Bersama, Perempuan Papua Kuat - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
OPINI  

Bersama, Perempuan Papua Kuat

Julia Jeckline Yaroseray, Puteri Pariwisata Indonesia Persahabatan 2023. Foto: Istimewa

Loading

Oleh Julia Jeckline Yaroseray
(Puteri Pariwisata Indonesia Persahabatan 2023)

PEREMPUAN Papua menjalani kehidupan yang penuh tantangan. Dari tekanan budaya patriarki, terbatasnya akses pendidikan dan kesehatan, hingga kurangnya ruang untuk terlibat dalam pengambilan keputusan, semua itu menjadi hambatan nyata dalam perjalanan mereka. Meski demikian, perempuan Papua tetap bertahan dan terus melangkah dengan kekuatan yang lahir dari pengalaman pahit, pengorbanan, serta semangat untuk bertahan hidup di tanah leluhur mereka.

Dalam kerasnya realitas ini, dukungan antar perempuan menjadi sesuatu yang sangat berharga. Saling menguatkan bukanlah sekadar basa-basi atau ungkapan simpatik semata. Ini adalah wujud nyata dari solidaritas: kehadiran yang setia di saat genting, telinga yang mendengar tanpa menghakimi, dan tangan yang rela menarik sesama keluar dari jurang keputusasaan. Dukungan seperti ini membangun jembatan kepercayaan yang kokoh di tengah dunia yang kerap kali meminggirkan mereka.

Saling menguatkan berarti mengakui bahwa ruang untuk bersinar itu luas dan cukup untuk semua. Setiap keberhasilan perempuan Papua tidak mengurangi nilai yang lain, melainkan memperkuat seluruh komunitas. Seorang perempuan yang maju membawa harapan bagi banyak lainnya, seolah-olah setiap langkah kecilnya menjadi undangan bagi saudari-saudarinya untuk turut melangkah. Ini adalah logika pertumbuhan kolektif, bukan persaingan.

Karena itu, penting untuk membangun budaya baru—budaya saling mengangkat, bukan tarik-menarik. Kita mesti meninggalkan kebiasaan lama yang dibentuk oleh sistem ketidakadilan: budaya saling curiga, menjatuhkan, atau merasa terancam oleh keberhasilan orang lain. Yang perlu dibangun adalah rasa persaudaraan sejati, yang mengingatkan bahwa kita semua mengarungi perjuangan yang sama di tanah yang sama.

Dukungan antar perempuan juga berarti menciptakan ruang aman bagi sesama. Ruang di mana tidak ada ketakutan untuk bersuara, tidak ada rasa malu untuk bermimpi, dan tidak ada tekanan untuk menyesuaikan diri dengan harapan-harapan sempit masyarakat. Membuka ruang ini bisa dimulai dari hal kecil: memberi kesempatan, memperkenalkan pada peluang baru, berbagi pengalaman, hingga berdiri bersama di saat salah satu dari kita direndahkan.

Lebih dari sekadar relasi personal, saling menguatkan membangun ketahanan kolektif perempuan Papua. Ketahanan ini penting untuk menghadapi tekanan eksternal: diskriminasi, kekerasan berbasis gender, dan marginalisasi politik. Dengan saling mendukung, kita membentuk jaringan kekuatan yang tak mudah dihancurkan, jaringan yang menyuplai energi perjuangan dari satu perempuan kepada perempuan lainnya.

Kekuatan perempuan Papua yang saling menopang ini berdampak jauh lebih luas daripada yang terlihat. Ia melahirkan keluarga-keluarga yang lebih tangguh, komunitas-komunitas yang lebih adil, dan generasi muda yang lebih percaya diri. Seorang perempuan Papua yang diberdayakan adalah bibit perubahan sosial; dari tangannya akan lahir masa depan Papua yang lebih baik.

Kita memang berasal dari latar belakang suku, agama, dan pengalaman hidup yang berbeda. Tapi di tengah semua perbedaan itu, ada satu hal yang sama: kerinduan untuk diakui, dihargai, dan dihormati. Persatuan dalam keberagaman inilah yang memperkaya gerakan perempuan Papua. Kita tidak perlu menyeragamkan diri; kita perlu menguatkan satu sama lain dalam perbedaan.

Saat perempuan Papua saling menguatkan, kita sedang menulis bab baru dalam sejarah bangsa ini. Sejarah yang tidak lagi menempatkan perempuan hanya di ruang-ruang belakang, melainkan di garis depan perubahan. Kita sedang membangun masa depan di mana perempuan adalah pemimpin, penjaga tanah, dan penjaga martabat Papua.

Kini adalah saatnya untuk merajut kekuatan itu dengan lebih sadar dan lebih kokoh. Kita tidak perlu saling menjatuhkan untuk menjadi besar. Justru dengan bergandengan tangan, dengan saling mendorong, kita akan menunjukkan kepada dunia bahwa perempuan Papua adalah kekuatan sejati yang mampu membawa perubahan nyata bagi tanah dan bangsanya.

Tinggalkan Komentar Anda :