai memberikan arahan dan menyerahkan berbagai dokumen yang disyaratkan kepada Bank Papua Cabang Mowanemani agar para kepala kampung segera melakukan pencairan dana kampung.
Namun, saat berlangsung rapat evaluasi realisasi dana desa tahap pertama pada Rabu (29/9), ada persoalan serius yang perlu dipahami bersama semua pihak, terutama otoritas di kampung dengan warganya, terutama cara pandang atas esensi dan makna dana kampung.
“Kita perlu mengubah pola pikir masyarakat dari pola pikir konsumtif menjadi pola pikir produktif atas dana kampung. Masyarakat perlu diberi pemabahan bahwa dana kampung itu orientasinya dimanfaatkan perubahan pembangunan ke arah yang baik dan masyarakat lebih sejahtera ke depannya,” kata Damiana. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)