Kasus ‘Pegang Bahu’ di Jalan Bandara Baru, Kabupaten Deiyai Berakhir Damai - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Kasus ‘Pegang Bahu’ di Jalan Bandara Baru, Kabupaten Deiyai Berakhir Damai

Proses penyelesaian kasus ‘pegang bahu’ yang berujung damai di Ruang Transit Kodim 1703/Deiyai, Jalan Tigi Doo, Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah, Jumat (10/3). Foto: Istimewa

Loading

WAGHETE, ODIYAIWUU.com — Aparatur sipil negara (ASN) sekaligus Kepala Bidang Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Deiyai Naomi Edowai (38) mengingatkan tiga prajurit TNI yang bertugas di Kodim 1703/Deiyai agar tidak mengulangi lagi perbuatan menyusul kasus ‘pegang bahu’ yang menimpa dirinya.

Ketiga anggota Kodim 1703/Deiyai tersebut yang tersangkut dalam kasus ‘pegang bahu’ masing-masing anggota Kodim 1703/Deiyai Serka Ferdinan, anggota Koramil 1703-04/Aradide Sertu Anwar Bauw, dan anggota Koramil 1703-04/Aradide Pratu Dogoni akhirnya dilaporkan Naomi kepada Komandan Kodim 1703/Deiyai Letkol Inf I Wayan Dedi Suryanto, SE setelah salah seorang dari mereka, Serka Ferdinan terindikasi melakukan pelecehan seksual.

“Saya minta para pelaku tidak mengulangi perbuatannya lagi. Saya juga minta tempat-tempat hiburan, karoke dan minuman keras ditutup karena dapat memicu masalah,” ujar Naomi melalui keterangan tertulis Dedi Suryanto yang diterima Odiyaiwuu.com dari Waghete, Deiyai, Papua Tengah, Jumat (10/3)

Dedi menjelaskan, peristiwa bermula pada Rabu (8/3) sekitar pukul 15:00 WIT di pertigaan Jalan Bandara Baru, Distrik Tigi, Deiyai. Saat itu, terjadi adu mulut antara Ferdinan dengan Anwar, dan Dogoni di bawah pengaruhi alkohol yang berujung kejar-kejaran menggunakan parang antara Anwar dan Ferdinan.

Sekitar pukul 10:00 WIT, Ferdinan, Anwar, dan Dogoni tiba di rumah karoke milik Reffi di Jalan Bandara Baru, Tigi menggunakan mobil Avanza putih milik Ferdinan. Ketiganya berkaroke dan mengkonsumsi miras jenis Robinson selama kurang lebih tiga jam.

Sekitar pukul 13:30 WIT, Anwar dan Ferdinan terlibat adu mulut. Ferdinan lalu memukul mulut Anwar namun ia tidak terima. Anwar kemudian mengambil samurai yang disimpan dalam mobil kemudian mengejar Ferdinan.

Dedi mengatakan, Ferdinan melihat Anwar membawa samurai menuju ke arah Ferdinan namun kawannya itu berlari mengamankan diri. Sekitar pukul 14:07 WIT, Ferdinan berlari ke arah Koramil. Namun, secara spontan bertemu Naomi Edowai yang hendak pulang ke rumah menggunakan motor honda Scoopy.

“Motor Naomi diberhentikan Ferdinan kemudian langsung duduk di atas motor dan memegang bahu Ibu Naomi yang dikendarai Ibu Naomi. Maksudnya, Ferdinan meminta tolong mengantarkan ke Koramil 1703-02/Tigi untuk mengamankan diri. Namun, Ibu Naomi menolak menolong sehingga Ferdinan terus berlari ke arah Koramil 1703-02/Tigi untuk mengamankan diri,” ujar Dedi.

Pratu Dogoni melihat Naomi tidak mau menolong Ferdinan sehingga ia mendorong motor dalam keadaan distandar. Atas perlakuan itu, Naomi menuju Kodim 1703/Deiyai lalu melaporkan kejadian tersebut kepada Kasdim 1703/Deiyai.

Peristiwa ‘pegang bahu’ itu akhirnya berujung damai setelah dimediasi Kasdim 1703/Deiyai Mayor Inf Elihud Krey bersama sejumlah anggota Kodim 1703/Deiyai, aparat pemerintah, tokoh agama, adat, kepala kampung, hingga pengurus RT, dan beberapa pihak yang berjumlah sekitar 10 orang.

“Kepada ade-ade TNI, saya sampaikan bahwa kalian masih muda jadi jangan buat masalah dengan orang lain. Selama saya tinggal di Deiyai rata-rata masalah yang kami selesaikan di meja adat hanya miras. Jadi saya harapkan ade-ade yang sering konsumsi miras bisa menempatkan diri,” ujar Ketua Lembaga Masyarakat Adat Deiyai Frans Mote.

Kepala Distrik Tigi Timur Lukas Doo menambahkan, selaku kepala distrik alumni STPDN ia mengaku pernah dibina TNI sehingga memahami arti disiplin. Karena itu, pihaknya mengingatkan para prajurit yang bertugas di Kodim Deiyai dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat di mana mereka bertugas sebagai abdi negara.

“Perbuatan ini sangat tidak terpuji. Di masa akan datang para prajurit harus disiplin dalam bertindak sebagai aparat. Saya juga minta Pak Dandim 1703/Deiyai memberikan tindakan tegas kepada ketiga oknum anggota yang bermasalah berupa hukuman disiplin,” ujar Lukas.

Tokoh agama Deiyai Pendeta Marinus Edowai mengingatkan, larangan mengkonsumsi miras sudah ditetapkan tiga lembaga di Deiyai yaitu lembaga adat, lembaga pemerintah, dan lembaga agama. Selaku pendeta, pihaknya mengingatkan para prajurit agar menjaga hubungan baik dengan mitra kerja.

“Apabila saudara punya kebiasaan mengkonsumsi minuman keras, tolong dikurangi atau berhenti karena berpotensi menimbulkan masalah. Sebagai gembala saya sampaikan agar hindari hal-hal negatif dan tetap meningkatkan kegiatan ibadah kepada Tuhan,” ujar Pendeta Edowai.

Dalam pertemuan tersebut, hadir juga Danramil 1703-02/Tigi Mayor Czi Jarman Dabang, Pasi Intel Kodim 1703/Deiyai Kapten Inf Eko Warsito, Danunit Intel Kodim 1703/Deiyai Letda Inf Yahya Kabarek, Kepala Kampung Waitakotu Melkias Pakage, Ketua RT di Kampung Waitakotu Ismail Pakage, dan Ketua RT di Kampung Idakebo Yesaya Edowai. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :