TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Papua Tengah mendesak Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat Irjen Pol Daniel Silitonga beserta jajarannya menangkap para pelaku pembakaran seorang perempuan di Sorong, kota Provinsi Papua Barat Daya.
Berdasarkan video yang beredar, seorang perempuan di Sorong, Provinsi Papua Barat Daya ditelanjani kemudian dibakar hingga tewas karena dituding sebagai pelaku penculikan terhadap anak-anak kecil. Video tersebut menggemparkan publik di tanah Papua dan menjadi keprihatinan dan mendapat tanggapan berbagai pihak di sejumlah jejaring jagat maya terutama WhatsApp.
Aksi brutal tersebut menyulut amarah keluarga korban. Senin (24/1) keluarga perempuan korban pembakaran melakukan long march dari kompleks terminal menuju Markas Kepolisian Resort (Polres) Sorong Kota guna mendesak aparat kepolisian menangkap dan memproses para pelaku pembakaran sesuai hukum yang berlaku.
“Kami YLBH Papua Tengah turut berduka cita atas insiden pembakaran seorang ibu di Sorong, Papua Barat Daya. Aksi pembakaran terhadap sesama merupakan tindakan yang tidak menusiawi,” ujar Direktur YLBH Papua Tengah Yoseph Temorubun, SH kepada Odiyaiwuu.com dari Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (24/1).
Menurut Yoseph, jika informasi penculikan anak masih sebatas dugaan, perempuan yang dituding sebagai pelaku tersebut seharusnya diserahkan kepada aparat kepolisian untuk dilakukan proses pemeriksaan. Sikap sejumlah warga yang main hakim sendiri merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan berpotensi melanggar hak asasi manusia (HAM).
“Kami mendesak Kapolda Papua Barat untuk membentuk tim guna melakukan pemeriksaan terhadap berbagai pihak yang terlibat melakukan penganiyaan dan pembakaran terhdap korban. Tindakan sekelompok orang dalam video dan foto-foto yang beredar di sejumlah grup WhatsApp adalah tindakan keji, tidak manusiawi, dan jauh dari penghargaan atas martabat manusia sesama ciptaan Tuhan.
Pihaknya berharap agar Kapolda Papua Barat bersama jajaran Polres Sorong segera menangkap para pelaku yang berani main hakim sendiri tanpa menyerahkan korban kepada pihak kepolisian untuk diperiksa terlebih dahulu guna memastikan apakah benar korban adalah pelaku penculikan terhadap anak atau bukan.
“Berbagai video dan foto korban yang beredar di berbagai grup WhatsApp kami lihat sangat kejam, tidak manusiawi. Apalagi dilakukan sekelompok warga terhadap korban yang belum diketahui kebenarannya sebagai pelaku penculikan anak,” ujar Yoseph, pengacara lulusan Fakultas Hukum Universitas Pattimura, Ambon, Maluku.
Rhaiz Rahman, seorang warga Mimika juga menyesalkan aksi main hakim sendiri sejumlah warga yang menelanjangi korban lalu membakarnya hidup-hidup di hadapan kerumunan warga lain. Padahal, korban yang dibakar adalah sesama manusia ciptaan Tuhan.
“Sebesar apapun dugaan kesalahan wanita itu, ada aparat penegak hukum. Tapi, malah korban begitu tega diperlakukan dengan cara yang tidak manusiawi. Apalagi dia seorang ibu yang dibakar di hadapan anaknya sendiri,” kata Rhaiz Rahman melalui cuitannya dalam grup WhatsApp Rumah Kopi Hitam, sebuah grup besar di Mimika, Papua Tengah.
“Kami mendesak Kapolda Papua Barat dan jajarannya segera menangkap para pelaku yang melakukan main hakim sendiri tanpa menyerahkan pelaku kepada pihak kepolisian,” kata Yoseph menambahkan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)