JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Para mahasiswa dan pelajar asal Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan yang tengah menimba ilmu di berbagai kampus dan sekolah di Kota Jayapura menggelar diskusi di Asrama Pemda Pegunungan Bintang, Buper Waena, Distrik Heram, Papua, Sabtu (10/6).
Diskusi mahasiswa dan pelajar yang terhimpun dalam wadah Ikatan Mahasiswa, Pelajar Pegunungan Bintang (Imppetang), membedah topik manajemen organisasi, teknik memimpin sidang, dan membangun moral serta karakter generasi muda di era globalisasi. Tiga narasumber dalam diskusi tersebut yaitu Charles Mimin, Bekinus Yando, dan Jhon Kalaka.
Charles mengatakan, wadah Imppetang kurang diatur secara baik sehingga masih ada mahasiswa dan pelajar asal Pegunungan Bintang belum tertarik masuk organisasi untuk menempah diri dalam banyak aspek.
“Saya berharap agar wadah Imppetang diatur dengan baik oleh para pengurus melalui berbagai jenjang pembinaan sehingga menarik mahasiswa dan pelajar yang kuliah atau sekolah di kota Jayapura menjadi anggota sekaligus menjadikan Imppetang wadah pembinaan yang efektif,” ujar Charles.
Bekinus Yando menambahkan, dalam organisasi para anggota dilatih berbagai ketrampilan seperti cara membuat surat atau teknik memimpin sidang sebagai bekal bagi para anggota usai menyelesaikan kuliah atau studi. Ketrampilan-ketrampilan seperti itu dengan mudah diperoleh para anggota sebagai calon pemimpin kelak.
“Adik-adik harus tekun menempah diri dalam organisasi dengan saling belajar tentang cara membuat surat atau teknik memimpin sidang. Dua hal penting ini selalu diperoleh anggota organisasi sehingga kelak menjadi modalnya sebagai seorang calon pemimpin,” ujar Bekinus.
Ketua Imppetang Ikolas Katpum mengatakan, diskusi ini merupakan salah satu program yang digagas Bidang Pengembangan Organisasi Imppetang. Tujuannya, buah pikiran para narasumber menjadi bekal para anggota mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin masa depan.
“Kegiatan seperti ini akan menjadi agenda rutin sehingga dukungan para alumni menjadi penting dalam rangka mendorong sekaligus mendinamisasi organisasi sebagai wadah pembinaan. Kami tentu tidak bisa jalan sendiri,” kata Ikolas. (Alpius Uropmabin/Odiyaiwuu.com)
