Peringatan Idul Fitri 1444 H, YLBH Papua Tengah Himbau Masyarakat Teladani Tokoh Agama - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Peringatan Idul Fitri 1444 H, YLBH Papua Tengah Himbau Masyarakat Teladani Tokoh Agama

Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Papua Tengah Yoseph Temorubun, SH. Foto: Istimewa

Loading

TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Sebagian umat Islam di Indonesia, Jumat (21/4) dan Sabtu (22/4) merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 H, termasuk umat Islam di wilayah Provinsi Papua Tengah.

“Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah merupakan momentum penuh syukur dan membahagiaan umat Islam. Sebagai umat beriman, saya menyampaikan ‘Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah’ kepada saudara dan saudari umat Islam di Papua Tengah, teristimewa di Mimika,” ujar Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Papua Tengah Yoseph Temorubun, SH melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com dari Timika, Papua Tengah, Jumat (21/4) pagi.

Menurut Temorubun, selama sebulan penuh, umat Islam di Papua Tengah dan seluruh Indonesia berpuasa dan berpantang menuju hari kemenangan yang dirindukan. Pihaknya juga mengajak umat beragama yang tinggal di Papua Tengah, khususnya di Mimika turut menjaga kelancaran umat Islam sholat Ied bagi sebagian umat Islam yang merayakan Idul Fitri pada Jumat dan Sabtu (21 dan 22/4).

“Umat beragama lain tentu juga memohon saudara dan saudari umat Islam mendoakan para pemimpin dan umat atau masyarakat Papua Tengah agar bahu-membahu bekerja keras bersama pemerintah daerah memajukan masyarakat di provinsi ini, teristimewa yang tinggal dan mencari rejeki di Mimika,” lanjut Temorubun, advokat dan pengacara lulusan Fakultas Hukum Universitas Pattymura Ambon.

Temorubun mengatakan, Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah merupakan momentum penting dan strategis bagi masyarakat dan semua umat beraga di Papua Tengah, teristimewa di Mimika bekerja keras satu sama lain merawat toleransi antarsesama umat beragama sebagaimana teladan yang ditunjukkan para tokoh agama Islam dan Kristen serta tokoh agama lain yang kini tinggal dan mengabdi di Papua Tengah.

“Selama ini para tokoh lintas agama melalui FKUB sudah mewariskan teladan baik dan humanis bagi umatnya dalam relasi social-keagamaan. Pemerintah Provinsi Papua Tengah dan Pemerintah Kabupaten Mimika selalu mengajak dan menghimbau umat dan warganya untuk setia bekerja keras menjaga toleransi agar pemerintah dapat bekerja membangun daerah untuk kesejahteraan bersama. Hal ini menjadi legasi yang perlu terus dikembangkan guna menjaga harnomi di antara sesama umat beragama,” kata Temorubun.

Hari Raya Idul Fitri 1444H, ujar Temorubun, merupakan puncak kemenangan bagi umat Islam selama sebulan penuh menunaikan puasa. Karena itu, di masa kini dan akan datang, seluruh umat beragama diharapkan Idul Fitri 2023 menjadi titik start meneruskan dan menggelorakan semangat toleransi dan persaudaraan sebagai sesama makluk ciptaan Tuhan paling mulia.

“Toleransi antar umat beragama yang selama ini terawat baik, menjadi tugas dan tanggungjawab moral masyarakat dan seluruh elemen meneruskannya dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan apapun dalam kehidupan kemasyarakatan adalah kekayaan dan mozaik indah yang perlu terus kita rawat,” katanya.

Menurutnya, selain semangat toleransi perlu terus bersemayam dalam hati, upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Papua Tengah, teristimewa di Mimika, bukan sekadar tanggungjawab aparat TNI-Polri. Kamtibmas itu merupakan tugas kolektif, baik pemerintah maupun masyarakat serta seluruh elemen yang berkehendak baik menjaga damai senantiasa hadir di manapun manusia berada.

“Sekali lagi selaku Direktur YLBH Papua saya menyampaikan ‘Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H’ bagi apparat pemerintah, anggota TNI-Polri, sesama keluarga, rekan-rekan, saudara dan saudari sekalian umat Islam. Semoga di hari nan fitri ini berkah, sukacita, dan damai memenuhi keluarga dan handai taulan,” ujar Temorubun.

Pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia, Kamis (20/4) menggelar Sidang Isbat (Penetapan) 1 Syawal 1444 H bertempat di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta.

Sidang isbat digelar tertutup dan diikuti kalangan anggota Komisi VIII DPR RI yang membidang urusan agama, pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), para duta besar negara-negara sahabat, perwakilan organisasi massa (Ormas) Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

Sidang isbat mengacu amanah Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Pemerintah menggunakan metode rukyah dan hisab untuk menentukan permulaan bulan.

“Dari hasil pantau hilal di seluruh Indonesia, tidak terlihat hilal. Menetapkan 1 syawal 1444 H jatuh pada Sabtu 22 april 2023. Hasil sidang isabat ini untuk diketahui semua masyarakat,” ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/4) pukul 19.00 WIB.

Menteri Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Kementerian Agama telah melakukan pemantauan hilal atau rukyatul hilal di sejumlah provinsi di Indonesia.

Pihak Kementerian Agama, lanjut Yaqut, menerjunkan tim ke 123 titik lokasi di seluruh Indonesia mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua. Dari titik pantau inilah dilaporkan terkait penampakan hilal yang menjadi tanda 1 Syawal 2023.

Yaqut menambahkan, dengan dikeluarkannya hasil sidang isbat penentuan 1 Syawal 1444 H sudah secara resmi bahwa Pemerintah Indonesia menetapkan Idul Fitri jatuh pada Sabtu, 22 April 2023.

“Adanya perbedaan 1 Syawal 1444 H ini, kita tidak mencari perbedaan. Kita harus saling menghargai, dan saling toleransi satu sama lain,” ujar Yaqut lebih jauh.

Berbeda dengan Pemerintah Indonesia, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023. Penetapan tersebut tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab, Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 H.

Dari hasil hisab Muhammadiyah, ijtimak jelang Syawal 1444 H terjadi pada pukul 11.15.06 WIB di hari ke-29 Ramadan. Wujud hilal sudah terlihat ketika matahari terbenam di Yogyakarta dan pada saat itu bulan berada di atas ufuk di seluruh wilayah Indonesia. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :