Oleh Steve Mara
Tokoh Muda Papua dan Ketua Melanesian Youth Diplomacy Forum
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024, baik Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati dan Walikota-Wakil Walikota di seluruh Indonesia telah memasuki tahapan krusial.
Setiap pasangan calon di masing-masing daerah sedang mempersiapkan diri untuk melakukan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebelum memasuki tahapan pendaftaran, para bakal calon melewati proses pendaftaran ke partai politik yang sekiranya dapat memberikan rekomendasi pada masa pencalonan.
Dinamika setiap daerah dan pasangan calon tentunya berbeda-beda. Ada pasangan yang berhasil mendapatkan rekomendasi partai politik. Ada yang kandas mendapatkan rekomendasi, dan ada yang menggunakan jalur independen atau jalur perseorangan dalam bursa Pilkada serentak 2024.
Hal tersebut juga terjadi di Provinsi Papua. Di saat para calon kuat yaitu Mathius D Fakhiri dan Aryoko Rumaropen, Paulus Waterpauw dan Toni Wanggai, serta Benhur Tomi Mano dan Yeremias Bisai berusaha meraih kepercayaan partai politik melalui lobi-lobi politik yang dilakukan oleh masing-masing pasangan calon dan timnya masing-masing.
Saat ini di Papua, berdasarkan data yang diperoleh para calon telah berhasil meraih kepercayaan partai politik melalui surat rekomendasi atau yang dikenal dengan B1 KWK. Surat sakti ini kemudian akan digunakan oleh para calon untuk mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 27-29 Agustus 2024.
Pasangan calon Gubernur Papua Paulus Waterpauw dan Wakil Gubernur Toni Wanggai saat ini belum mendapatkan surat rekomendasi partai politik. Demikian pasangan calon Gubernur Benhur Tomi Mano dan Wakil Gubernur Yeremias Bisai.
Di sisi lain, kepercayaan partai politik baik tingkat pusat dan daerah memberikan kepercayaan kepada pasangan Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen. Pasangan ini mendapatkan kepercayaan dari Partai Golkar, NasDem, Partai Demokrat, PAN, Perindo, PKB, PKS, PSI, PPP, dan Gerindra. Sedangkan, satu partai yang sampai saat ini masih menahan rekomendasinya adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Dinamika ini cukup menarik ketika melihat banyak dari partai politik yang justru memberikan kepercayaannya kepada pasangan Mathius D Fakhiri dan Aryoko Rumaropen (MDF-AR) dibandingkan dua pasangan calon lainnya.
Mengapa partai politik banyak yang memberikan rekomendasi kepada MDF-AR, Steve? Pertanyaan ini menarik. Hemat penulis, setiap partai politik tentu memiliki indikator dan punya hak dan kewajiban untuk melakukan survei.
Survei bertujuan melihat elektabilitas setiap pasangan calon di lapangan. Setelah itu partai juga akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) dan partai akan melakukan rapat dan penentuan rekomendasi diberikan kepada paslon.
Bila pertanyaan diarahkan mengapa MDF-AR publik memilih memilih pasangan ini? Jawabannya, keduanya merupakan pasangan paling ideal dan punya gagasan besar untuk membawa harapan baru bagi Papua lima tahun ke depan. Boleh jadi alasan ini yang membuat partai politik mengambil keputusan untuk mendukung MDF-AR.
Publik tentu tahu. Mathius Derek Fakhiri adalah Kapolda Papua berpangkat Komisaris Jenderal Polisi atau Bintang 3. Jika dilihat dari rekam jejak (track record) perjalanan pengabdiannya, Fakhiri adalah orang asli Papua yang juga lahir dan besar di Papua.
Karena itu, bisa dipastikan Fakhiri sungguh memahami apa kebutuhan dasar pemerintah dan masyarakat Papua. Fakhiri juga punya cita-cita menghadirkan damai bagi orang Papua dan ini merupakan cita-cita mulia.
Selama menjabat sebagai Kapolda Papua, Fakhiri mengemban tugas dan jabatan penuh tanggung jawab, termasuk menolong masyarakat Papua, khususnya yang mau menjadi kepolisian. Ribuan anak muda Papua dapat meraih mimpi mereka menjadi polisi di masa kepemimpinannya.
Bahkan ratusan bintara Polri asal Papua juga dapat meraih mimpi mereka untuk sekolah perwira. Hal ini memiliki dampak yang besar bagi Papua, dalam hal pengembangan ekonomi keluarga hingga pemimpin yang mampu menciptakan pemimpin lainnya.
Selain itu, sosok Aryoko Rumaropen juga punya keistimewaan tersendiri khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) Papua. Ia banyak membantu anak muda Papua untuk pergi bersekolah meraih mimpi untuk membangun Papua.
Banyak kerja nyata yang telah dilakukan oleh dua pasangan MDF-AR. Catatan perjalanannya terukur, bagaImana keduanya berkontribusi untuk membangun masa depan Papua melalui kedekatan dengan anak muda Papua dan mau mendukung banyak kegiatan anak muda Papua serta mengetahui kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat Papua secara umum.
Hemat penulis, jika masyarakat Papua ingin melihat Papua baru, pasangan MDF-AR adalah jawabannya. Pemerintah, masyarakat, dan semua stakeholder harus bersama para pemimpin melihat jauh ke depan tentang Papua.
Papua mau dibangun seperti apa atau mau dibawa kemana? Ini pertanyaan penting. Karena itu, hemat penulis, MDF-AR adalah pasangan gubernur dan wakil gubernur paling ideal yang akan membawa asa baru bagi Papua. Inilah jawabannya.