Kepala SDN di Distrik Wemak, Papua Barat Daya Tinggalkan Sekolah Demi Obati Matanya yang Buta - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Kepala SDN di Distrik Wemak, Papua Barat Daya Tinggalkan Sekolah Demi Obati Matanya yang Buta

Anggota DPD RI asal Papua Barat Mamberob Rumakiek (empat dari kanan) berfoto bersama guru-guru Sekolah Dasar Negeri 28 Kampung Kwari saat berkunjung dan berdiskusi di SDN 28 Kwari, Distrik Wemak, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (28/2). Kunjungan tersebut untuk mendengar aspirasi tentang proses belajar mengajar dan melihat langsung sarana penunjang yang diperlukan bagi guru guna menciptakan generasi emas Papua yang cerdas. Foto: Istimewa

Loading

SORONG, ODIYAIWUU.com — Kepala Sekolah Dasar Negeri 28 Kampung Kwari, Distrik Wemak, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, beberapa waktu belakangan mengundurkan diri sekaligus meninggalkan sekolah tempatnya mengajar.

Meski jabatan kepala sekolah dan status aparatur sipil negara (ASN) masih melekat, kepala sekolah bersangkutan memilih mengundurkan diri dan meninggalkam kelas dan murid-muridnya demi mengobati matanya yang tidak bisa melihat lagi.

“Ibu Kepala SD Negeri 28 Kwari, Distrik Wemak ini sudah lama tidak lama mengajar. Beliau mengundurkan diri dan meninggalkan sekolah untuk mengobati matanya. Dia sudah tidak bisa melihat lagi. Tapi, status ASN masih melekat,” ujar anggota DPD RI asal Papua Barat Mamberob Rumakiek saat berkunjung dan berdiskusi bersama para guru Sekolah Dasar Negeri 28 Kampung Kwari, Distrik Wemak, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (28/2).

Menurut Mambe, pihaknya meminta nomor kontak kepala sekolah dan guru bersangkutan lewat rekan-rekan gurunya. Tapi, mereka juga tidak menyimpan nomor baru kepala sekolah bersangkutan. Nomor handphone guru kepala sekolah itu juga tidak aktif lagi.

“Mungkin beliau keluar dari kota Sorong. Selama ini rekan-rekan gurunya juga kehilangan kontak. Saya pingin tahu kondisi matanya dan berniat membantu belikan kaca mata kalau mata beliau mengalami gangguan mata atau buta misalnya,” kata Mamberob kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta beberapa waktu lalu.

Mambe menjelaskan, pihaknya mengapresiasi pengabdian kepala sekolah bersangkutan yang telah mengabdikan tenaganya bertahun-tahun demi kemajuan anak didiknya. Namun, di menjelang usia pensiun ia masih diberi tugas sebagai Kepala SD Negeri 28 Kwari dan tugas mengajar.

“Saya juga berharap agar Bupati melalui Kepala Dinas Pendidikan Sorong memperhatikan kondisi guru yang mengalami sakit mata seperti ini. Ya, tentu urusan kesehatan guru tak dianggarkan dalam APBD II tetapi perlu ada pertimbangan khusus. Mungkin saja nasib guru dan Kepala SD Negeri 28 Kwari ini dialami juga banyak guru atau pendidik lain di wilayah Kabupaten Sorong yang mengadi di daerah terpencil,” kata Mambe.

“Sayangnya, sejak lama kabar rekan-rekannya kepala sekolah ini meninggalkan sekolah. Rekan-rekan gurunya juga sudah berusaha menghubungi yang bersangkutan tetapi nomornya tidak aktif lagi. Prihatin juga karena guru seperti ini di saat mau purna tugas tetapi mengalami nasib kurang beruntung. Ini tentu bukan berarti kita memaksa negara memperhatikan tetapi paling kurang bupati atau kepala dinas punya pertimbangan kemanusiaan bagi guru-guru yang mengalami nasib seperti ini,” kata Mambe.

Sekolah negeri ini, ujar Mambe, baru memasuki tahun kelima sejak berdiri. Tahun depan akan meluluskan angkatan pertama. Sekolah itu diasuh tujuh guru yang terdiri dari enam guru perempuan dan satu guru laki-laki. Sekolah itu memiliki tiga ruang kelas yang masih berdinding papan.

“Sekolah ini juga masih membutuhkan ruang perpustakaan agar anak-anak bisa memiliki ruang membaca. Saya juga menyampaikan segera mengirim buku-buku agar anak-anak bisa punya sumber ajar tambahan sesuai pelajaran yang mereka terima,” lanjut Mambe.

Mambe mengatakan, hingga saat ini, SD Negeri 28 Kwari juga belum memiliki operator sekolah. Meski demikian, ia bangga karena sekolah tersebut punya tujuh guru yang bisa menangani lima rombongan belajar. Sekolah ini juga masih membutuhkan fasilitas rumah guru agar guru menetap di tempat.

“Kalau akses internet di wilayah kota Sorong sudah bagus jaringannya. Saya minta agar Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong menyediakan komputer atau laptop agar guru-guru dimudahkan mengakses internet untuk mencari sumber ajar yang relevan dengan pelajaran yang akan diberikan kepada anak didik,” katanya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :