Semarakkan Hari Guru Nasional, Dua Wartawan Transfer Ilmu Jurnalistik Bersama Guru dan Puluhan Siswa - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Semarakkan Hari Guru Nasional, Dua Wartawan Transfer Ilmu Jurnalistik Bersama Guru dan Puluhan Siswa

Kepala SMP Negeri II Nubatukan Yosef A Amasuba, Andri Atagoran, dan Alexander Paulus Taum (tengah) berfoto bersamaa para guru peserta pelatihan jurnalistik dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-77 PGRI tingkat Kabupaten Lembata di aula SMPN Negeri 2 Nubatukan, Desa Pada, Lembata, Jumat (25/11). Foto: Dok. OSIS SMP Negeri II Nubatukan.

Loading

LEWOLEBA, ODIYAIWUU.com — Peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (25/11) bukan saja diisi dengan apel bendera. Berbagai kegiatan edukatiff dilakukan dalam rangkaian ikut menyemarakkan momentum berharga bagi guru, para pahlawan tanpa jasa.

Di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) II Nubatukan, Desa Pada, Kecamatan Nubatukan, di jantung Lewoleba, kota Kabupaten Lembata, kepala sekolah bekerja sama dengan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) menggandakan peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI dengan menyelenggaran pelatihan jurnalistik.

“Setelah kami adakan apel bersama peringatan Hari Guru Nasional sekaligus HUT ke-77 PGRI tingkat sekolah, kami semua mengikuti acara tiup lilin, berdoa bersama, dan bersalaman satu sama lain. Kami doa bersama sebagai ungkapan syukur atas jasa guru baik yang masih hidup maupun yang sudah berpulang. Kemudian para guru dan puluhan pengurus OSIS mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik,” kata Kepala SMP Negeri II Nubatukan Yosef A Amasuba kepada Odiyaiwuu.com dari Lewoleba, kota Kabupaten Lembata, NTT, Sabtu (26/11).

Menurut Amasuba, pihaknya mengundang dua pemateri masing-masing Alexander Paulus Taum, wartawan harian Media Indonesia liputan Lembata dan Andri Atagoran, wartawan TVRI biro Lembata. Dua wartawan senior ini, ujar Amasuba, guru dan penulis senior asal Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Alexander dan Atagoran diundang khusus untuk mentranfer, berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait kerja-kerja jurnalistik hingga cara menulis berita dan feature sederhana.

“Saya mengundang rekan Alexander dan Atagoran berbagi ilmu jurnalistik. Saya memandang dua rekan ini mumpuni di bidangnya dengan rekam jejak terukur. Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI, keduanya perlu berbagi ilmu jurnalistik kepada rekan-rekan guru dan adik-adik pengurus OSIS. Pelatihan ini sekaligus cara SMPN Negeri II Nubatukan mendukung literasi di Lembata. Kami sadari, Lembata bertabur wartawan dan penulis hebat, tetapi tentu tak sebatas memiliki rasa kagum. Gerakan literasi melalui pelatihan ini mesti terus digelakan,” lanjut Amasuba, lulusan Universitas Nusa Cendana Kupang, Timor.

Alexander menjelaskan, dari aspek asal usul kata (etimologi), jurnalistik terdiri dari jurnal (journal, deurna) atau catatan harian dan istik yang berarti estetika atau keindahan. Sehingga jurnalistik adalah catatan harian yang mengandung keindahan yang disajikan kepada khalayak ramai.

“Jurnalistik memiliki sejarah panjang. Ia adalah cikal bakal munculnya jurnalisme seperti dikenal saat ini. Ia berkembang dan sangat dipengaruhi dinamika peradaban manusia dari jaman ke jaman, sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Jurnalistik tidak akan tenggelam hilang sepanjang sejarah perjalanan peradaban manusia. Praktik pengiriman berita sederhana sudah berlangsung sejak ribuan tahun sebelum Masehi, cikal bakal kerja kerja jurnalistik seperti yang dikenal sekarang,” kata Alexander,

Sedangkan Atagoran tampil menguraikan sekilas tentang teknik dan pola dasar penulisan berita seperti berita langsung (straight news) dan berita mendalam (indepth news/reporting). Ciri straight news fokus dengan penggunaan gaya bahasa yang lugas, to the point.

“Sedangkan berita mendalam, indepth news/reporting membutuhkan kerja ekstra wartawan misalnya hadir di tempat kejadian, melihat, mewawancara narasumber terkait, melakukan riset mini hingga menulis berita lalu mengirim ke redaksi,” ujar Atagoran.

Amasuba mengaku, puluhan guru dan 50 lebih pengurus OSIS peserta pelatihan jurnalistik sangat antusias dan senang mendapat bekal ilmu dari dua pamateri. Pihaknya berencana menjadikan kegiatan semacam ini agenda rutin dalam rangka membumikan semangat membaca dan menulis di kalangan guru dan siswa.

“Pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait bahkan gubernur sampai bupati selalu menggaungkan literasi sebagai kebutuhan. Kalau di hulu sudah hadir dengan dorongan dan motivasi mulia, kami pihak sekolah di bagian hilir tinggal melanjutkan. Kita tahu, membaca dan menulis adalah kerja keabadian merawat peradaban,” kata Amasuba. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :