Gugus Tugas Papua Bedah Pola Pendidikan Misionaris Bertolak Spiritualitas Pastor Tromp - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Gugus Tugas Papua Bedah Pola Pendidikan Misionaris Bertolak Spiritualitas Pastor Tromp

Webinar bertajuk Pola Pendidikan Misionaris Dalam Membangun SDM Papua Berkaca Dari Semangat Spritualitas Pastor Antonhius B.M. Tromp, OSA di Wilayah Vogelkoop Tanah Papua yang diselenggarakan Departemen Gugus Tugas Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Sabtu (24/6). Foto: Istimewa

Loading

SALATIGA, ODIYAIWUU.com — Departemen Gugus Tugas Pengurus Pusat Pemuda Katolik menyelenggarakan webinar bertajuk Pola Pendidikan Misionaris Dalam Membangun SDM Papua Berkaca Dari Semangat Spiritualitas Pastor Antonhius B.M. Tromp, OSA di Wilayah Vogelkoop Tanah Papua di Jakarta, Sabtu (24/6).

Buku berjudul Pastor Antonhius Bartolomeus Maria Tromp, OSA: Pembawa Cahaya Pendidikan di Vogelkoop Tanah Papua karya jurnalis Kompas.com Roberthus Yewen. Buku karya jurnalis muda putra asli Papua tersebut juga berisi testimoni orang-orang yang mengenal dekat Pastor Tromp.

“Diskusi dengan tema pola pendidikan misionaris dalam membangun SDM tanah Papua bercermin dari pengalaman dan spiritualitas Pastor Tromp memajukan dunia pendidikan bagi generasi muda tanah Papua,” ujar Ketua Departemen Gugus Tugas Pengurus Pusat Pemuda Katolik Melkior Sitokdana kepada Odiyaiwuu.com dari Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (23/6).

Menurut Melkior yang juga pengajar Fakultas Teknik Universitas Satya Wacana (UKSW) Salatiga, dalam diskusi ini panitia mengundang sejumlah pembicara membedah topik bagaimana memajukan dunia pendidikan tanah Papua melalui gagasan dan bukti nyata sebagaimana ditunjukkan Pastor Tromp selama 50 tahun lebih bermisi di tanah Papua.

“Diskusi ini terbuka sehingga kami harapkan masyarakat luas, terutama di tanah Papua dapat mengikuti diskusi dimaksud. Masa depan generasi tanah Papua ditentukan seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, Gereja maupun masyarakat,” lanjut Melkior, akademisi asal Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.

Melkior menambahkan, sejumlah pembicara akan tampil dalam diskusi yaitu mantan Bupati Tambrauw dua periode Gabriel Asem, SE, M.Si, dosen Sosiologi Uncen Prof Dr Drs Ave Lefaan, MS, dan perwakilan Ordo Santo Agustinus Pastor Athanasius Bame, OSA.

Selain itu, tampil juga Ketua Pemuda Katolik Komda Papua Barat Yustina Ogoney, SE, tokoh pemuda Papua Barat Daya Vincentius Paskalis Baru, ST, M.Urp, Direktur SKPKC OSA Pastor Heribertus Lobya, OSA, dan penulis buku kisah pelayanan Pastor Anthonius BM Tromp, OSA, Roberthus Yewen, S.Sos, M.Si. Diskusi dipandu moderator dosen Uncen Kurniawan Patma, SE, M.Ak.

Robert Yewen mengaku Pastor Tromp, OSA mengabdi 53 tahun lebih di daerah vogelkoop (kepala burung), tanah Papua. Tromp, misionaris asal Belanda itu meninggalkan tanah kelahiran dan keluarganya atas nama rasa cinta yang tulus bagi orang Papua dan pendidikan di bumi Cenderawasih hingga ajal menjemputnya.

“Buku ini bukan biografi karena saya bukan orang yang selalu bersama Almarhum Pastor Tromp semasa hidup hingga menutup mata selamanya. Buku ini merupakan testimoni orang-orang yang mengenal baik, pernah hidup bersama hingga merasakan pendidikan yang baik di tangan beliau,” ujar Roberth kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Jumat (23/6).

Roberth menambahkan, dari berbagai testimoni orang-orang yang mengenal dan pernah merasakan sentuhan tangan Pastor Tromp di bidang pendidikan maupun karya pastoral, kemudian dirampungkan menjadi buku sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kecil atas jasa-jasanya.

“Buku ini bentuk penghargaan kepada Pastor Tromp yang berkarya di tanah Papua selama 53 tahun. Baik melalui karya pastoral maupun mendirikan beberapa sekolah dengan maksud memabangun sumber daya manusia Papua,” ujar Roberth.

Legasi Pastor Tromp bagi masyarakat tanah Papua ialah membangun sekolah-sekolah bercorak Katolik di wilayah-wilayah kantong pendidikan demi menyelamatkan anak-anak Papua dari berbagai kampung kala itu.

Anak-anak dari kampung yang berasal dari keluarga kurang mampu ditampung Pastor Tromp di sekolah-sekolah yang ia dirikan. Apalagi, anak-anak dari kampung yang tidak sempat ditampung di sekolah-sekolah pemerintah.

Karena itu, lanjut Roberth, dengan hadirnya sekolah-sekolah seperti Santo Agustinus di Sorong, SMA Millanova di Manokwari hingga hadirnya sekolah seminari, itu mengutamakan SDM anak-anak asli Papua yang berasal dari kampung atau dusun di wilayah tanah Papua.

Anak pedagang

Siapa sosok Pastor Antonhius Bartolomeus Maria Tromp, OSA? Ia lahir di Haarlem, Sparrenstraat, 20 Maret 1945 dengan nama komplit Anton Bartolomeus Maria Tromp. Terlahir dari pasangan suami-isteri (pasutri) Bartolomeus Geradus Tromp dan Dina Cornelia Koks.

Pastor Tromp adalah anak pertama dari sembilan bersaudara. 6 di antaranya laki-laki dan 3 perempuan. Ayahnya, Geradus, adalah seorang pedagang yang punya toko. Sedang sang bunda, Dina, seorang ibu rumah tangga seperti kebanyakan ibu rumah tangga lainnya dengan rutinitas tugas memasak, mencuci atau mengurus suami dan anak-anak.

Tromp mengenyam pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) di Santa Liduina Haarlem tahun 1950. Pada 1957 ia menyelesaikan pendidikan dasar di Santo Petrus Canisus, Timorstraat lalu SMP Pius X di Reviusstr. Pada tahun 1962 ia lulus SLTA di Mendelcollege (HBS-A), Haarlem. Sesudah menyelesaikan SLTA, ia mengikuti kursus bahasa Latin dan Yunani di Triniteitslyceum Haarlam tahun 1962-1963, Nuffic di TU Eindhoven tahun 1962-1963.

Setelah menyelesaikan kursus bahasa Latin dan Yunani di Haarlam, pada 31 Agustus 1963 Anton Tromp masuk Novisiat Augustin di Witmarsum.  Pada 31 Agustus 1963, ia menerima kaul pertama. Kemudian pada 29 Oktober 1967, menerima Kaul Kekal untuk hidup total sebagai seorang biarawan Augustin (OSA) di Nijmegen. Tahbisan imam berlangsung pada 7 Desember 1969.

Setelah ditahbiskan sebagai imam, Pastor Tromp mengikuti kursus Bahasa Indonesia di Roterdam dan Tropenkursus di Tropen Institut Amsterdam tahun 1969. Selama mengikuti kursus Bahasa Indonesia, ia rupanya sudah dipersiapkan menjadi misionaris di Asia Tenggara, tepanya di tanah Papua, Indonesia.

 Misionaris termuda

Sejak berada di bangku Sekolah Dasar, Tromp rajin membantu orang tuanya menjaga toko di Vakantiewerk. Kerap ia bolos sekolah pada sore bermain bola. Bola adalah hobinya sejak kecil. Ia menjadi keeper, penjaga gawang karena cocok dengan postur tubuh yang ideal.

Saat usianya menyentuh angka 25 tahun dan satu tahun sesudah tahbisan imamat ia diberi mandat oleh Provinsialat Augustin Belanda menjadi misionaris di tanah Papua.

Penugasan itu untuk membantu karya pelayanan pastoral yang telah dimulai oleh para saudara OSA yang sudah lebih dahulu berkarya di tanah Papua, di bawah pimpinan Mgr Petrus van Diepen, OSA dan rekan-rekannya. Tugas itu diterima sepenuh hati dalam ketaatan dan kerendahan hati serta kesederhanaannya dalam bermisi.

Menjadi misionaris dalam usia yang tergolong muda adalah sebuah tantangan. Hal itu beralasan mengingat ia harus memulai karya pelayanan pastoralnya dengan segala keterbatasan tanah Papua kala itu. Keterbatasan itu terutama dalam berkomunikasi dengan umat dan masyarakat yang ia layani.

Meski ia sudah mengikuti kursus Bahasa Indonesia di Belanda, namun dalam kenyataan menunaikan tugas serta karya pastoralnya cukup berbeda. Hampir semua umat dan masyarakat di pedalaman Papua menggunakan bahasa daerahnya. Toh, misionaris muda ini mudah mengatasinya melalui perjumpaan yang tulus dengan umat dan belajar terus-menerus.

Tugas pertamanya sebagai Pastor Pembantu Paroki Santo Yohanes Bintuni memberinya pengalaman dan pelajaran berarti. Kedekatan dengan umat dan masyarakat diakui adalah senjata ampuh yang memudahkannya dalam berinteraksi dan berkomunikasi.

Aneka pelayanan selama menjdi pastor pembantu mendapat sambutan umat yang ia jumpai di stasi dalam wilayah paroki maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Berjalan menyusuri hutan dan lembah dengan jarak bermil-mil, semangat pelayanan membara dalam hati. Tubuh misionaris yang masih kekar kala itu adalah garansi pelayanan pastoral demi Misi pewartaan nilai-nilai Kerajaan Allah.

Pastor Tromp menghembuskan nafas terakhir Senin (8/5) di Vogelkoop (Kepala Burung), Manokwari, kota Provinsi Papua Barat. Misa requiem (arwah) akan dipersembahkan pada Senin (8/5) pukul 18.00 WIT, kemudian Selasa (9/5) pukul 18.00 WIT, dan Rabu (10/5) pukul 09.00 WIT sebelum dimakamkan di Kompleks Biara Maripi SMP Katolik Millanova.

“Pastor Anton Tromp, OSA adalah pahlawan pendidikan bagi kemajuan sumber daya manusia di Vogelkoop. Ia telah pergi untuk selamanya. Damailah di surga abadi. Saya sungguh merasa kehilangan. Almarhum sosok imam misionaris yang sangat berjasa bagi umat dan masyarakat tanah Papua, baik urusan pastoral maupun pendidikan,” ujar Frederika Korain, aktivis perempuan Papua kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Senin (8/5). (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :