OPM Klaim Indonesia Kerahkan Pasukan Untuk Bebaskan Pilot Asal Selandia Baru Mehrtens di Nduga - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

OPM Klaim Indonesia Kerahkan Pasukan Untuk Bebaskan Pilot Asal Selandia Baru Mehrtens di Nduga

Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) Kodap III Ndugama Darakma Brigjen Egianus Kogoya. Sumber foto: voi.id, 26 Februari 2023

Loading

KENYAM, ODIYAIWUU.com — Pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) mengklaim, Pemerintah Indonesia sedang mengerahkan pasukan militer guna membebaskan pilot Susi Air, captain Phillips Mark Mehrtens di Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.

“Captain Pilot Phillips Mehrtens sudah lebih dari satu tahun kami sandera. Hingga saat ini militer Indonesia melakukan serangan bom melalui pesawat jet tempur, 2 helikopter skadron 11, dan kamera drone yang dilengkapi bom mortir sebagaimana telah disampaikan Phillips pada 10 April 2024,” kata Juru Bicara Komnas TPNPB OPM Sebby Sambom melalui keterangan tertulis kepada wartawan dan salinannya diperoleh Odiyaiwuu.com dari Kenyam, Nduga, Papua Pegunungan, Jumat (18/4).

Menurut Sebby, pihaknya menerima laporan resmi dari Panglima TPNPB OPM Kodap III Ndugama Darakma Brigjen Egianus Kogeya dan Komandan Operasi Pemne Kogoya dari wilayah konflik Nduga ihwal pengerahan pasukan ke wilayah itu.

“Pengerahan pasukan militer dalam misi pembebasan Captain Phillips melalui jalur udara merusak fasilitas warga perkebunan. Tempat tinggal Phillips juga rusak akibat serangan bom mortir yang dibuang dan ditembak dari pesawat jet dan helikopter tepat di tempat pengungsian,” kata Sebby lebih lanjut.

Egianus, lanjut Sebby, mengatakan, sejak tahun 2017 pihaknya mengumumkan kepada publik, pemerintah, dan militer Indonesia bahwa ada sejumlah wilayah dalam zona perang. Di antaranya jalur Jalan Trans Wamena-Nduga sampai Mamugu atau Batas Batu. 

Di luar itu adalah tempat pengungsian dan wilayah sipil yang tidak boleh dilakukan serangan menggunakan pesawat, helikopter, dan serangan bom mortir melalui jalur darat dan udara.

“Atas serangan tersebut Phillips yang selama ini kami fasilitasi dan beri ruang aman sudah kami ambil. Sebab, serangan bom mortir telah membahayakan dirinya dan warga sipil yang tinggal di tempat pengungsian,” ujar Sebby.

Egianus, lanjut Sebby juga mengatakan bahwa Philips sudah berada bersama pasukannya di medan perang dari Jalan Trans Wamena-Nduga sampai Mamugu. Egianus mengaku akan hidup dan mati bersama Philips di medan perang jika Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru tidak melakukan negosiasi pembebasan sandera yang difasilitasi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

“Kami menilai militer Indonesia sedang melakukan misi pembebasan sandera namun alpa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan terhadap masyarakat sipil yang tinggal di tempat pengungsian di luar dari wilayah konflik yang telah kami umumkan. Karena itu, kami mendesak pihak-pihak kemanusian secara global segera memantau pemukiman warga sipil yang terkena serangan bom yang dilakukan militer Indonesia sejak 27 Maret hingga 3 April,” kata Egianus. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :