Kesal Intensitas Perjalanan Kadis Kesehatan Mimika di Luar Daerah Tinggi, Sekdis Mamayau Gembok Pintu Utama Kantornya

Kesal Intensitas Perjalanan Kadis Kesehatan Mimika di Luar Daerah Tinggi, Sekdis Mamayau Gembok Pintu Utama Kantornya

Aksi Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Marsel Mameyau usai menggembok pintu utama Dinas Kesehatan Mimika, Papua Tengah, Senin (19/6) sekitar pukul 10.00 WIT. Foto: Istimewa.

Loading

TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Akibat amarah tak tertahankan, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika Marselinus Mamayau menempuh langkah radikal dengan menggembok pintu utama kantor Dinas Kesehatan Mimika, tempat sehari-hari ia dan para staf bekerja.

Amarah Mamayau diarahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Reynol Ubra dan semua pegawai dengan menggembok pintu utama kantor pada Senin (19/6) sekitar pukul 10.00 WIT. Padahal, di dalam ruangan sebagian besar pegawai tengah menunaikan tugas hariannya.

“Saya ikuti terus selama ini. Kepala dinas berangkat terus. Sekali berangkat bisa habiskan Rp 18 juta. Baru pergi dan kembali baru satu malam di Timika lalu besoknya berangkat lagi. Memangnya saya ini sekuriti untuk jaga kantor,” ujar Mamayau kepada wartawan di Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (19/6).

Selain itu, urai Mamayau, ia nekad menggembok pintu utama karena selama ini dirinya tidak dihargai kepala dinas dan bawahan. Sebagian besar pekerjaan yang dilakukan juga tidak sesuai standar operasional prosedur, SOP yang berlaku.

“Sebenarnya saya mau lapor dulu ke Pak Pelaksana Tugas Bupati dan Pak Sekda. Tapi saya sudah terlalu marah dengan gerakan-gerakan mulai dari kepala dinas, kepala bidang, kepala seksi, dan para pegawai Dinas Kesehatan tanpa kecuali,” ujar Mamayau kesal.

Mamayau juga menyebut, kabid dan kasie di dinas tersebut tidak pernah melakukan koordinasi dengan dirinya terkait sejumlah pekerjaan. Mereka lebih memilih langsung berkoordinasi dengan kadis. Padahal, sebutnya, sesuai SOP sebelum ke kadis harus melewati dirinya selaku sekretaris. Pola kerja yang tanggal SOP diakui bukan baru sekarang, namun sudah lama.

“Saya dilantik oleh bupati sebagai pejabat sama seperti kepala dinas. Kenapa saya tidak dihargai? Saya kunci pintu ini sampai persoalan selesai. Kenapa saya dikasih tinggal sebagai penjaga kantor dan setiap kegiatan tidak pernah dilibatkan,” kata Mamayau kesal.

Padahal, selain didapuk sebagai sekretaris dinas, Mamayau juga masih membidang tugas pokok dan fungsi lain yakni bagian program, kepegawaian, dan keuangan. Celakanya, setiap kali ada kegiatan di luar daerah, Namanya tidak pernah dimasukkan dalam kegiatan tersebut dan kejadian ini sudah berlangsung hampir enam bulan. Berbeda dengan kepala dinas di mana setiap saat berangkat terus ke luar daerah.

“Saya minta mari kita saling menghargai. Jangan lihat saya tenang-tenang saja. Bukan begitu. Sampai jam pulang kerja, pintu kantor tetap saya gembok sampai permasalahan ini diselesaikan. Saya tidak mempedulikan pegawai yang ada dalam kantor bisa keluar lewat mana,” ujarnya

“Besok staf bagian keuangan berangkat ke Bali. Seharusnya nama saya ada (ke Bali). Tapi tidak ada nama. Tadi pagi bagian program berangkat ke Nabire juga sama,” katanya.  Saat kejadian penggembokan pintu utama, Kepala Dinas Reynold Ubra dikabarkan tengah bertugas di luar daerah. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :