WAGHETE, ODIYAIWUU.com — Kepolisian Resor (Polres) Deiyai menetapkan tiga tersangka kasus pembakaran 50 kios Pasar Waghete, Kabupaten Deiyai, Papua Tengah yang terjadi di pada Senin, (12/12).
Penetapan tersangka dilakukan setelah sebelumnya pihak kepolisian mengamankan 11 orang dalam kasus tersebut. Usai dilakukan pemeriksaan, pihak kepolisian menetapkan tiga tersangka yakni DD, AD dan MM. Sedangkan 8 lainnya dinyatakan tidak terbukti terlibat dalam peristiwa pembakaran itu.
“Dari hasil penyelidikan barang bukti melalui video dan foto serta pengakuan para pelaku, akhirnya penyidik menetapkan tiga orang sebagai tersangka atas kasus ini. Sedangkan 8 lainnya dikembalikan kepada pihak keluarga,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Polda Papua Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Sabtu (17/12).
Menurut Kamal, penanganan kasus pembakaran kios di Pasar Waghete juga didukung Bupati Deiyai Ateng Edowai, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopinda), anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat, tokoh agama, dan 11 anggota keluarga yang ditangkap untuk dimintai keterangan di hadapan Kapolres Deiyai.
“Saat itu, semua pihak sepakat bahwa siapapun yang terlibat melalukan pembakaran diusut tuntas. Bagi mereka yang dimintai keterangan namun tidak terbukti bersalah, dikembalikan kepada keluarga,” ujar Kamal mengutip peryataan tertulis Forkopinda dan tokoh agama Deiyai.
Kamal menjelaskan, setelah penetapan status tersangka, berkas perkara ketiga pelaku tersebut akan dilanjutkan ke kejaksaan maupun pengadilan.
“Kami juga sudah memberikan pengertian kepada keluarga para tersangka. Selain itu penyidik juga melibatkan para tokoh adat dalam mengusut kasus ini,” kata Kamal.
Menurutnya, saat ini situasi keamanan dan ketertiban (kantibmas) di Deiyai sudah aman dan kondusif. Aktivitas warga dan para pegawai kantor pemerintah maupun swasta sudah berjalan seperti biasa. Pihak kepolisian juga berharap agar masyarakat khususnya di Deiyai tetap menjaga situasi kantibmas tetap kondusif memasuki Natal dan Tahun Baru.
“Jangan mudah terprovokasi informasi yang sesungguhnya tidak benar, hoaks dan tak jelas sumbernya dan disebarkan oleh orang atau pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan biarkan proses hukum tetap berjalan,” kata Kamal.
Bupati Deiyai Ateng Edowai, S.Pd.K, M.Pd, Selasa (13/12) pukul 09.00-10.20 WIT menggelar pertemuan bersama anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan dihadiri pimpinan serta sejumlah anggota DPRD, pimpinan OPD, para kepala distrik beserta kurang lebih 13 orang tokoh adat di Rumah Jabatan Bupati Deiyai.
Pertemuan tersebut digelar menyusul peristiwa kebakaran Pasar Waghete di Jalan Waghete 1, Distrik Tigi yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal pada Senin (12/12) sekitar pukul 11.00 WIT.
Sekitar pukul 08.30 WIT para peserta berkumpul di halaman kantor Distrik Tigi sebelum bergerak menuju ke rumah jabatan Bupati Deiyai. Tiba di kediaman resmi Bupati, sekitar pukul.08.50 WIT, Bupati Edowai membuka pertemuan guna mendengar testimoni anggota Forkopimda.
“Kami kerkumpul dalam ruang rapat ini untuk menyelesaikan masalah pasca kejadian kebakaran yang baru saja menimpa Deiyai. Masalah ini harus diselesaikan secepatnya agar tidak menimbulkan berita hoaks lainnya. Kita akan bicarakan bersama untuk mencari solusi, jalan keluar atas masalah ini,” ujar Bupati Ateng Edowai di Waghete, Selasa (13/12).
Menurut Edowai, pemilik hobi membaca, berkebun, dan berolahraga, terkait masalah korban akibat kebakaran tersebut diakuinya sudah ditangani sebagai bupati. Edowai menyebut ia sudah menggelontorkan biaya perobatan kepada warga yang luka dan akan mengagendakan insentif bagi pedagang warga korban kebakaran.
“Jika ada oknum di social media, sosmed mengatasnamakan Deiyai sebagai Ketua KNPB maupun ketua-ketua lainnya, saya berharap agar tidak mempercayai hoaks (berita palsu) tersebut dapat mencemarkan nama baik Deiyai. Jika kelompok KNPB ataupun kelompok yang lain meminta sejumlah uang, datang temui bupati dan uang tersebut untuk membuat kegiatan. Tidak boleh seperti itu karena akan menimbulkan suasan tidak aman,” tegas Edowai.
Sementara itu Ketua DPRD Deiyai Petrus Badokapa dalam pertemuan tersebut juga menyayangkan peristiswa pembakaran Pasar Waghete oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Peristiwa tersebut bukan hanya mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tetapi berpotensi memicu situasi masyarakat dan daerah tidak nyaman.
“Kejadian (kebakaran Pasar Waghete) kemarin membuat kios dan lapak pakaian milik pedagang mengalami kerugian besar. Untuk itu masyarakat yang dimintai keterangan harus mengatakan dengan jujur dan jelas pada saat peristiwa terjadi. Apakah, misalnya, dia yang melakukan ataupun oknum-oknum lain, masyarakat harus berikan keterangan dengan jujur. Kami DPRD akan pantau situasi bersama Pak Bupati, Pak Dandim, dan Pak Kapolres,” kata Badokapa.
Menurut Badokapa yang kini menjabat Ketua Asosiasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Papua Tengah mengingatkan, sebelum menyambut kemeriahan Hari Natal 25 Desember 2022 agar kita menyelesaikan masalah untuk tidak ada lagi berita palsu atau hoaks yang mengganggu nuansa damai Natal khususnya umat Kristiani.
“Bila suasana Natal tidak berjalan dengan aman dan damai, ada saja oknum atau kelompok yang memanfaatkan momen dengan memperkeruh suasana atau keadaan yang sudah aman dan damai saat ini,” kata Badokapa, Ketua DPC Partai Hanura Deiyai. (Ansel Deri, Yulius Pekei/Odiyaiwuu.com)