JAYAPURA, ODIYAIWUU.com – Juru bicara Pemerintah Provinsi Papua, Muhammad Rifai Darus, memastikan pihaknya segera memproses penyebar berita hoaks yang menyebutkan Gubernur Lukas Enembe meninggal dunia. Siapapun yang menyebarkan berita bohon alias hoaks yang menyebutkan Gubernur Enembe, yang saat ini juga menjabat Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Papua, meninggal akan diproses hukum.
“Kita akan mengumpulkan data dan fakta tentang berita hoaks yang tersebar di media sosial. Kalau kemudian semua sudah terkumpul kita akan serahkan ke Kepolisian Daerah Papua untuk bisa ditindaklanjuti,” ujar juru bicara Gubernur Papua Muhammad Rifai Darus dalam keterangannya kepada sejumlah wartawan di Jayapura, kota Provinsi Papua, Selasa (25/5).
Menurut Muhammad Rifai Darus, pihaknya melihat berita bohong meninggalnya Gubernur Papua Lukas Enembe, meresahkan masyarakat di seluruh wilayah Papua. “Kami khawatir jangan sampai berita hoaks ini tiba di masyarakat di kampung kampung. Ini kan tak elok, sehingga kami klarifikasi hari ini,” katanya.
Pemerintah dan masyarakat Papua baru saja dilanda duka menyusul berpulangnya Wakil Gubernur Klemen Tinal. Klemen Tinal, mantan Wakil Bupati Kabupaten Mimika dua periode menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/5), sekitar pukul 04.00 WIB.
Jenazah Klemen Tinal, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Papua itu dibawa menuju Rumah Duka Sentosa Ruma Sakit Gatot Subroto, Jakarta untuk disemayamkan. Pada Sabtu (22/5), jenazah Klemen Tinal diterbangkan ke Jayapura. Setiba di Jayapura, diterima secara kedinasan. “Kita semua akan dipanggil Tuhan, kapan waktunya hanya Tuhan yang tahu. Pemprov Papua merasa kehilangan atas meninggalnya Bapak Wakil Gubernur Papua,” ujar Dance Yulian Flassy.
Pada Minggu (23/5) sekitar pukul 13.00 WIB, jenazah Wakil Gubernur Klemen Tinal tiba di Bandara Internasional Mozes Kilangin, Timika. Alamhrum Klemen Tinal lahir di kampung Beoga, Mimika pada 23 Agustus 1970. Klemen Tinal menikah dengan Yolanda Tinal dan dikaruniai tiga anak.Mereka adalah Lidia Natalia Tinal, William Tinal, dan Daud Salomon Tinal. Seorang adik kandungnya, Trifena Tinal, saat ini tercatat sebagai anggota DPR RI Daerah Pemilihan Papua.
Frans Maniagasi, anggota Tim Asistensi Rancangan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua punya kesan dengan Almahrum Klemen Tinal. Anggota Tim Asistensi RUU yang sudah menjadi UU dan kini memasuki usia ke-21 tahun angkat bicara tentang sosok Klemen. Frans Maniagasi mengenang Almahrum Klemen Tinal sebagai sosok yang memiliki kecerdasan politik luar biasa dan seorang dermawan.
“Saya melihat ada tiga hal yang dimiliki Almahrum ade Klemen Tinal. Pertama, beliau memiliki political brain, pemikiran politik yang bagus. Kedua, beliau adalah orang yang praktis. Ketiga, paitua sosok dermawan yang tak tega melihat saudara dan saudarinya atau orang lain susah,” ujar Frans Maniagasi saat dihubungi Odiyaiwuu.com di Jakarta, Jumat (21/5) pagi.
Sikap kedermawanan Klemen Tinal, jelas Maniagasi, bertolak dari didikan kedua orangtuanya di Beoga, Mimika. Klemen juga lama bekerja di PT Freeport Indonesia sebelum akhirnya meminta untuk resign, berhenti sendiri dari perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan itu.
“Almahrum Klemen Tinal memiliki fighting spirit, semangat bertarung atau semangat berjuang yang besar. Saya melihat, ia mau menunjukkan diri sebagai anak kampung dari Suku Damal, gabungan suku Dani dan Amungme yang memiliki semangat juang tinggi bekerja keras agar kelak sukses dan mandiri. Hal itu ia buktikan dari perjalanan pengabdiannya sebagai Bupati Mimika dua periode, wakil gubernur dan pengurus pusat Partai Golkar,” ujar Maniagasi.
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Herman Hayong mengenang Almahrum Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal sebagai politisi dan pemimpin yang kalem. Klemen Tinal juga memiliki kekhasan dalam dirinya, di mana ia tak mau ikut campur dengan urusan orang lain.
“Dalam beberapa kali perjumpaan berdua dan di berbagai kegiatan organisasi, saya melihat pace Klemen seorang pribadi yang kalem. Beliau juga sosok seorang pemimpin dan politisi santun. Beliau tak ambil pusing dengan urusan orang lain. Klemen memiliki solidaritas, persahabatan luar biasa. Beliau selalu menjaga persahabatan dengan orang yang pernah ia jumpai. Beliau juga tipikal pemimpin yang tak mau menyakiti orang lain,” ujar Herman Hayong kepada Odiyaiwuu.com saat dihubungi melalui sambungan telepon Jumat (21/5) pagi.
Herman Hayong, politisi asal Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pernah menjabat Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar yang membawai juga urusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar di wilayah timur Indonesia, termasuk Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi Papua.
Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal lahir di kampung Beoga, Mimika pada 23 Agustus 1970. Klemen menikah dengan Yolanda Tinal dan dikaruniai tiga anak yaitu Lidia Natalia Tinal, William Tinal. dan Daud Salomon Tinal.
Klemen menempuh pendidikan dasar tahun 1976-1982 di Sekolah Dasar Negeri YPJ Tembagapura. Ia kemudian masuk SMP Negeri YPJ Tembagapura tahun 1982-1985. Selepas itu ia menuju Bandung, Jawa Barat dan melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Bandung tahun 1985-1988. Klemen merampungkan studi Strata 1 (S-1) di Universitas Surapati dan lulus tahun 2003. Studi magisternya (S2) ia selesaikan di Universitas Cenderawasih (Uncen) Papua.
Perjalanan karier dan organisasi Klemen Tinal terbilang panjang. Tahun 1993, ia menjabat Administrative Supervisor PT. Freeport Indonesia, anak usaha raksasa tambang dunia Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc, yang berbasis di Poenix, Arizona, Amerika Serikat.
Usai resign dari Freeport Indonesia, ia maju dan terpilih sebagai Bupati Mimika dua periode yaitu periode tahun 2002–2006 dan 2008–2013. Kemudian, pada hajatan politik Pilgub Papua, Kemen Tinal terpilih sebagai Wakil Gubernur mendampingi Gubernur Lukas Enembe tahun 2013–2018.
“Sebagai seorang pemuda yang lahir di kampung, ada unsur big man dalam diri Klemen Tinal. Dari aspek antropologi, unsur big man, kepala suku yang memiliki fighting spirit yang kuat untuk bermimpi meraih sukses. Meski sudah sukses belau tetaplah seorang sosok dermawan, tak tega melihat orang lain atau saudaranya susah,” ujar Frans Maniagasi.
Tak ayal, pada periode tahun 1997–2001, Klemen Tinal didapuk sebagai Ketua Pemuda Pancasila Provinsi Irian Jaya. Lalu pada periode 2003–2010, ia menjabat Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Golongan Karya (Golkar) Mimika lalu melenggang menjadi Wakil Gubernur Papua mendampingi Gubernur Lukas Enembe. “Sejak tahun 2013 hingga kini, paitua Klemen dipercaya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Papua sekaligus Koordinator Wilayah Papua DPP Partai Golkar.
“Papua sungguh kehilangan sosok Klemen Tinal. Di saat tanah Papua tengah membutuhkan tipikal pemimpin seperti Klemen Tinal, Tuhan memiliki rencana indah yang tak akan pernah ditawar. Paitua Klemen menghadap Tete Manis (Tuhan) dalam sukacita sebagai seorang pengikut Kristus yang setia dan rendah hati,” kata Maniagasi.
Jenazah Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mernurut rencana pada Senin (24/5) WIT dimakamkan di pemakaman keluarga SP 3, kampung Karya Kencana, Distrik Kuala Kencana, Timika, Kabupaten Mimika. Jenazah Wakil Gubernur Klemen Tinal, mantan Wakil Bupati Mimika dua periode, akan dimakamkan di samping kedua orangtuanya, Pendeta Abiel Tinal dan ibu Elizabeth Kiwak, yang berpulang lebih dahulu.
“Besok hari Senin (24/5) pukul 10.00 WITA, kita semua star dari Pendopo Rumah Negara Pemkab Mimika usai upacara pelepasan secara kedinasan yang diawali dengan beberapa sambutan. Baik dari Pemerintah Kabupaten Mimika maupun dari pihak keluarga Almahrum Bapak Wakil Gubernur Klemen Tinal,” ujar Wakil Bupati Kabupaten Mimika Johannes Rettob di Pendopo Rumah Negara Pemkab Mimika Minggu (23/5) malam.
Menurut Wakil Bupati Rettob, usai acara pelepasan, jenazah akan diantar menuju Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Elisabeth Tinal, Kuala Kencana untuk peribadatan. Setelah ibadah, jenazah langsung diantar ke tempat pemakaman keluarga di SP-3, kampung Karya Kencana, Distrik Kuala Kencana. Prosesi pemakaman dilakukan secara kenegaraan dan militer.
“Prosesi pemakaman berlangsung (Senin, 24/5) pukul 10.00 WIT. Usai prosesi kedinasan jenazah Klemen Tinal diberangkatkan dari pendopo Rumah Negara Pendopo Rumah Negara Pemkab Mimika menuju GKII Jemaat Elisabeth Tinal Kuala Kencana. Selanjutnya ke tempat pemakaman keluarga, Untuk mengantisipasi membludaknya masyarakat, kami mengimbau agar warga yang lain menunggu di pemakaman setelah pelepasan dari pendopo,” kata Wakil Bupati Retobb lebih jauh.
“Papua dan Indonesia sungguh kehilangan seorang pemimpin dan tokoh masyarakat yang sangat dicintai warganya. Paitua Klemen Tinal adalah seorang pribadi bertangan dingin selama memimpin. Mulai dari posisi sebagai Bupati Mimika, Wakil Gubernur, dan berbagai jabatan lain yang beliau emban. Belaiu seorang pekerja keras dan dermawan bagi rakyatnya,” ujar Herlina Murib, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Daerah Pemilihan Papua kepada Odiyaiwuu.com di sela-sela menunggu jenazah Wakil Gubernur Klemen Tinal di Timika Minggu (23/5) siang.
Rofina Hungan, seorang tenaga hononer di SMAN SP-5 mengaku, Almahrum Wakil Gubernur Klemen Tinal adalah sosok pemimpin yang mengayomi semua orang. Perhatiannya terhadap anak-anak asli Papua dan para guru sangat besar. Alamhrum juga tak sungkan-sungkan berbaur di tengah masyarakat meskipun sudah menjadi orang penting di Mimika.
“Belaiu adalah pribadi dan pemimpin yang tidak mengambil jarak dengan rakyat yang dipimpinnya. Selama menjabat Bupati Mimika, kami sungguh merasakan perhatian beliau pada dunia pendidikan bagi anak-anak. Saya berpikir, Almahrum sangat mencintai masa depan pendidikan anak-anak melalui berbagai kemudahan yang kami alami di sekolah. Sungguh kami merasa kehilangan beliau. Kariernya yang begitu baik, mulai dari wirausahawan, menjabat bupati hingga mendapat amanah sebagai Wakil Gubernur Papua adalah pengalaman yang bakal menjadi spirit bagi generasi muda di Mimika,” uar Rufina, perempuan asal Tanimbar saat berbincang-bincang dengan Odiyaiwuu.com di Timika, Minggu (23/5). (Benedictus, Herman, Ansel/Odiyaiwuu.com)