MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dogiyai Laurensius Goo angkat bicara terkait banjir bandang yang melanda Kampung Obayo dan Pugatadi I, Distrik Kamuu Utara, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua sejak Selasa (6/9) malam WIT.
Banjir juga menyebabkan ruas Jalan Trans Nabire-Dogiyai tergenang lumpur dan batu-batuan menyusul curah hujan dengan intensitas tinggi. Banjir bandan tersebut menyebabkan warga mengungsi ke sejumlah titik atau lokasi aman guna terhindar dari kemungkinan menjadi korban.
“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai melalui dinas terkait perlu melakukan normalisasi kali, sungai. Drainase atau jalur kali, sungai perlu diluruskan agar saat hujan, banjir melewati got atau drainase. Warga juga perlu membersihkan got agar saat hujan tidak tertutup yang berakibat banjir,” kata Laurens Goo kepada Odiyaiwuu.com dari Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai, Papua, Jumat (9/9).
Namun di lain sisi, Laurensius juga mengingatkan masyarakat agar mendukung program pemerintah daerah yang pro rakyat, melalui dinas terkait. Pemerintah daerah bekerja keras membangun jalan namun masyarakat masih saja menuntut ganti rugi. Bahkan kadang memalang jalan.
“Pemerintah mau meluruskan kali, sungai tetap biasanya permintaan warga terlalu banyak. Pemerintah juga mau bantu membangun, tetapi masyarakat menganggap pemerintah punya banyak uang sehingga warga tuntut ganti rugi,” lanjut Laurensius, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Laurensius menambahkan, banjir yang kerap melanda wilayah Dogiyai perlu mendapat perhatian Pemkab dan dinas terkait melalui alokasi anggaran berumber APBD II. Pemkab Dogiyai perlu mengalokasikan anggaran tahun berikutnya.
“Banjir bandang terjadi mulai Selasa (6/9) malam mengakibatkan rumah warga Obayo dan Pugatadi I dan sejumlah bangunan terendam banjir dan lumpur. Jalan Trans Nabire-Dogyai juga terendam banjir, lumpur, dan batu-batuan akibat longsor,” ujar tokoh pemuda Obayo Benediktus Pigai kepada Odiyaiwuu.com di Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai, Papua, Rabu (7/9).
Menurut Pigai, hingga saat ini belum dipastikan jumlah korban akibat terjangan banjir di dua kampung tersebut. Kerugian akibat banjir tersebut belum dapat dipastikan mengingat warga berhamburan mencari titik-titik aman menyelamatkan diri.
Kepala Distrik Kamu Utara Yulianus Pigome juga membenarkan dua kampung di wilayahnya diterjang banjir bandang sejak Selasa (6/9) malam WIT hingga Rabu (7/9). Banjir bandanf tersebut mengakibatkan ratusan rumah dan kebun warga terendam. Warga memilih mengungsi di sejumlah titik aman guna terhindar dari kemungkinan terburuk. Pihaknya juga belum memastikan jumlah korban akibat terjangan banjir tersebut.
“Warga Obayo dan Pugatadi I masih trauma dan khawatir terjadi bencana susulan. Saya turun langsung dan mengimbau warga Kamuu Utara tetap waspadai. Saya juga minta warga tetap waspada mengingat dua kampung itu sering dilanda banjir bandang. Apalagi, saat ini curah hujan di wilayah Kamuu Utara masih sangat tinggi sehingga warga tetap waspada,” ujar Kepala Distrik Kamuu Utara Yulianus Pigome kepada Odiyaiwuu.com saat dihubungi di Mowanemani, Dogiyai, Rabu (7/9).
Menurut Pigome, banjir bandang yang menerjang dua kampung itu terjadi akibat curah hujan dalam beberapa hari terakhir sangat tinggi. Kondisi tanah yang labil juga memperparah terjangan bajir. Selain itu, saluran air yang ada di kawasan itu tak kuasa menampung luapan banjir dalam jumlah besar. Tinggi banjir diperkirakan sekitar 50 cm.
“Saluran air atau got dalam kawasan pemukiman masyarakat belum tertata baik dan tertutup sampah sehingga banjir leluasa melanda Kawasan perkampungan,” kata Pigome. (Ansel Deri, Yanuarius Goo/Odiyaiwuu.com)