JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Ketua Front Aliansi Mahasiswa Papua #SaveLukasEnembe Elon Wonda mendesak agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), jaksa, para dokter, dan majelis hakim segera mengambil keputusan agar proses hukum Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe dihentikan sehingga proses saat ini diarahkan seluruhnya untuk melakukan perawatan kesehatan.
Masyarakat Papua, ujar Elon, sangat terpukul dengan pemberitaan terkait kondisi terakhir Enembe yang terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit karena sempat susah makan dan minum, yang membuat kondisi Enembe sangat drop. Saat ini front mahasiswa, seperti juga seluruh masyarakat Papua mengaku sangat khawatir dengan kondisi Enembe yang bisa saja berakhir buruk karena bisa mengancam nyawa tokoh dan kepala suku besar Papua.
“Terus terang ini sudah di luar batas toleransi dan kesabaran kami dan seluruh masyarakat Papua yang tidak tega hati melihat kondisi tokoh masyarakat kami, Bapak Lukas seperti saat ini. Bagaimana kalau beliau mati di dalam penjara? Itu siapa yang mau bertanggung jawab atas seluruh kemarahan masyarakat Papua? Jujur saja, kami terus pantau kondisi ini dan luar biasa perlakuan terhadap Bapak Lukas seakan tanpa ampun,” kata Elon kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Jumat (21/7).
Menurutnya, ada perlakuan diskriminatif sangat serius oleh KPK, jaksa dan majelis hakim yang seakan tetap memaksa Enembe untuk disidang meski dalam kondisi fisik lemah akibat sakit yang diderita. Bukan hanya itu, memaksakan proses persidangan terhadap Enembe saat ini jelas-jelas melanggar hak asasi manusia Enembe yang berhak atas kesehatan yang baik.
“Beliau sakit dan punya hak asasi untuk sehat. Hargai dulu aspek ini baru kita bicara hukum. Jangan hukum dipaksakan lalu mengabaikan aspek kemanusiaan yang berdasarkan penghargaan atas martabat manusia harus diutamakan,” kata Elon tegas.
Elon dan seluruh masyarakat Papua tidak habis pikir perlakuan terhadap Lukas sangat di luar asas pertimbangan kemanusiaan.
“Bagaimana seorang terdakwa yang sakit lalu dipaksakan sidang. Apa yang diharapkan? Bukannya orang sakit harus dipastikan sehat terlebih dahulu? Bagaimana kami bisa yakin penegakan hukum yang menimpa Bapak Lukas ini bukan suatu operasi politik sistematis? Karena perlakuan tidak manusiawi seperti saat ini,” kata Elon.
Pihaknya mengaku tidak bisa membayangkan, kalau saja secara moral, mental dan spiritual Enembe tidak kuat maka sudah tumbang sejak lama. Beruntung Enembe memiliki daya tahan yang kuat utamanya secara moral dan spiritual.
“Itu kami banga bahwa beliau tegar dan kuat karena dia pemimpin besar. Tetapi secara manusiawi beliau tentu punya keterbatasan yang perlu mendapat perlakuan humanis dari penegak hukum. Untuk itulah kami mendorong agar hentikan saja seluruh proses hukum saat ini dan biarkan Pa Lukas fokus urus kesehatannya terlebih dahulu,” ujar Elon.
Tahanan kota
Pada kesempatan lain, adik Lukas Enembe, Elius Enembe meyakini permintaan kuasa hukum untuk meminta tahanan kota untuk Enembe adalah permintaan yang sangat wajar dan manusiawi. Kata Elius, dengan jadi tahanan kota, keluarga bisa lebih maksimal lagi memberikan pendampingan untuk mengurus kesehatan Enembe.
“Jadi tahanan kota adalah juga harapan kami pihak keluarga. Karena Bapak itu perlu pendampingan maksimal, baik untuk aspek makanan, tim dokter, dan juga pendampingan spiritual,“ kata Elius.
Menurutnya, saat ini Enembe dirawat intensif di Rumah Sakit Gatot Soebroto karena kondisi kesehatannya sangat drop pada pekan lalu. Kata Elius, Enembe membutuhkan penanganan kesehatan karena kondisi sakit yang makin parah antara lain ginjal kronis stadium 5, stroke, hipertensi dan kondisi kaki bengkak serta susah bicara dan susah berjalan.
“Kami ingin agar Bapak sehat dulu. Itu yang penting saat ini. Kami harap sekali agar permintaan tahanan kota ini dikabulkan,” ujar Elius. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)