Pangdam XVII Cendrawasih Saleh Mustafa: Penanganan Kasus Nduga untuk Menyelamatkan Nyawa Manusia - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Pangdam XVII Cendrawasih Saleh Mustafa: Penanganan Kasus Nduga untuk Menyelamatkan Nyawa Manusia

Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII Cendrawasih Mayjen TNI Muhamad Saleh Mustafa (kiri) bersama Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua Brigjen Ramdani Hidayat dan jajaran TNI-Polri saat menggelar konferensi pers bersama terkait insiden pembakaran pesawat Susi Air disertai penyanderaan Captain Pilot Susi Air Philips Max Marthin di Lapangan Udara Paro, Distrik Paro, Nduga, Selasa (7/2). Konferensi pers berlangsung di kantor Pelayanan Polres Mimika, Papua Tengah, Jumat (10/2). Foto: Istimewa

Loading

TIMIKA, ODIYAIWUU.com Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII Cendrawasih Mayjen TNI Muhamad Saleh Mustafa angkat bicara terkait perkembangan penanganan dan situasi pasca pembakaran pesawat Susi Air dan evakuasi 18 masyarakat pekerja pembangunan Puskesmas Paro, Distrik Mapenduma dari Kenyam, kota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan menuju Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

“TNI-Polri bekerja atas nama kepentingan negara menangani kasus di Paro. Kerja sama itu melibatkan berbagai unsur, baik tokoh agama, masyarakat, dan pemerintah daerah dengan tujuan menyelamatkan nyawa manusia,” ujar Saleh melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com usai menggelar konferensi pers bersama di kantor Pelayanan Polres Mimika, Papua Tengah, Jumat (10/2).

Menurut Saleh, terkait pesawat Susi Air yang terbakar, berkembang pula isu terjadi ancaman dari anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogeya terhadap 15 orang masyarakat pekerja pembangunan Puskesmas Paro dan tiga penunjuk jalan. Masyarakat yang diancam itu, katanya, sudah dievakuasi dalam keadaan selamat.

Namun Captain Pilot Susi Air Philips Max Marthin belum diketahui keberadaannya. Saat ini, pihak TNI-Polri masih terus melakukan pencarian Philip, pilot berkebangsaan Selandia Baru itu sesuai kondisi yang ada di lapangan. Pada dasarnya, dalam penanganan tersebut TNI-Polri tidak menduga duga tetapi berdasarkan fakta lapangan.

“Jadi tidak ada penyanderaan (terhadap Captain Pilot Susi Air Philips Max Marthin). Yang ada adalah kita masih mencari oknum pilot tersebut. Apakah diamankan oleh kelompok Egianus Kogoya ataupun simpatisannya,” ujar Saleh.

Saleh mengingatkan, perlu diketahui bahwa informasi tentang pesawat yang terbakar, sudah diketahui bersama. Oleh karena adanya informasi tersebut, banyak beredar isu yang menyebut TNI-Polri akan melakukan operasi militer dengan upaya-upaya paksa maupun tindakan-tindakan kekerasan seperti bom di Paro.

“(Informasi) ini tidak benar alias hoaks. Informasi yang benar yaitu masyarakat eksodus ke Kenyam karena ulah kelompok Egianus Kogeya. Tadi (Kamis, 9/2) malam Pak Bupati Nduga meminta kami untuk membantu warganya dalam melakukan eksodus,” katanya.

Menurut Saleh, pihak TNI-Polri melakukan operasi penyelamatan dengan prioritas ibu-ibu hamil anak-anak maupun orang tua.  Sementara 25 orang yang dibantu sudah berada di Kenyam dan tengah ditangani pihak medis TNI-Polri.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua Brigjen Ramdani Hidayat dalam kesempatan konferensi pers juga mengatakan, selama operasi kemanusiaan berlangsung pihak TNI-Polri memprioritas ibu-ibu hamil, anak- anak maupun orang tua yang sudah renta.

“Kami sudah berhasil mengevakusi sejumlah 25 orang masyarakat dengan rincian 12 orang dewasa (4 laki-laki dan 8 perempuan) dan 13 anak (10 laki-laki dan 3 perempuan). Saat ini mereka sudah berada di Kenyam untuk didiberi tindakan medis,” ujar Hidayat.

Hidayat juga menepis isu yang beredar di tengah masyarakat bahwa TNI-Polri akan melakukan upaya kekerasan berupa bom. Itu tersebut, ujarnya, tidak benar.

“Isu yang disampaikan oleh kelompok Egianus Kogoya itu tidak benar. Tindakan yang kami lakukan di sana hanya tindakan kemanusiaan dan penegakan hukum,” kata Hidayat.

Sejauh ini, ujar Saleh, upaya pertama yang dilakukan yaitu dibuka ruang dialog. Namun, jika tidak berhasil maka akan dilakukan operasi penegakan hukum.

Dalam konferensi pers tersebut hadir juga Danrem 172/PWY Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring, dan Danpas Brimob 3 Korbrimob Polri Brigjen Pol Gatot Haribowo, SIK, MAP.

Selain itu hadir juga Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman, Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, SIK, Kapolres Mimika AKBP I Gede Putra, SH, SIK, dan Dandim 1710/Mimika Letkol Inf Dedy Dwi Cahyadi. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :