JAYAPURA, ODIYAIWUU.com – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Papua mengusulkan enam nama kadernya menggantikan Wakil Gubernur Klemen Tinal yang meninggal pada Jumat, (21/5/2021) sekitar pukul 03.43 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta.
Partai yang kini dipimpin Gubernur Lukas Enembe mengusulkan enam nama untuk masuk dalam bursa calon Wakil Gubernur bersama koalisi partai pengusung dan pendukung yang memenangkan Lukas Enembe-Klemen Tinal alias Paslon Lukmen Jilid II pada Pilgub lalu.
“Kami DPD Demokrat baru selesai rapat pleno untuk pengusulan bakal calon wakil gubernur. Ada enam nama akan kami teruskan kepada Ketua Demokrat Papua, Bapak Lukas Enembe. Beliau akan memilih satu nama untuk diajukan sebagai calon wakil gubernur dari Partai Demokrat,” kata Pelaksana Tugas Sekretaris DPD Demokrat Papua Boy Markus Dawir dalam keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com usai rapat pleno di Jayapura, Selasa (13/7).
Enam nama yang disodorkan tersebut semuanya menempati posisi sebagai Wakil Ketua Partai Demokrat Papua. Lima nama itu saat ini menjabat Bupati. Sedang satu nama saat ini juga masuk unsur pimpinan di DPRP.
Mereka antara lain Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua Yunus Wonda, Bupati Tolikara Usman G Wanimbo, Bupati Kepulauan Yapen Tonny Tesar, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni, dan Bupati Waropen Yeremias Bisay.
Menurut Boy, setelah diputuskan enam kader tersebut Ketua Demokrat Papua Lukas Enembe akan memutuskan satu nama mewakili Demokrat. Dalam rapat koalisi kemarin, delapan partai lain baik pengusung maupun pendukung Lukmen Jilid II juga mengajukan calon Wakil Gubernur pengganti Almahrum Klemen Tinal.
“Hanya satu partai yang tidak usulkan calon yaitu Partai NasDem. Partai lain pun kita minta untuk mengajukan nama-nama calonnya ke Gubernur Papua,” ujar Boy Markus Dawir.
Berdasarkan mekanisme yang disepakati dalam rapat koalisi, menurut Boy, ke delapan calon yang diusulkan masing-masing partai akan diserahkan kepada Gubernur Lukas Enembe. Setelah itu, gubernur yang akan memutuskan dua nama di antaranya untuk selanjutnya dikirim ke DPRP untuk mengikuti proses pemilihan oleh DPRP.
“Kemarin Bapak Gubernur juga sudah minta agar proses ini harus cepat supaya kita segera dapatkan wakil gubernur dalam waktu yang tidak terlalu lama. Karena itu, kita juga sudah sepakati di koalisi kemarin, pengurus partai tingkat provinsi saja yang memutuskan nama-nama untuk diajukan ke gubernur. Setelah gubernur putuskan dua nama itu, barulah kedua partai masing-masing minta SK dari DPP masing-masing. Malam mini juga kita serahkan 6 bacalon dari Demokrat ke ketua DPD. Besok pagi sebelum matahari terbit, kita sudah dapatkan satu nama itu,” tegas Boy.
Pada Pilgub Juni 2018 Koalisi Papua Bangkit (KPB) Jilid II mengusung Lukas Enembe dan Klemen Tinal (Lukmen) sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua. Partai-partai pengusung maupun pendukung sebanyak 9 partai politik yakni Demokrat, Golkar, Hanura, PAN, NasDem, PPP, PKB, PKS, dan PKPI.
Wakil Sekjen DPP Golkar Herman Hayon mengemukakan, DPP Golkar menyodorkan dua kadernya, Paskalis Kossay dan anggota DPR Trifena M. Melihat kapasitas personal dan aspek kemampuan manajerial, Kossay dinilai mumpuni menggantikan Klemen Tinal.
“Nama Paskalis juga beredar dan menjadi bahan diskusi serius di internal para kader senior. Paskalis memiliki kemampuan personal dan berpengalaman mengurus Golkar. Ada juga yang menginginkan Ibu Trifena Tinal, adik kandung Almahrum Bang Klemen Tinal,” ujar Herman Hayon kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Selasa (13/7).
Hayon juga mengungkapkan, selain nama Kossay dan Trifena, kader Golkar di Papua juga menghendaki nama lain di luar dua nama kader itu. Ada juga suara kader Golkar Papua menghendaki sosok yang pernah menjabat kepala daerah dua periode menggantikan posisi Wakil Gubernur.
“Menurut saya, bila dilihat dari kriteria organisasi, paling ideal nama Paskalis Kossay dan Trifena Tinal. Namun, sebagai partai terbuka, Golkar akan sangat terbuka kepada siapapun kader yang memenuhi kriteria. Intinya, posisi pengganti Almahrum Klemen Tinal ada di tangan Lukas Enembe sebagai Ketua Koalisi pengusung pasangan Lukas Enembe-Klemen Tinal pada Pilgub Papua beberapa waktu lalu,” lanjut Hayon, politisi Golkar kelahiran Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Herman menambahkan, bila Koalisi Lukmen merelahkan posisi Wakil Gubernur pengganti Klemen Tinal diisi kader Golkar, secara internal Golkar akan menyeleksi siapa yang akan menggantikan Klemen Tinal.
“Saat ini kewenangan kursi Wakil Gubernur pengganti Klemen Tinal sepenuhnya ada di tangan koalisi yang dipimpin Lukas Enembe sekalu ketua koalisi. Kalau koalisi secara bulat memberikan ruang kursi Wakil Gubernur Papua menyiapkan kader mengisi jabatan Wakil Gubernur, persoalannya menjadi sangat mudah,” ujarnya. (Riky Tukan, Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)