JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Kondisi fisik mantan Gubernur Papua Lukas Enembe yang makin melemah akibat sakit komplikasi yang mendera membuat keluarga Enembe pasrah. Pihak keluarga Enembe dan orang asli Papua mengaku pasrah karena mentok mencari keadilan.
Pihak keluarga juga mengaku tak habis pikir karena Enembe mendapat perlakuan sedemikian rupa tanpa mempertimbangkan aspek kemanusiaan sehingga Enembe tetap saja dihukum meski dalam kondisi sakit berat.
Pihak keluarga mengaku pasrah setelah vonis hakim dijatuhkan dan pada saat yang sama hingga saat ini Enembe terbaring lemah di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta karena kondisi fisiknya yang makin melemah akibat sakit.
“Jujur kami sudah pasrah. Selama satu tahun ini kami berusaha mencari keadilan tetapi rupanya sia-sia. Bahkan Komnas HAM yang kami harapkan bisa bersikap atas dasar kemanusiaan pun tidak kami dapatkan. Lalu hakim yang kami harap bisa bertindak dengan hati nuraninya juga sia-sia. Lalu kami harus mencari keadilan di mana lagi di negara ini?,” ujar Elius Enembe, adik Lukas Enembe retoris melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Selasa (24/10).
Elius mengatakan, setelah Enembe tetap divonis 8 tahun penjara, pihak keluarga dan masyarakat Papua shok karena di luar perkiraan. Apalagi, kondisi Enembe yang saat ini sudah lemah akibat sakit kronis tidak memungkinkan dia menjalani hukuman penjara. Keluarga menyayangkan hakim yang sama sekali tidak mempertimbangkan kondisi kesehatan Enembe dalam menjatuhkan hukuman.
“Ini kami sangat terpukul sekaligus marah tetapi mungkin juga air mata kami tidak akan cukup lagi menerima ini semua. Air mata kami sudah habis melihat perlakuan terhadap Bapa Lukas. Kami harus bagaimana lagi mencari keadilan? Tuhan tahu isi hati kami,” ujar Elius.
Saat ini, ujar Elius, pihaknya hanya bisa pasrah dan bersama keluarga besar menemani Enembe yang tengah terbaring lemah di RSPAD Gatot Soebroto. Apa yang diperjuangkan keluarga bersama kuasa hukum selama ini adalah upaya untuk mencari keadilan. Apalagi dalam berbagai fakta persidangan banyak tuduhan terhadap Enembe yang justru tidak terbukti.
“Lalu Bapa Lukas dihukum. Bahkan sudah sejak awal beliau mendapat perlakukan diskriminatif dan dikriminalisasi. Dituduh macam-macam tapi semua itu tidak terbukti. Seakan Bapa Lukas itu penjahat kelas berat yang harus segera dihabisi. Kami sungguh tidak mengerti apa yang ada di dalam hati dan kepala para hakim yang mulia,” kata Elius.
Dalam situasi saat ini pihaknya berharap agar keluarganya dan warga Papua tetap tegar dan kuat sambil berdoa agar keadilan satu-satunya dari Tuhan bisa didapatkan.
“Kami hanya bisa berdoa. Semoga Tuhan memberikan kami keadilan. Karena hanya dari Tuhan sajalah keadilan sejati itu kami dapatkan. Bukan lagi dari manusia-manusia termasuk para hakim,” ujar Elius sedih. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)