JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Manajemen Markas Pusat Komando Nasional (Komnas) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM), Senin (31/3) mengumumkan bertanggung jawab insiden gugurnya anggota TNI di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.
Pengumuman tersebut disampaikan menyusul laporan Panglima TPNPB Komando Daerah Pertahanan (Kodap) XVI Yahukimo Brigjen Elkius Kobak yang menyebut, pihaknya bertanggung jawab atas insiden gugurnya prajurit TNI di Ruko Blok A, Jalan Pemukiman, Dekai, kota Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Minggu (30/3) pukul 07:17 WIT.
Pihak Kodap XVI Yahukimo juga mengingatkan, situasi perang jangan anggap remeh imigran Indonesia di wilayah konflik bersenjata di tanah Papua. Aksi penyerangan dan pembunuhan tersebut dipimpin langsung Komandan Batalyon Sisibia Mayor Yosua Sobolim dan Komandan Operasi Kempes Matuan.
“Aksi penyerangan dipimpin langsung Mayor Yosua Sobolim dan Komandan Operasi Kempes Matuan bersama pasukan Batalyon Sisibia atas perintah Brigjen Elkius Kobak. Jika aparat militer Indonesia mau kejar, silahkan datang ke jalan gunung dan kejadian itu murni pasukan kami yang buat,” ujar Jubir Komnas TPNPB OPM Sebby Sambom melalui keterangan tertulis yang diperoleh Odiyaiwuu.com di Jakarta, Senin (31/3).
Menurut Sebby, saat ini situasi dan eskalasi militer Indonesia di Yahukimo sedang meningkat. Pada Minggu (30/3) sekitar pukul 11.28 WIT dua unit helikopter militer sedang melakukan operasi udara di wilayah Yahukimo dan telah kembali ke Bandara Nop Goliat, Dekai.
Sebby menjelaskan, pihaknya juga menerima laporan resmi dari Undius Kogoya yang menyebut, Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya bahwa pertempuran pasukannya dengan aparat keamanan Indonesia terjadi di Intan Jaya sejak 27-30 Maret 2025 di Puyaagapa.
Pertempuran di wilayah Puyaagapa, berlangsung di perbatasan Janamapa dan Joambili. Pertempuran itu mengakibatkan enam orang anggota TNI mengalami luka tembak dan seorang lainnya TNI meninggal dunia.
Dalam laporan tersebut, kata Sebby, Undius Kogoya mengatakan bahwa pertempuran yang terjadi di Titigi antara dipimpin Mayor Enos Tipagau, Gusby Waker, dan Yosua Maiseni. Baku tembak terjadi hingga Minggu (30/3) siang. Sementara seluruhnya pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya yang ikut perang sejak Kamis-Minggu (27-30/3) masih dalam keadaan aman dan siaga.
“Setelah jatuh korban jiwa dari pihak militer Indonesia, TNI kerahkan pesawat Casa buatan Spanyol dan helikopter militer lalu membombardir Kampung Sanggama dan Joambili dan kampung lainnya sebanyak lima kali,” ujar Sebby.
Buntutnya, kata Sebby, masyarakat sipil di kampung-kampung tersebut sudah mengungsi ke hutan-hutan dan pusat kota Sugapa untuk mencari perlindungan. Sementara dua pasukan TPNPB yang dibom melalui udara namun meledak di medan perang di Intan Jaya.
“PIS TPNPB juga melaporkan bahwa agen intelijen militer Indonesia di Papua telah menguasai seluruh kios, tukang ojek, penjual es, bakso, pakaian, sopir truk. Semua imigran Indonesia di Papua adalah agen intelijen Indonesia yang sudah berada di wilayah konflik bersenjata. Maka, seluruh pasukan TPNPB di 36 Kodap setanah Papua untuk waspada dan jangan anggap remeh orang imigran Indonesia yang telah memasuki wilayah perang,” katanya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)