Korban Sandra OPM di Okbab Bukan Karyawan PT Telkomsel Namun Pekerja PT Inti Bangun Sejahtera - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Korban Sandra OPM di Okbab Bukan Karyawan PT Telkomsel Namun Pekerja PT Inti Bangun Sejahtera

Gedung PT Telkomsel. Sumber foto ilustrasi: market.bisnis.com, 6 Mei 2017

Loading

OKSIBIL, ODIYAIWUU.com — Pihak PT Telkomsel membantah pekerja yang disandera anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka ((TPNPB OPM) atau kerap disebut kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Jumat (12/5) pukul 09.00 WIT di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan adalah karyawan PT Telkomsel. Namun, mereka adalah pekerja proyek tower base transceiver station (BTS) PT Inti Bangun Sejahtera (PT IBS).

“Telkomsel menyampaikan duka cita yang mendalam atas kejadian yang menimpa karyawan PT Inti Bangun Sejahtera beserta rombongan. Seluruh korban penyerangan dan penyanderaan merupakan karyawan PT Inti Bangun Sejahtera dan didampingi tim Diskominfo Pegunungan Bintang,” ujar General Manager Network Operations and Productivity Telkomsel Region Maluku dan Papua Agus Sugiarto melalui keterangan yang diterima Odiyaiwuu.com di Jakarta, Sabtu (13/5).

Bantahan tersebut disampaikan Sugiarto sebagai respon atas berita terkait penyerangan dan penyanderaan yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK) terhadap karyawan PT Inti Bangun Sejahtera di Okibab, Pegunungan Bintang, Papua yang dilansir media ini sebelumnya.

“BTS beserta infrastrukturnya yang berlokasi di tempat penyerangan dan penyandraan, kewenangan operasionalnya dikelola oleh Bakti. Demikian yang dapat kami sampaikan. Terimakasih,” kata Sugiarto melalui keterangan tertulis Manager Corporate Communicatiom Telkomsel Area Pamasuka Rina Dwi Noviani kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Sabtu (13/5).

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, SH, SIK, M.Kom sebelumnya mengatakan, pada Jumat (12/5) pukul 09.00 WIT, sejumlah pekerja proyek tower BTS PT Inti Bangun Sejahtera menjadi korban penyanderaan oleh kelompok kriminal kersenjata di Distrik Okbab, Pegunungan Bintang.

Menurut Benny, enam pekerja tower BTS yang dipimpin Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Pegunungan Bintang Alverus Sanuari, berangkat dari Oksibil menuju Okbab menggunakan pesawat Elang Air pada pukul 08.30 WIT. Namun, saat tiba di Lapangan Terbang Okbab, mereka langsung dihadang lima orang yang mengaku anggota KKB. Para penghadang menggunakan seperti parang kemudian melakukan kekerasan fisik terhadap tiga orang pekerja.

“Alverus Sanuari beserta salah satu korban luka yang bernama Benyamin Sembiring, dibebaskan untuk kembali ke Oksibil. Mereka tiba di Bandara Oksibil sekitar pukul 11.00 WIT dan langsung dilarikan ke RS Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, hingga saat ini, masih terdapat empat orang yang disandera oleh kelompok tersebut. Dua di antaranya mengalami luka akibat penganiayaan,” kata Benny kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Sabtu (13/5) malam.

Keterangan Benny tersebut sekaligus meralat berita media ini sebelumnya yang menyebut korban adalah karyawan PT Telkomsel. Namun, yang tepat adalah pekerja PT Inti Bangun Sejahtera. Adapun nama para pekerja yang masih disandera antara lain Asmar, staf PT IBS yang memgalami luka di bahu kanan, Peas Kulka, staf distrik, Senus Lepitalem, seorang pemuda dari Distrik Borme, dan Fery, staf PT IBS yang mengalami luka di bahu kiri.

“KKB mengajukan tuntutan tebusan sebesar Rp 500 juta sebagai syarat pembebasan para sandera. Tuntutan ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang, dan langkah-langkah sedang diambil untuk menangani situasi ini dengan cepat dan mengamankan keselamatan para sandera,” kata Benny lebih lanjut.

Kepala Kepolisian Resor (Polres) Pegunungan Bintang AKBP Mohamad Dafi Bastomi, SH, SIK, MIK, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pegunungan Bintang yang diwakili Wakil Bupati Kris Bakweng Uropmabin ST, Asisten 1 Nicolaus Urobmabin, SIP, M.Si, dan Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi, tokoh adat setempat, serta satuan tugas TNI-Polri dan Ops Damai Cartenz telah mengadakan rapat guna merumuskan langkah-langkah penanganan.

Kapolres Bastomi mengatakan, Pemkab Pegunungan Bintang dan aparat keamanan sudah membangun komunikasi melalui tokoh adat Okbab guna mendapatkan informasi terkini terkait kondisi para korban.

“Upaya negosiasi dan penyelesaian secara damai menjadi prioritas, namun tetap memperhatikan hukum dan kebijakan yang berlaku. Pemerintah berharap dapat mengatasi situasi ini dengan cepat dan memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat,” kata Bastomi. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :