Aksi Anarkis Anggota Ormas Terhadap Mahasiswa Tidak Boleh Rusak Relasi Orang Asli Papua dan Warga NTT di Mimika - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Aksi Anarkis Anggota Ormas Terhadap Mahasiswa Tidak Boleh Rusak Relasi Orang Asli Papua dan Warga NTT di Mimika

Pertemuan yang digagas Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Mimika bersama para kepala suku di Mimika, pihak TNI-Polri, IKF Mimika, dan sejumlah tokoh masyarakat di sebuah kafe di Jalan Budi Utomo Ujung, Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Selasa (5/12). Pertemuan merespon aksi anarkis ormas di Kupang terhadap mahasiswa asal Papua yang berunjuk rasa damai pada 1 Desember 2023 di Kupang. Foto: Istimewa)

Loading

TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Mimika, Selasa (5/12) menggagas pertemuan dengan para kepala suku asli Papua di wilayah Mimika, pimpinan TNI-Polri, pengurus Ikatan Keluarga Flobamora (IKF) Mimika, dan sejumlah tokoh serta undangan di Jalan Budi Utomo Ujung, Timika, kota Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

Dalam pertemuan tersebut, para kepala suku asli Papua di Mimika sepakat menegaskan bahwa aksi kekerasan yang dilakukan anggota organisasi massa (ormas) terhadap mahasiswa asal Papua saat menggelar aksi demo damai memperingati Hari Kemerdekaan Bangsa Papua Barat di Kupang, Jumat (1/12) tidak boleh merusak hubungan persaudaraan masyarakat asli Papua dan masyarakat Papua asal NTT di Mimika.

“Kita harus jaga Mimika sebagai rumah kita agar tetap kondusif. Sejak 2017 sampai sekarang Mimika sudah kondusif dan kita harus pertahankan. Kalau ada kejadian seperti dilakukan anggota ormas di Kupang semua ada jalurnya. Kita di Mimika harus tetap bersatu dan setia merawat persaudaraan,” ujar Ketua Lembaga Musyawarah Adat (LMA) Suku Amungme Manuel John Magal saat berlangsung pertemuan.

Menurut Magal, saat ini warga masyarakat Papua dari semua daerah di Indonesia datang mencari nafkah di tanah Papua. Mereka semua diterima dengan baik sehingga pihaknya berharap generasi Papua yang menimba ilmu di daerah-daerah lain di luar Papua juga diperlakukan dengan baik.

“Jangan lakukan tindakan kekerasan terhadap anak-anak kami. Kalau mereka anarkis ada polisi yang urus,” ujar Magal lebih jauh. Selain itu, ia menegaskan, demo damai mahasiswa Papua pada 1 Desember 2023 memperingati Hari Organisasi Papua Merdeka, sudah sesuai jalur. Karena itu, yang bertugas melakukan pengamanan aksi demi adalah negara melalui aparat keamanan, bukan anggota ormas tertentu.

“Jadi dalam kasus yang dialami adik-adik mahasiswa di Kupang itu, ya, ormas jangan mengambil alih tugas negara. Kita sebagai warga negara harus hidup berdampingan dengan damai. Dalam konteks Mimika, kita semua membantu mendukung polisi dan TNI menjaga kabupaten ini tetap damai,” ujar Magal.

Wakil Ketua LMA Suku Kamoro Marianus Maknaipeku mengajak seluruh masyarakat Mimika menjaga keharmonisan dam tetap cinta damai. “Kita semua di Mimika ini bersaudara. Karena itu kita tetap harus hidup rukun dan damai. Masalah perilaku ormas di Kupang saat ini sedang ditangani pihak berwajib. Kita hargai itu,” ujar Maknaipeku.

Sedangkan Kepala Suku Dani Nus Jikwa mengatakan, kasus kekerasan ormas di Kupang terhadap mahasiswa asal Papua harus diumumkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bila telah dilakukan kesepakatan damai demi menjaga keamanan dan kenyamanan kedua belah pihak diketahui publik.

“Kalau perdamaian sudah dilakukan, pernyataan itu harus diumumkan dan dijelaskan ke publik untuk diketahui. Semua ormas di Timika harus kompak. Kita perlu tunjukkan bahwa kita semua di Mimika hidup berdampingan dengan damai. Peristiwa anggota ormas yang sudah terjadi di Kupang kita percayakan kepada penegak hukum untuk selesaikan,” kata Jikwa.

Kepala Suku Mee Piet Nawipa juga mengajak semua masyarakat tetap menjaga keamanan dan menghargai proses hukum yang sedang berjalan.

Kepala Suku Amungme Yanes Natkime mengatakan, bisa saja masih ada dendam di kalangan masyarakat dan mereka bisa meluapkan dendamnya jika dalam keadaaan mabuk.

“Karena kalau dalam keadaan sadar mereka takut melakukan tindakan kekerasan, tapi dalam keadaan mabuk mereka bisa melakukan apa saja,” ujar Natkime.

Kepala Suku Nduga Elis Panus Wasarea berharap kesepakatan menjaga kedamaian harus disebarluaskan atau dipublikasikan agar semua masyarakat Indonesia bisa mengetahuinya.

Ketua IKF Kabupaten Mimika Marthen LL Moru dalam pertemuan tersebut menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Papua atas tindakan anarkis oknum di Kupang terhadap mahasiswa asal Papua yang tengah menimba ilmu di sejumlah perguruan tinggi di kota itu.

“Atas nama pengurus dan masyarakat Flobamora Kabupaten Mimika, saya memohon maaf kepada adik-adik mahasiswa yang jadi korban Tindakan anarkis anggota ormas, Kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga adik-adik mahasiswa. Kasus ormas jangan merusak relasi harmonis dan persaudaraan masyarakat Papua asal Flobamora dan masyarakat asli Papua di Mimika yang sudah terjalin baik selama ini,” ujar Marthen Moru.

Kepala Kepolisian Resor Mimika AKBP I Gede Putra, SH, SIK juga berharap agar seluruh masyarakat Mimika tetap kompak menjaga kemanan dan kedamaian dan tidak terpengaruh dengan kejadian di luar Mimika.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Mimika Yan Purba meminta seluruh masyarakat menjaga Mimika sebagai rumah yang aman dan damai.

“Apalagi sekarang kita lagi Masa Adven. Sebentar lagi kita rayakan Natal dan Tahun Baru. Kita juga akan merayakan Pemilu. Mari kita sama sama menjaga keamanan dan kedamaian,” ujar Purba. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :