Mahasiswa Desak Polda Papua Tuntaskan Insiden Penembakan di Tapal Batas Kabupaten Nabire dan Dogiyai - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Mahasiswa Desak Polda Papua Tuntaskan Insiden Penembakan di Tapal Batas Kabupaten Nabire dan Dogiyai

Badan Pengurus Rumpun Pelajar, Mahasiswa, dan Pemuda Siriwo, Mapia, Piyaiye, Topo, dan Wanggar (RPMP Simapitowa) Cabang Jayapura saat menggelar konferensi pers terkait insiden penembakan di Dusun Tugomani, Distrik Siriwo, tapal batas Kabupaten Nabire dan Dogiyai, Provinsi Papua Tengah, Sabtu (21/1). Foto: Istimewa

Loading

JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Sejumlah perwakilan pelajar, mahasiswa, dan pemuda di Jayapura asal Kabupaten Dogiyai dan Nabire mendesak sejumlah pihak memberikan atensi terkait penembakan yang terjadi di Dusun Tugomani, Distrik Siriwo, tapal batas Kabupaten Nabire dan Dogiyai, Provinsi Papua Tengah, Sabtu (21/1).

Insiden itu menewaskan Yulianus Tebai, tenaga honorer yang bertugas di kantor Satuan Polisi Pamong Praja Dogiyai. Kemudian warga lainnya, Vincent Dogomo, yang terkena tembakan di paha sebelum akhirnya meninggal pada Minggu (19/2). Sedangkan, tiga lainya, Amandus Dogomo, Thomas Dogomo, dan Alfons Kegiye menderita luka ringan akibat timah panas polisi.

“Kami meminta komisioner Komnas HAM RI untuk menginvestigasi pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh oknum polisi di wilayah Simapitowa, Nabire dan Dogiyai,” ujar Kaleb Mote dan Emanuel Magai, Ketua dan Sekretaris Badan Pengurus Rumpun Pelajar, Mahasiswa, dan Pemuda Siriwo, Mapia, Piyaiye, Topo, dan Wanggar (RPMP Simapitowa) Cabang Jayapura melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com di Jakarta, Minggu (5/3).

Pengurus RPMP Simapitowa juga meminta Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri segera menindak tegas oknum polisi yang terlibat dalam penembakan terhadap masyarakat sipil di wilayah Simapitowa.

Selain itu, mendesak Komnas HAM RI, Polda Papua, DPRP Papua segera bentuk tim independen untuk mengungkap kronologis di balik aksi penembakan yang menewaskan dan melukai warga sipil.

Para pelajar, mahasiswa, dan pemuda Simapitowa meminta Kapolda Papua Fakhiri segera mengambil sikap tegas terhadap pelaku penembakan warga sipil di wilayah Simapitowa, baik di Nabire maupun Dogiyai berdasarkan hukum yang berlaku.

“Kami meminta Kapolda Papua segera menindak tegas dan mencopot jabatan terhadap oknum-oknum polisi yang menembak warga sipil. Kami juga mendesak Presiden Joko Widodo segera menyelesaikan pelanggaran HAM berat yang terjadi di Papua,” kata Mote dan Magai dalam salah satu poin pernyataannya.

Para pengurus RPMP Simapitowa mendesak Pemerintah Indonesia segera menarik kembali pasukan militer organil maupun non organik yang dikirim berlebihan ke tanah Papua. Desakan itu perlu disikapi mengingat hanya dalam tiga bulan aparat telah menembak 49 warga sipil dan 14 orang di antaranya meninggal dunia.

“Kami menuntut Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa hadir guna ikut menyelesaikan berbagai pelanggaran HAM berat yang terjadi di Papua,” katanya.

Penjabat Bupati Kabupaten Dogiyai Drs Petrus Agapa, M.Si sebelumnya melalui berita Odiyaiwuu.com (23/1 2023) menyampaikan klarifikasi peristiwa kematian Yulianus Tebai yang terjadi sekitar kampung Gopouya, Distrik Mapia, Kabupaten Dogiyai, Sabtu (21/1) sekitar pukul 13.00 WIT.

Yulianus diberitakan meninggal akibat ditembak orang tak dikenal saat terjadi pemalakan terhadap sebuah truk oleh sekelompok pemuda yang ditengarai tengah dalam pengaruh minuman keras (miras).

Padahal, Yulianus, ujar Agapa, meninggal akibat ditembak oknum Polri dari Polres Paniai. Klarifikasi Agapa tersebut sekaligus meluruskan pemberitaan sejumlah media sebelumnya yang menyebut bahwa Yulianus adalah pemabuk atau melakukan pemalangan di jalan.

“Kami atas nama pemerintah daerah mengklarifikasi bahwa dia (Yulianus Tebai-Red) bukan pemabuk atau pemalang jalan. Dia adalah tenaga honorer Satpol PP Dogiyai yang hendak pergi ke kebun untuk bekerja mencari nafkah hidup dalam rangka menghidupi keluarganya,” ujar Petrus Agapa didampingi Kapolres Dogiyai Kompol Samuel Tatiratu dan Dandim 1705 Nabire Letkol Inf Doni Firmansyah, M.Han.

Samuel Tatiratu juga membenarkan, Yulianus Tebai adalah korban penembakan yang dilakukan anggota Polri dari Polres Paniai yang mengakibatkan korban meregang nyawa. Tatiratu atas nama Polda Papua, menyesalkan penembakan hingga merenggut nyawa Yulianus.

“Yang bersangkutan (Yulianus) merupakan anggota Satpol PP aktif. Yang bersangkutan bukan juga pemabuk atau yang melakukan pemalangan hingga menjadi korban dari perbuatan oknum anggota, kami memohon maaf,” kata Tatiratu.

Menurut Tatiratu, pihak kepolisian akan melakukan tindakan tegas sesuai perintah Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri bahwa oknum pelaku penembakan yang menewaskan Yulianus wajib hukumnya dilakukan tindakan tegas. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :