OPM Klaim Serang Pos Aparat Keamanan Indonesia dan Bakar Rumah Pemerintah di Intan Jaya - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

OPM Klaim Serang Pos Aparat Keamanan Indonesia dan Bakar Rumah Pemerintah di Intan Jaya

Konflik antara pasukan TPNPB OPM dan aparat keamanan Indonesia terjadi di Intan Jaya, Papua Tengah sejak Jumat (19/1). Gambar memperlihatkan sejumlah rumah di Intan Jaya, Papua Tengah dibakar anggota pasukan TPNPB OPM, Sabtu (20/1). Foto: Istimewa

Loading

SUGAPA, ODIYAIWUU.com — Pihak Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) mengklaim pasukannya kembali menyerang pos aparat keamanan Indonesia dan membakar beberapa rumah pemerintah di Intan Jaya, Papua Tengah, Sabtu (20/1). Pihak TPNPB juga menyebut menembak satu personil keamanan Indonesia.

“Pada Sabtu (20/1) pagi terjadi kontak tembak di tiga titik dan satu aparat keamanan gugur. Kemudian serangan sore terjadi di pos keamanan Indonesia dekat Bank Papua dan satu pos dibakar,” ujar Juru Bicara Komnas TPNPB OPM Sebby Sambon melalui siaran pers yang salinannya beredar di kalangan wartawan di Papua diperoleh Odiyaiwuu.com di Jakarta, Minggu (21/1).

Sebby menjelaskan, dalam kontak tembak tersebut, anggota TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya atas nama Brigjen Kenus Kogoya terkena peluru di paha akibat terkena peluru aparat Indonesia.

“Kami sudah menerima laporan resmi dari pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya. Dalam laporan itu Panglima Undius Kogeya mengatakan bahwa pasukannya melakukan serangan hari kedua ke pos aparat keamanan Indonesia dan berhasil menembak satu anggota,” kata Sebby lebih lanjut.

Pihaknya menegaskan, peran melawan aparat Indonesia tak akan berhenti hingga cita-citanya terpenuhi. Oleh karena itu, kata Sebby, masyarakat non Papua atau kaum imigran yang membawa masuk kepentingan rencana investasi di bidang pertambangan di Blok Wabu di Biologai dihentikan.

“Kami tegaskan tidak boleh ada operasi pertambangan di blok Wabu dan kami tetap melawan sampai cita-cita kami terpenuhi,” kata Sebby lebih lanjut.

Penjabat Gubernur Provinsi Papua Tengah Dr Ribka Haluk, S.Sos, MM mengingatkan agar tidak boleh ada pertumpahan darah di Papua Tengah, terutama Intan Jaya. Statemen tersebut lahir menyusul situasi kemanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang tak kunjung kondustif di Sugapa, Intan Jaya, Jumat, (19/1) antara pasukan TPNPB OPM dengan aparat keamanan Indonesia.

Sembari menghaturkan turut berbelasungkawa atas gugurnya satu anggota Polri, Bripda Alfiandi Steve Karamoy yang ditembak oleh Tentara Pembebasan Nasionap Papua Barat (TPNPB) di Sugapa, Intan Jaya, Jumat, (19/1/2024), Ribka Haluk mengatakan, agama apapun tak membenarkan adanya peristiwa pertumpahan darah hingga tewas di tempat.

“Atas nama pemerintah provinsi Papua Tengah, kami ucapkan turut berduka cita atas gugurnya anggota Polri Bripda Alfiandi Steve Karamoy. Kami merasakan kehilangan yang mendalam dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ujar Ribka mengutip Jubi.id, Sabtu, (20/1).

Menurut Ribka, pihaknya meminta agar pertumpahan darah seperti ini tak boleh lagi terjadi sebab kekerasan tak dapat menyelesaikan persoalan.

“Agama apa saja tak membenarkan adanya pertumpahan darah. Saya tegaskan, mari hentikan segala bentuk kekerasan apa pun di Provinsi Papua Tengah,” kata Ribka lagi.

Pihaknya menyesalkan insiden yang merenggut nyawa satua nggota Polri di Intan Jaya. Apalagi kehadiran aparat TNI-Polri di daerah tersebut untuk memberikan rasa aman di tengah masyarakat.

“TNI-Polri merupakan alat negara untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Harusnya kejadian ini tidak boleh terjadi. Untuk kejadian ini kami harap pelakunya diproses sesuai dengan perbuatannya,” katanya.

Haluk berharap agar masyarakat juga tidak terprovokasi atas peristiwa ini. Ia mengharapkan agar masyarakat mendukung pemerintahan yang ada di Intan Jaya, yang saat ini dipimpin anak daerah setempat.

“Saat ini di Intan Jaya dipimpin Penjabat Bupati anak daerah. Jadi, saya mengajak mari mendukung pemerintah daerah yang saat ini fokus membangun demi kesejahteraan masyarakat,” ujar Ribka.

Ribka menambahkan, apabila konflik terus berlangsung, akan bedampak kepada masyarakat. Karena itu, atas kepentingan apapun tak boleh lagi ada aksi pertumpahan darah apalagi teror hingga tembak-menembak.

“Apabila konflik tidak dihentikan, hal itu hanya merugikan masyarakat. Perekonomian, pendidikan, kesehatan dan pemerintahan juga pasti akan terhenti. Maka dari itu saya mengimbau segera hentikan,” ujar Ribka. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :