Presiden Jokowi Diminta Segera Jembatani Konflik Kekerasan di Tanah Papua Melalui Dialog Damai - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Presiden Jokowi Diminta Segera Jembatani Konflik Kekerasan di Tanah Papua Melalui Dialog Damai

Presiden Joko Widodo dan Direktur YPBH Papua Tengah Yoseph Temorubun, SH. Foto: Istimewa

Loading

TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Pihak Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Papua Tengah mengungkapkan keprihatinannya menyusul terjadinya sejumlah insiden kekerasan berupa penembakan selama bulan September 2023 di sejumlah wilayah di tanah Papua.

Buntut insiden tersebut, korban berjatuhan baik warga sipil, anggota kelompok kriminal bersenjata hingga aparat TNI-Polri. Bahkan banyak pula meregang nyawa. Karena itu, Presiden Joko Widodo dan jajaran pemerintah pusat diminta serius melihat insiden miris tersebut guna memastikan stabilitas keamanan kondusif dan menjembatani melalui dialog damai.

“Kami meminta Bapak Presiden Jokowi beserta jajaran pemerintah pusat segera menjembatani berbagai konflik yang terjadi di wilayah Papua Pegunungan dengan melibatkan masyarakat dan semua pihak, stakeholder di tanah Papua melalui dialog damai ala Jakarta-Papua,” ujar Direktur YPBH Papua Tengah Yoseph Temorubun, SH kepada Odiyaiwuu.com dari Timika, kota Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Selasa (19/9).

Dialog damai tersebut, ujar Temorubun, penting dalam rangka menciptakan Papua zona damai sebagaimana yang selalu dirindukan dan disuarakan berbagai pihak jauh sebelumnya. Kekerasan berupa penembakan yang menyebabkan jatuhnya korban baik warga maupun aparat malah memberatkan langkah pemerintah bekerja memajukan masyarakat dan daerah melalui UU otonomi khusus Papua.

“YLBH Papua Tengah juga mengecam tindak kekerasan yang dilakukan pihak manapun yang berimplikasi menggangu keamanan dan ketertiban masyarakat sebagaimana terjadi di Kabupaten Pegunungan Bintang. Aksi kekerasan berupa penembakan justru menggangu aktivitas belajar mengajar para murid di Oksibil bahkan mengganggu pembangunan daerah di kabupaten itu,” kata Temorubun.

Langkah konkrit pemerintah pusat segera ditempuh melalui dialog damai dengan pihak-pihak yang berseberangan dengan NKRI. Dialog itu mendesak mencermati intensitas kekerasan berupa penembakan di wilayah Papua Pegunungan terus terjadi.

“Bila konflik dan kekerasan terus beranak pinak malah menghambat upaya memajukan pembangunan tanah Papua. Dengan demikian, dialog menjadi wahana efektif dan pintu masuk menyudahi konflik demi menjaga manusia terutama yang berada di tanah Papua dari ancaman konflik tragis lainnya. Saya pikir Presiden Jokowi sungguh dan sangat mendambakan Papua tanah damai,” kata Temorubun, praktisi hukum jebolan Fakultas Hukum Universitas Pattymura, Ambon.

Langkah dialog damai Jakarta-Papua yang berujung terwujudnya kamtibmas di tanah Papua dan kesejahteraan di wilayah paling timur Indonesia itu, kata Temorubun, akan menjadi legasi Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bagi pemerintah dan Masyarakat tanah Papua.

“Kami berharap agar sebelum masa jabatan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin berakhir dialog Jakarta-Papua guna mengkahiri konflik antar berbagai elemen terwujud. Rasa aman, damai, dan nyaman menjadi kerinduan kolektif pemerintah dan Masyarakat tanah Papua,” ujar Temorubun.

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, kata Temorubun, perlu menggelar dialog damai sebegaimana dialog menyudahi konflik yang melibatkan anggota GAM di Nanggroe Aceh Darussalam atau konflik-konflik lainnya di Maluku, Poso, dan konflik Kalimantan.

“Berbagai konflik itu berakhir dengan dialog damai. Kami berharap Presiden Jokowi menempuh dialog damai mengakhiri konflik kekerasan yang terjadi belakangan ini di tanah Papua seperti yang terjadi di Provinsi Papua Pegunungan,” kata Temorubun.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, SH, SIK, M.Kom mengatakan, saat ini pihak Kepolisian Resor Pegunungan Bintang tengah mendalami kasus pemalangan dan penembakan anggota Satpol PP oleh kelompok kriminal bersenjata di Pegunungan Bintang.

Kasus pemalangan pemalangan dan penembakan terhadap Simon Petrus Sroyer (44), anggota Satpo PP terjadi di Jalan Poros SMA N 1 Oksibil, Kampung Yapimakot, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang terjadi, Selasa (19/9). Sroyer ditembak saat menuju ke tempat kerjanya.

“Saat berada di Jalan Poros SMA N 1 Oksibil, korban tiba-tiba dihentikan oleh sekelompok orang yang merupakan bagian dari KKB. Tiga pelaku datang dari arah berlawanan sementara dua pelaku lainnya muncul dari arah Jalan Keluar SMA N 1 Oksibil. Mereka membawa senjata laras panjang yang mengancam,” ujar Benny kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Selasa (19/9).

Menurut Benny, pada saat itu korban ditanyai oleh para pelaku mengenai tujuannya. Korban dengan jujur mengatakan ia sedang menuju tempat kerjanya. Namun, tanpa ampun, salah satu pelaku menembak korban dari depan dengan jarak hanya sekitar 2 meter.

“Korban, dengan refleks mencoba menghindari serangan tersebut, tetapi sayangnya, tembakan pertama mengenai telinga kanannya,” lanjut Benny.

Namun, kata Benny, tidak berhenti di situ. Pelaku mengejar korban dan menembaknya dan mengenai pinggang bagian kanan. Meskipun terluka parah, korban berhasil melarikan diri dari tempat kejadian dengan menggunakan kendaraannya menuju Pos Gereja Bethel Indonesia (GBI) untuk meminta pertolongan.

“Pihak keamanan yang berjaga di Pos GBI segera merespons situasi ini dengan mengamankan korban dan membawanya ke RSUD Oksibil untuk mendapat perawatan medis lebih lanjut. Selain itu, satu unit sepeda motor dan sebuah helm INK berwarna putih turut diamankan di Pos GBI sebagai barang bukti,” ujar Benny.

Benny mengecam keras tindakan keji yang telah mengganggu keamanan dan keselamatan warga Papua. Ia menegaskan, pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap pelaku-pelaku di balik beberapa kejadian di Pegunungan Bintang. “Kasus ini masih dalam penyelidikan intensif oleh aparat kepolisian setempat,” ujarnya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :